PART 3 HER

36 3 0
                                    

CODE NAME 13
Part 3 : HER
Created by Imay Ertiana

Malam begitu dingin dan gelap. Hanya sebuah bulan sabit yang menggantung di langit malam. Sebuah van hitam berhenti di sebuah sekolah yang telah terbengkalai. White terlihat turun dari dalam van itu. Dia hanya memakai kaos hitam dilapisi jaket dan celana panjang berwarna serupa. Rambutnya sengaja ia tidak ikat. Dia membuka pintu belakang mobilnya.

"Turunlah Red! Ada tugas untuk mu!" kata White sambil membuka pintu mobil.

Anak laki-laki yang ia panggil Red pun turun dari mobil dengan pakaian yang biasa ia kenakan. Red menyeringai senang dengan mata kanannya yang menyala merah dan sebuah hasrat untuk membunuh.

White menyalakan rokok di bibirnya, asap mulai mengepul dari rokok yang ia hisap. White mengambil beberapa pistol yang terdapat di mobilnya dan di selipkan di balik jaket hitamnya. Dia juga mengambil sebuah cambuk yang tergulung dan menaruhnya di pinggang.

"Apa kau sudah selesai? Cepat lepaskan ikatan ku! Tak sabar rasanya ingin segera bersenang-senang." kata Red menyeringai senang.

"Sabarlah bodoh! Kau harus bisa menahannya sebelum aku memerintahkannya!" ucap White melepaskan rantai di tangan Red.

"Hahahahahahaha aku sudah tak sabar untuk mencari mangsa" kekeh Red.

"Kita akan melakukan negosiasi dulu hiu kecil ku" goda White.

"Brengsek kau!!" kata Red kesal.

Mereka berjalan masuk ke sekolah tua itu. Beberapa pria berbadan kekar berstelan jas hitam sudah menanti mereka.

"Silakan masuk Tuan White." kata salah satu pria berjas hitam itu.

White dan Red berjalan memasuki aula sekolah. Disana seorang pria berjas putih sudah menunggu mereka.

"Tunggu disini Red, akan ku beri tanda nanti." ucap White berjalan menghampiri pria berjas putih tersebut.

Rupanya pria berjas putih itu tengah mendiskusikan sesuatu dengan White, namun terlihat seperti sedang berbisik.

Tiba-tiba saja segerombolan pria berhodie hitam menerobos masuk. Mereka bersenjatakan kampak dan sepertinya mereka telah berhasil melumpuhkan para bodyguard di depan tadi.

"Apa yang kalian inginkan?!" tanya pria berjas putih.

"Membalas dendam padanya!!" jawab salah satu pria sambil menunjuk White dengan kampaknya.

"Kalau begitu ini bukanlah urusan ku, jadi permisi tuan -tuan." kata pria berjas putih dengan santai meninggalkan White dan Red terkepung segerombolan pria berhodie hitam.

"Brengsek!! Habisi mereka Red!!" White mengeluarkan pistol dari balik jaketnya.

White menembaki orang-orang yang mencoba menyerangnya.

"It's show time!" kata Red menyeringai sambil mengeluarkan pisau dari saku jaketnya.

Red mulai menerjang para pria berhodie hitam itu. Rupanya mereka adalah teman-teman dari orang yang dia habisi kemarin. Red menendang salah satu pria yang menyerangnya hingga membentur dinding. Dia lalu menancapkan pisau ke mata pria tersebut. Pria itu hanya mengerang kesakitan.

"Wah sepertinya bermain dengan ini lebih menyenangkan!" ucap Red sambil mengambil kampak pria tadi.

Red mencabut pisaunya dan memjilati darah yang menempel di pisau tersebut. Dia lalu menyimpan kembali pisaunya ke saku jaketnya dan mulai mengayunkan kampak yang ia pengang secara membabi buta ke arah pria tadi. Tubuh dan wajah pria itu sudah tak berbentuk lagi. Red hanya menyeringai senang dan mulai menyerang pria yang lainnya.

Sementara itu White sudah kehabisan peluru, dia urung menggunakan cambuk di pinggangnya dan lebih memilih menggunakan kampak yang tergeletak.

Suara sirine mobil polisi tiba-tiba saja terdengar. Para pria berhodie hitam yang masih tersisa pergi melarikan diri. Begitu juga White dan Red yang terkejut dengan suara dari sirine mobil polisi yang tiba-tiba saja muncul. Mereka pergi melarikan diri melalui salah satu jendela yang kacanya telah pecah. Terdengar suara tembakan dimana-mana dan suasana di tempat itu pun semakin riuh.

Rupanya sebuah tembakan mengarah ke arah White dan Red. White tertembak di kaki kiri sedangkan Red di lengan kanan. White pun ambruk seketika ke tanah.

"Arrgghhh... Pergilah Red! Cepat pergi!!" teriak White kesakitan sambil memegangi luka di kakinya.

Red terus berlari ke arah belakang gedung sekolah, dia melompati pagar yang sudah rusak dan berlari ke jalanan sambil memegangi lengannya yang mengeluarkan darah. Dia berlari sempoyongan dan menabrak seorang gadis yang tengah berjalan sendirian.

"Hey kau baik-baik saja?" tanya gadis itu.

Red memindahkan penutup matanya kesebelah kanan tanpa di ketahui si gadis.

"Aku baik-baik saja, sebaiknya kau menjauh saja dari ku atau kau akan dapat masalah Nona" jawab Red tersenyum lirih.

"Hey aku harus membawa mu ke rumah sakit! Kau terluka parah! Siapa nama mu?" ucap gadis itu sedikit panik sambil menahan pemuda di depannya.

"B-Blue..." kata pemuda itu memejamkan mata lalu pingsan seketika

"Halo?! Aku butuh ambulance segera di tepi jalan Rosefelt Street, tempatnya di belakang sebuah sekolah yang sudah terbengkalai! Aku tidak tau?! Sepertinya dia terluka di bagian lengan sebelah kanan dan kehilangan banyak darah! Kumohon segeralah datang...." ata gadis itu menelepon seseorang dengan ponselnya.

"Hey Blue, ku mohon bertahanlah!" kata gadis itu sambil memangku kepala Blue di pahanya.

"Oh Tuhan semoga dia baik-baik saja" lanjut gadis itu sambil terus memegangi tangan Blue hingga mobil ambulance yang ia minta datang untuk menolong.

~bersambung

CODE NAME 13 S1 (Completed)Where stories live. Discover now