|27| Balas Dendam (END)

16 2 0
                                    

Chapter XXVII

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Chapter XXVII

Balas Dendam

◆◇◆◇◆◇◆◇

Pria tua buncit berkumis dan seorang pria serba hitam tengah berjalan memasuki gedung yang katanya angker. Pria alias si dukun berjalan sambil memegang sebuah kris sebagai senjata perlindungan mereka. Bahkan mulut sang dukun komat kamit membaca mantra.

"Waduh, siapa yang nelpon ini?! Ganggu orang aja!"

Tiba-tiba dering handphone milik si pria tua buncit mengganggu aktivitas mereka. Mau tak mau pria itu mengangkat telepon sewaktu melihat nama penelepon. Sepanjang membalas panggilan, pria berkemeja biru muda itu mendecak sebal. Mukanya saja sudah memerah menahan amarah.

Usai mengangkat panggilan, si pria mendekati sang dukun. Pria tua itu meminta izin untuk pamit sebentar dengan alasan ada keperluan. Alhasil tinggalah si dukun seorang diri dalam menyusuri gedung D.

Setelah kepergian pria tua itu, semula rencana si dukun berjalan mulus. Namun, entah mengapa keris di tangannya bergoyang hebat lalu terjatuh. Saat itu juga sosok lelaki dengan mulut robek dan mata tercongkel menampakkan diri. Sosok itu tersenyum miring sembari tertawa kencang.

"Kenapa bersekongkol dengan orang jahat itu? Kamu yang bikin aku terkurung, 'kan? Sekarang aku sudah bebas! Hahaha!"

Sosok tersebut semakin mengencangkan tawa. Bahkan sosok tersebut perlahan terbang dan melayang-layang di atas si dukun. Masih dengan tawanya, si dukun pun berhasil terjatuh, tetapi tak mau kalah. Si dukun malah duduk bersila dan membacakan mantra.

Namun, apa daya, sosok tersebut tertawa keras sambil menengadahkan kedua tangan. Setelahnya sosok itu berhenti tertawa, menggeram marah dan menatap murka si dukun. Mendadak mata sang dukun membola. Lehernya seolah tercekat dan badan si dukun kejang-kejang. Detik berikutnya bola mata si dukun makin membesar hingga kepalanya pecah begitu saja.

Sosok tersebut kini tertawa melihat tubuh si dukun langsung ambruk ke tanah.



Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
SIURUPANOnde as histórias ganham vida. Descobre agora