4

25 1 0
                                    

Di sebuah sore yang cerah, Cia sedang melangkah mengitari kediaman Ki Ageng Pandu. Saat berjalan di sekitar sudut belakang rumah, matanya tertuju pada sebuah pintu kecil yang terbuka sedikit. Dengan rasa penasaran, Cia mendekati pintu itu dan memasukinya.

Ketika memasuki ruangan tersebut, Cia terkejut melihat sejumlah besar buku yang tersusun rapi di rak-rak kayu. Ruangan ini sepenuhnya dihiasi dengan buku-buku yang berjejer indah, menciptakan suasana yang mirip seperti perpustakaan pribadi.

"Wahh" gumam Cia kesenangan dengan mata berbinar-binar seperti menemukan harta karun tersembunyi.

Dengan penuh kegembiraan,
Cia mulai menjelajahi rak-rak buku tersebut, ia menyadari bahwa ada berbagai macam judul dan macam buku yang tersedia. Cia merasa seperti menemukan surga buku pribadi yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Cia kemudian duduk di kursi kayu dengan bantalan empuk di tengah ruangan, ia mulai merasakan kebahagiaan yang mendalam. Cia memilih menyusuri rak buku sejarah. Terdapat satu buku yang terlihat agak berbeda dari yang lainnya. Buku itu berjudul "Majapahit: Peradaban Agung Nusantara". Dengan sampul yang terlihat kuno namun terawat dengan baik, buku ini menarik perhatiannya yang sedang mencari informasi tentang sejarah di masa ini.

"Ini bukannya buku yang sama dengan yang aku baca ya di Perpustakaan Nasional Indonesia saat itu?" Cia bertanya pada dirinya sendiri.

Setelah membuka buku tersebut, Cia disuguhkan dengan cerita yang begitu menarik tentang asal-usul Kerajaan Majapahit. Buku ini menceritakan bagaimana Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 Masehi setelah berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan.

Buku tersebut menjelaskan dengan detail bagaimana Kerajaan Majapahit tumbuh menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara pada masanya. Dengan kepemimpinan yang bijaksana dan sistem pemerintahan yang efisien, Majapahit mampu menguasai wilayah yang luas, termasuk pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan sebagian dari Semenanjung Malaya.

Selain itu, buku ini juga mengisahkan tentang kekayaan budaya Majapahit, seperti seni ukir, arsitektur, dan sastra yang berkembang pesat pada masa itu. Majapahit dikenal sebagai masa keemasan dalam sejarah Nusantara, di mana perdamaian, kemakmuran, dan kebudayaan berkembang pesat di bawah naungan kerajaan yang kuat.

Dengan membaca buku ini, Cua dibawa dalam sebuah perjalanan yang mengagumkan di masa ini, di mana kejayaan sebuah kerajaan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Buku ini tidak hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga cerminan dari kebesaran dan keagungan Kerajaan Majapahit yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia.

"Tapi.. bagaimana bisa penulis buku ini menggambarkan secara detail masa Jaya Kerajaan dengan penyusunan kata yang begitu dan kalau dilihat dari sampulnya juga sepertinya buku ini sudah cukup lama ada. Sedangkan Kerajaan Majapahit saja baru sedang jaya-jayanya saat ini, bagaimana bisa ya?" Dia bertanya-tanya di dalam hatinya mengenai kejanggalan buku tersebut.

"Apa aku tanyakan saja ya pada Ki Ageng Pandu? Ini kan rumahnya pasti dia tahu mengenai buku ini. Buku ini pasti ada hubungannya mengapa sampai bisa aku tiba di sini" gumam Cia.

Dengan langkah pasti ia keluar dari ruangan penuh tumpukan buku itu dengan membawa buku tersebut dan mencari Ki Ageng Pandu ke seluruh penjuru rumah.

"Mbok apakah Mbok melihat Ayah?" tanya Cia pada Mbok Nimas ketika ia berpapasan di tengah pencariannya mencari Ki Ageng Pandu.

"Wah sepertinya Ki Ageng Pandu tadi pagi ke istana untuk mengobati salah satu keluarga kerajaan yang sedang sakit" Mbok Nimas menjawab Cia.

"Yah, kapan kira-kira Ayah Pulang Mbok? Ada hal penting yang ingin aku tanyakan kepadanya" timpal Cia sedikit kecewa dengan balasan Mbok Nimas mengenai keberadaan Ki Ageng Pandu.

"Waduh Ndoro, karena ini sudah sore menjelang malam Ya sepertinya Ki Abang Pandu akan tiba di kediaman besok pagi atau mungkin bisa lebih lama di istana" jawab Mbok Nimas sekiranya.

Saat tiba waktunya makan malam

Cia makan dengan tidak bersemangat Karena rasa penasarannya yang belum terjawab.

"Kenapa nak? Apa makanan yang tidak enak?" ujar Ni Sara karena melihat gelagat Cia yang kurang bersemangat.

"Tidak apa Ibu, makanannya enak kok. Oh iya Bu, Kapan kira-kira ayah pulang ya?" Siap bertanya kepada Ni Sara berharap mendapatkan jawaban yang pasti.

"Wah ternyata kamu merindukan ayahmu ya, tadi pagi buta tiba-tiba prajurit datang dengan kudanya mengabari bahwa ada salah seorang anggota keluarga Kerajaan yang sedang sakit jadi ayahmu harus segera ke istana untuk mengobatinya. Karena sekarang sudah malam Jadi kemungkinan Ayahmu akan tiba besok pagi. Dia pasti senang sekali Jika tahu kamu merindukannya" Jawab Ni Sara sambil tersenyum tulus.

Cia mebalas dengan senyuman yang tak kalah tulusnya.

Sampai tiba akhirnya untuk tidur.

Di balik tirai malam yang gelap, Cia berbaring di tempat tidurnya, tetapi pikirannya tetap terjaga. Sebuah misteri yang belum terpecahkan terus menghantuinya, merayapi setiap sudut pikirannya. Sebuah pertanyaan yang belum terjawab masih berputar di benaknya, menimbulkan gelisah yang membuatnya sulit untuk tidur.

Cia telah menghabiskan berjam-jam mencari jawaban, tetapi semakin dia mencari, semakin kabur jawaban itu tampaknya. Pada suatu titik, rasa penasarannya tidak lagi hanya tentang jawaban itu sendiri, tetapi juga tentang mengapa jawaban itu begitu penting baginya. Apakah jawaban itu akan mengubah hidupnya? Apakah jawaban itu akan membawanya ke arah yang tidak dia duga?

Dengan mata yang terpejam, dia memutar balik setiap kemungkinan dalam pikirannya, mencoba merangkai potongan-potongan informasi yang dia miliki menjadi gambaran yang utuh. Tetapi semakin dia mencoba, semakin banyak pertanyaan yang muncul, semakin banyak kemungkinan yang harus dia pertimbangkan.

Waktu terus berjalan, dan langit di luar mulai memutih. Cia menyadari bahwa dia belum tidur sepanjang malam. Meskipun rasa penasarannya masih belum terjawab, dia menyadari bahwa untuk saat ini, dia harus membiarkannya pergi. Dia tahu bahwa jawaban akan datang pada waktunya, dan untuk sekarang, dia harus membiarkan pikirannya beristirahat. Dengan pikiran yang lebih tenang, dia akhirnya tertidur, menyerahkan dirinya pada mimpi yang membawanya ke alam yang lebih tenang.


Destiny? (SELESAI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat