OL18 - Lies

9K 507 1
                                    

Happy reading

"Sifat seseorang tak selalu bisa dinilai dari tampangnnya saja. Kadang kita bahkan tidak tau apa maksud dan tujuannya. Sering sekali seseorang bersikap baik pada kita, namun pikirannya tidak sejalan dengan apa yang dilakukannya. Jangan mudah percaya kepada orang lain, tanpa kau sadari itu akan membuatmu hancur."

"Kebenaran tak selalu membuatmu mendapatkan apa yang kau inginkan.Tapi, berbohong selalu bisa membuatmu mendapatkan segala sesuatu."

"Kalian tau itu salah tapi kenapa dilakukan?"

❌❌❌

"Flora,"panggil Kesya yang sedang duduk seraya memperhatikan Flora yang sedang menyiapkan teh untuk Cristy .

"Iya, ada apa?"tanyanya.

"Bisakah kau bawakan kalung miliku di kamar?"tanyannya.

"Kenapa tidak kau saja yang mengambilnnya,"jawab Flora yang masih setia membuat teh.

"Badanku hari ini tidak terlalu sehat, lagi pula kalung itu adalah kalung pemberian dari ibuku, aku tak mau kehilangan benda berharga itu. Please, sekali ini saja aku meminta tolong padamu!"bohongnnya. Dilihat-lihat Kesya memang terlihat lemas dan tak bersemangat hari ini.

"Baiklah, setelah aku menyelesaikan pekerjaanku,"setelah membuat teh. Flora pergi meninggalkan dapur dan Kesya sendirian. Setelah Flora menghilang dari pandangnya, secepat kilat ia berjalan kearah teh tersebut. Sebelum ia melakukanya, Kesya menoleh kesana kemari memastikan tidak ada yang melihatnnya. Kesya menaburkan bubuk putih yang dapat dipastikan sangat mematikan. Setelah ia menuangkan semuannya ia mulai mengaduk teh tersebut agar bubuk itu larut kedalam.

Tak disangka seorang maid melihat semuannya, mulutnnya ternganga, matannya terbelalak. Ia tak percaya apa yang akan dilakukan oleh Kesya, ia pikir kesya adalah seseorang yang cukup baik, tapi dibalik senyuman itu tersirat sebuah kejahatan yang tak seorang pun yang tau. Ia tak habis pikir, kenapa?

"Sya, apa yang sedang kau lakukan? kau tau itu salah tapi kenapa kau melakukan hal itu, jangan jangan kau ingin memberikan teh itu kepada Luna!"Maid tersebut bernama Della ia bisa dibilang cukup dekat dengan Kesya setelah Flora.

Kesya memasukan kertas itu kembali kesakunnya dan menatap tajam Della yang sedang ketakutan sekarang ini.

"Sya, apa yang akan kau lakukan? jangan mendekat!"ucap Della yang berjalan mundur seraya melihat kearah Kesya yang berjalan mendekati dirinnya sambil menampakkan seringai dan ditangannya terdapat pisau yang berkilau, ia pastikan sedetik saja ia akan mati mengenaskan.

Greppp

Kesya menarik tubuh Dell dari belakang"Ssstttt, diamlah. Aku tidak suka kebisingan, tutup mulutmu dan jaga rahasia ini baik baik. Tutup mulutmu serapat mungkin, kalau tidak...." Kesya memainkan pisau yang berada ditangannya kemudian mengarahkan pisau tersebut keleher Della yang sedari tadi tubuhnnya sudah gemetaran dengan hebat. Keringat bercucuran dimana mana.

"Tapi..."

"Kukatakan diam apa kau ingin mencoba ini, hmmm!"Kesya semakin mengeratkan lengannya membuat Della sedikit susah untuk menarik napas.

"Baa..i..k la..hh,"ucapnnya ketakutan.

"Gitu dong anak baik," Kesya melepaskan lengannya dari leher Della yang sudah hampir kehabisan oksigen seraya mengacak rambut Della dengan pelan.

Our Luna ✔Where stories live. Discover now