5. Gading

31 9 6
                                    

"Halo."

"Aku tahu tadi aku nyuruh kamu istirahat dan meneggelamkan diri dalam duka, tapi aku cuma mau kasih tahu kalau aku nyaris yakin Lokitty bersih."

"Iya, aku tahu." Suara itu terdengar dari ponsel Nefer sekaligus belakang punggungnya. "Kebetulan tadi aku di dalam."

Nefer menoleh, menatap Mutny yang berjalan keluar dari Woodland dan menghampirinya. "Aku gak tahu kamu tadi di situ juga," Nefer memasukkan ponselnya ke dalam saku di balik jaket.

Mutny mengangguk. "Aku datang setelah kamu, tapi kamu lagi sibuk beramah-tamah sama Lia." Ia menyipitkan mata. "Asyik ya, dirayu cewek muda?"

Nefer menatapnya aneh. "Maksudmu apaan."

"Lupakan," Mutny menggeleng. "Aku gak duduk cukup dekat untuk dengar pembicaraan kalian, tapi Lia ngomong lumayan jelas, dan dari gerak bibirnya aku lumayan nangkap inti pembicaraan kalian."

"Aku gak tahu kamu bisa baca bibir."

"Kamu gak tahu lumayan banyak soal Mutny-mu."

"Yah," Nefer menyelesaikan roti lapisnya dan mengelap tangan ke celana. "Senggaknya kamu kelihatannya udah rada kayak Mutny yang aku tahu. Sekarang karena kamu udah balik normal, aku pengin tahu apa yang kamu udah tahu."

"Di sini?"

Nefer berbalik, menggesturkan pada Mutny agar mengikutinya. Mereka berjalan melewati orang-orang yang bergerombol atau sendirian, sibuk mengobrol atau memainkan ponsel mereka. Para pekerja yang sedang beristirahat siang dan orang-orang muda yang pergi bermain bersama teman mereka. Dari balik kepala-kepala yang berpapasan dengannya, Nefer melihat wajah yang familier: seorang pria tinggi besar berambut keriting dengan janggut yang diselingi warna perak berdiri di pinggir jalan seolah hendak menyeberang.

Mutny dan Nefer berjalan melewatinya, dan pria itu menjajari mereka.

"Mutny, Sovia," sapanya. Suaranya rendah dan kasar.

"Nefer," Nefer dan Mutny mengoreksi bersamaan. Nefer memimpin mereka berbelok memasuki sebuah gang di antara dua bangunan dan berjalan hingga ke ujung gang yang dibatasi oleh pagar ke halaman belakang rumah seseorang.

Nefer IV berbalik, mengaitkan ibu jari di lubang sabuk celananya dan menatap pria yang lebih tinggi setidaknya satu kepala di hadapannya. Pria itu berhenti dan merasa seolah ia terkepung saat Mutny melebarkan kaki dan menyilangkan lengan di depan dada. Ia mengangkat tangan. "Aku mendatangi kamu dengan damai."

"Sayangnya ada orang yang mendekati Femme enggak dengan damai," Nefer memutar pergelangan kaki kanannya. "Tahu sesuatu, Ding?"

Gading menggelengkan kepala. "Aku datang soalnya Ilham bilang kamu ke Woodland, cari gara-gara sama Lia. Kamu gak kasihan sama anak itu? Dia lebih muda daripada kamu, lho."

"Seolah aku peduli." Nefer menelengkan kepalanya ke belakang. "Terus kenapa? Kamu mau melindungi sekutu kamu, gitu?"

Gading mengerutkan kening. "Kamu beda banget sama—"

"Natascha? Yeah, udah banyak yang ngekode begitu." Nefer memindahkan titik berat badannya dari satu kaki ke kaki lain. "Kalau kamu ikut ke sini cuma untuk komen gitu, mending kamu pergi dari sekarang."

"Enggak, bukan gitu," Gading mengarahkan telapak tangannya pada Nefer. "Aku gak bermaksud menyinggung, cuma ... kamu agresif, dan Natascha—itu namanya?—dia lebih ... lembut dan...." Gading berhenti saat Nefer hanya mengerutkan salah satu alis dan menatapnya terganggu. Pria itu berdeham. "Lupain. Kayak yang tadi kubilang, aku ke sini karena Ilham ngasih tahu aku kamu ada di Woodland, dan dia curiga kamu gak bermaksud baik. Dengar, aku ngerti keadaan sekarang—"

[ID] Femme Fatale | Novel: Old Version, CancelledWhere stories live. Discover now