OL31 - Rasa

6.5K 369 9
                                    

Happy Reading
***

Brain mendapati Kenzie yang sedang berdiri menghadap jendela sambil membelakangi dirinya. Brain tau apa yang sedang dipikirkannya sekarang, tapi waktu tidak dapat diulang sesuka hatimu, ia menghembuskan nafas sebentar sebelum mulai bertanya.

Kenzie yang menyadari akan kehadiran Brain langsung mengalihkan pandangnya menghadap ayahnya, dahinya mengernyit heran menatap Brain yang hanya berdiri menatapnya.
"Dad,"panggilnya.

"Kurasa wanita tersebut adalah Victoria,"ucapnya tiba tiba.

"Aku juga berfikir seperti itu Dad, tapi tidak mungkin, kalau Victoria masih hidup sampai sekarang! Aku melihat semuanya dengan jelas tepat di hadapanku!"memikirkan hal itu membuat Kenzie sedikit frustasi. Ia tak mengerti harus berbuat apa dan bertindak apa, bila ada yang mau memberitahukannya, silakan.

"Apa kau sadar kalau baunya sama seperti Victor, bahkan ia memiliki banyak kesamaan dengannya."

Beberapa saat mereka terdiam memikirkan pendapat masing masing, tidak ada yang tau yang sebenarnya.

"Bagaimana jika Victor melakukan suatu perjanjian?"tanyanya.

Kenzie masih tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Brain kali ini, perjanjian apa? ia tidak tau sama sekali."Maksudnya apa Dad? aku tidak mengerti!"

"Seseorang yang terpilih seperti Victor, pasti memiliki kekuatan yang besar, tapi tak memungkinkan untuk tidak terkalahkan. Bila Victor mengantikan kehidupanya untuk nyawa Victoria, mungkin saja Victoria masih hidup sampai sekarang!"sambungnya.

"Jadi?"

"Artinya, Victoria masih hidup sampai sekarang ini,"kalimat itu membuat Kenzie terdiam, ia membulat matanya tidak percaya dengan apa yang telah didengarkannya.

"Serius Dad,"tanya menyakinkan.

"Sepertinya kita harus mengali lebih banyak informasi tentangnya,"Brain akan mencari tau semua tentang wanita bernama Cristy itu, jika benar sesuai dengan dugaan maka ia berjanji akan melindungi wanita itu dengan sebaik mungkin.

Cristy melangkahkan kakinya menjauh pintu kamar, bayinya masih dalam gendongannya yang sedang tertidur pulas. Cristy tak ingin mrmbangunkannya, wajahnya membuat perasaan sedihnnya sedikit demi sedikit terkikis.

Pandangnya mengarah kesegala arah, seseorang yang dia cari sedari tadi belum menampakkan batang hidungnya.

Salah satu pelayan menyuruhnya untuk menemui Kenzie di bawah, entah ada angin apa membuat dirinya terpanggil secara tiba tiba. Tanpa basa basi Cristy melangkahkan kakinya menuju lantai bawah, kakinya terhenti saat lelaki itu memanggil dirinya dengan cepat.

Matanya menyusuri segala sudut ruangan mencari arah suara tersebut, rupanya ia sedang duduk mengahadapnya.

Satu persatu langkah ia lewatkan, sampai akhirnya tepat dihadapan Kenzie yang sedang memasang wajah datar. Cristy menelan ludahnya pelan, apa ia salah?

"Tak bisakah kau duduk!"

Mendengar nada tersebut membuat Cristy sedikit kesal, ia duduk terdiam sambil memandang Kenzie yang terang terang menatapnya.

"Apa tuan membutuhkan sesuatu?"tanyanya untuk mencairkan suasana tegang seperti ini.

Sebenarnya Cristy tidak pandai dalam menyelesaikan situasi seperti ini, tapi ia akan berusaha.

"Kau harus pergi bersamaku besok malam,"

"Kemana,"tanya Cristy.

"Jangan banyak bicara, lihat saja besok,"Cristy terdiam. Ia tak mau bertanya lebih lagi, ia tau Kenzie mungkin dalam mood yang kurang menyenangkan, mungkin?

Our Luna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang