14

24 1 0
                                    

Setelah lima tahun mengarungi bahtera rumah tangga, perjalanan pernikahan antara Raden Arya dan Cia telah menjadi bukti cinta yang kokoh dan teguh. Mereka telah melalui berbagai lika-liku kehidupan, saling menguatkan satu sama lain, dan selalu ada di saat-saat suka maupun duka.

Setiap pagi, Cia akan bangun lebih dulu untuk menyediakan sarapan untuk Raden Arya. Ia percaya bahwa memberikan perhatian kecil seperti ini adalah cara untuk menunjukkan cintanya. Raden Arya pun selalu tersenyum bahagia saat melihat usaha dan kasih sayang yang diberikan oleh istrinya.

Di tengah-tengah kesibukan mereka, Raden Arya dan Cia selalu menyempatkan waktu untuk saling mendengarkan. Mereka berbagi cerita tentang hari mereka, berbagi mimpi dan harapan, serta saling memberikan dukungan saat salah satu dari mereka sedang menghadapi masalah.

Meskipun tidak selalu mulus, Raden Arya dan Cia selalu menyelesaikan setiap masalah dengan dewasa dan penuh pengertian. Mereka belajar untuk saling menghargai perbedaan pendapat dan selalu berusaha mencari solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak.

Setiap tahun, Raden Arya dan Cia selalu merayakan hari pernikahan mereka dengan penuh kebahagiaan. Mereka mengingat kembali momen-momen indah dalam perjalanan pernikahan mereka, serta bersyukur atas setiap pengalaman yang telah mereka lalui bersama.

Setelah lima tahun yang penuh suka dan duka dalam perjalanan pernikahan mereka, Raden Arya dan Cia akhirnya disambut dengan berita yang sangat membahagiakan. Di tahun keenam pernikahan mereka, mereka diberkahi dengan kedua momongan yang mereka nantikan, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Kedua bayi kecil itu menjadi sinar terang dalam kehidupan Raden Arya dan Cia. Mereka memberikan semangat baru, kebahagiaan yang tak terhingga, dan arti yang lebih dalam dalam perjalanan rumah tangga mereka. Raden Arya dan Cia dengan penuh kasih sayang merawat kedua anak mereka, memberikan yang terbaik untuk masa depan mereka.

Perjalanan pernikahan mereka semakin indah dengan kehadiran anak-anak. Mereka belajar menjadi orang tua yang bijaksana, penuh kasih sayang, dan teladan bagi kedua buah hati mereka. Setiap langkah mereka diisi dengan canda tawa, keceriaan, dan ciuman mesra, menunjukkan betapa bahagianya mereka dalam keluarga kecil mereka.

Meskipun memiliki tanggung jawab yang lebih besar sebagai orang tua, Raden Arya dan Cia tetap menjaga api cinta di antara mereka tetap menyala. Mereka selalu menyempatkan waktu untuk berkencan, saling mengingatkan betapa mereka mencintai satu sama lain, dan berterima kasih atas keberuntungan mereka memiliki satu sama lain.

Di hari pernikahan mereka yang ke-10, Raden Arya dan Cia merayakan tidak hanya pencapaian pernikahan yang langgeng, tetapi juga kebahagiaan keluarga kecil mereka. Mereka bersyukur atas setiap momen indah dan tantangan yang telah mereka lewati bersama, dan bersiap untuk melangkah ke depan dengan penuh kebahagiaan dan cinta yang tak terbatas. Kini pernikahan Raden Arya dan Cia bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang komitmen, pengertian, dan kesetiaan satu sama lain. Mereka telah membuktikan bahwa dengan saling mengasihi dan menghargai, sebuah pernikahan dapat bertahan dan semakin menguat seiring berjalannya waktu.

....

Cia duduk di teras rumahnya, menatap indahnya langit senja yang mulai memerah. Suara riuh rendah anak-anaknya yang sedang bermain di halaman belakang membuatnya tersenyum. Di sampingnya, Raden Arya duduk dengan tenang, menatap matahari terbenam dengan penuh kebahagiaan.

"ada apa Yu?" tanya Raden Arya, melihat ekspresi ragu di wajah istrinya.

Cia tersenyum lembut. "Ayu hanya merenung, Mas. Terkadang Ayu merasa takjub dengan betapa bahagianya hidupku sekarang. Ayu tidak pernah berharap bisa kembali lagi ke masa depan, karena di masa ini, aku sudah menemukan kebahagiaanku bersama Mas dan anak-anak kita."

Raden Arya merangkul Cia erat-erat. "Mas juga merasa sama, Yu. Kita telah melewati begitu banyak bersama, dan Mas tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu dan anak-anak kita."

Cia menatap langit, lalu berbisik pelan, "Ayu berharap dan berdoa ibuku yang sedang berada di masa depan juga bahagia, meski tanpa aku di sisinya. Ayu yakin, di waktu itu, dia akan merasakan kebahagiaan yang sama dengan yang Ayu rasakan sekarang."

Raden Arya menyentuh lembut tangan Cia. "Mas yakin, Cia. Kebahagiaan kita sekarang adalah berkat dari doamu dan harapanmu. Kita akan selalu berdoa untuk kebahagiaan ibumu Ni Sara dan Ibumu yang di masa depan, seperti doa kita untuk keluarga kecil kita sendiri."

Dengan cinta yang tulus dan doa yang penuh harapan, Cia dan Raden Arya melanjutkan kebersamaan mereka dalam kebersamaan yang penuh cinta dan kasih sayang, merasa bersyukur atas setiap momen indah dalam hidup mereka yang telah mereka bagikan bersama.

.....

Di masa depan, Ibu Cia duduk di ruang tamu rumahnya, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Sudah 15 tahun berlalu sejak anak gadisnya, Cia, menghilang tanpa jejak. Setiap hari, Ibu Cia merasa hampa dan sedih, merindukan kehadiran anaknya yang begitu dicintainya.

Namun, suatu malam, Ibu Cia bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat Cia, tersenyum bahagia di tengah keluarga kecilnya. Ibu Cia melihat ekspresi wajah Cia yang penuh kebahagiaan, dan merasakan damainya hati Cia. Meskipun hanya mimpi, namun Ibu Cia merasa hangat di dalam hatinya, seolah-olah mendapat kabar bahwa anaknya baik-baik saja dan hidup bahagia di dunia lain.

Ketika Ibu Cia terbangun, hatinya dipenuhi oleh perasaan lega dan bahagia yang tidak terkira. Meskipun Cia masih belum kembali padanya, namun Ibu Cia merasa tenang karena tahu bahwa di dunia lain, Cia bahagia bersama keluarga kecilnya.

Setiap hari, Ibu Cia terus mendoakan kebahagiaan Cia di dunia lain. Dia membiarkan kenangan indah tentang Cia tetap hidup di hatinya, dan terus berharap bahwa suatu hari nanti, dia akan bertemu dengan Cia lagi, entah di dunia ini atau di dunia lain, dalam kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.

Destiny? (SELESAI)Where stories live. Discover now