49. Terluka

52.6K 4.2K 317
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Mendapat izin dari suami untuk main ke asramanya Zia sampai lupa waktu karna keasikan ngobrol dengan teman-temannya, sudah lama Zia tidak berkumpul dengan mereka.

Gus Syafiq mengizinkan karna beliau sadar setelah Zia tinggal dengan dirinya di rumah Zia jadi jarang bermain dengan teman-temannya, lagi pula Gus Syafiq tadi ada urusan makanya beliau mengizinkan Zia. Sampai Gus Syafiq kembali ke rumah ternyata Zia belum pulang juga padahal sudah jam 2 lebih.

Gus Syafiq mengirim pesan keZia namun ternyata Hpnya tidak di bawa, terpaksa beliau menyusul istrinya di asrama. Saat ingin memasuki area santri putri Gus Syafiq teringat dengan peraturan yang berlaku, laki-laki sangat di larang pergi ke asrama putri begitupun sebaliknya.

"Mba," panggil Gus Syafiq ke salah satu santri yang kebetulan sedang lewat.

Karna merasa terpanggil santri tersebut pun menghentikan langkahnya seraya menunduk "Nggih Gus ada yang bisa di bantu,"

"Tolong panggilkan istri saya di kamar asramanya," ucap Gus Syafiq tanpa melihat ke santri tersebut.

"Maaf Gus, nama kamarnya apa kalo boleh tau,"

"Maryam nomor 4,"

Santri tersebut mengangguk "Kalo begitu saya permisi Gus, Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam," jawab Gus Syafiq menunggu di depan lorong asrama santri putri.

Santri tersebut tau istri dari Gusnya, sebelum menikah dengan Gus Syafiq Zia memang cukup di kenal banyak santri,  karna dulu Zia sempat jadi keamanan pastinya Zia sering bertemu dengan santriwati untuk mengontrol.

Sampai di depan kamar Maryam nomor 4 santri tersebut mengetok pintu dan mengucapkan salam.

"Maaf Mba di dalem ada Ning Zia?" Tanyanya.

"Ada," jawab Hani yang memang membuka pintunya.

"Ning ada yang nyariin nih," ucap Hani.

Zia mengerutkan keningnya, siapa yang mencarinya, batinya berkata. Namun tak urung Zia memakai sendalnya dan berjalan ke pintu.

"Siapa?" Tanyanya ke Hani yang di bales hendikan bahu.

Zia melihat ke arah luar "Iya Mba ada apa?" Tanyanya.

"Ning lagi di tunggu Gus Syafiq di depan," ucapnya memberi tau.

Zia melihat jam yang tergantung di kamar, jam setengah tiga itu berarti dirinya sudah sangat lama di sini.

"Iya Mba makasih yah,"

"Sama-sama Ning, kalo gitu saya permisi,"

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang