35. Di lamar

62.1K 3.4K 180
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Pagi yang cerah warga pesantren sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang siap-siap untuk sekolah, kuliah, ngaji dan kegiatan lainnya.

Begitupun dengan Zia sendari pagi dia di ndalem karna jadwalnya untuk piket di ndalem. Gus Syafiq sendiri belum pulang dari mushola entah sedang apa Zia pun tidak tau, tapi Zia bersyukur karna kalau sudah pulang mana boleh dirinya pergi.

"Nduk nanti bunga-bunga nya Umi, biar sampean aja yang siram yah,"

"Nggih Umi nanti Zia siram,"

"Oh iya, nanti ada tamu kamu jangan pulang dulu bantu Umi sama Mba Tri di sini,"

"Nggih Mi,"

"Makasih ya Nduk, Umi tinggal dulu,"

Umi Dijah pergi ke dalem, Zia pun pergi ke kebun belakang di mana ada banyak sekali tanaman milik Umi Dijah, mulai dari bunga, sayur, buah, dan lainnya.

Sedangkan Gus Syafiq sendiri beliau sedang kumpul dengan beberapa santri senior Al-ikhlas yang pastinya mereka laki-laki.

Mereka ngobrol banyak hal, kadang bercanda, kadang juga serius. Mereka bertanya kepada Gus Syafiq tentang agama yang mungkin mereka belum tau.

"Sudah siang saya pamit duluan," ucap Gus Syafiq saat melihat ternyata sudah jam 7 pagi.

"Nggih Gus monggo,"

"Ente ngaji jangan bolos,"

"Nggih Gus siap,"

"Assalmualaikum," salam Gus Syafiq.

"Waalaikumsalam," jawab mereka serentak.

Setelah kepergian Gus Syafiq.

"Guse apa ngga kepengin nikah yo," ucap salah satu santri.

"Yo pengin, mung durung ketemu jodohe,"

"Sudah ketemu kalian saja yang belum tau," cletuk Kang Haikal.

"Maksudnya gimana Kang?,"

"Nggak ada. Sudah ayo kita siap-siap ngaji,"
Jawabnya mengalihkan pembicaraan.

Mereka pun satu persatu mulai pergi, tidak ada yang curiga dengan omongan Kang Haikal mereka menganggap mungkin hanya bercanda.

Gus Syafiq sampai di rumah langsung membuka pintu dan mengucapkan salam.

"Humaira," panggilnya.

Beliau mencari Zia di dapur dan belakang tidak ada mungkin di kamar pikirnya.

"Humaira," kosong tidak ada juga, kemana istrinya. Beliau menarik nafas dan berusaha berfikir positif, Gus Syafiq melihat lemari baju-baju milik Zia masih ada, barang-barang lainnya juga masih ada.

CINTA DALAM DO'A    Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon