(Sakuraba Haruto) - ICE CREAM

1.3K 106 46
                                    

Dijembatan yang menghamparkan pemandangan kota yang dibelah oleh sungai tepat ditengah kota, aku menikmati satu cup eskrim matcha-kopi yang menjadi rasa baru dari kedai tempat aku membelinya tadi, seseorang yang dengan wajah sumringah disampingku ini juga sedang menikmati eskrim cokelatnya. Aneh hari ini dia memilih rasa cokelatーkarena sebelumnya ia lebih suka eskim rasa buah-buahan.

“Haruto, kemarin pergi dengan Shungo-san kemana?” Aku memecah keheningan, lalu memasukkan beberapa suap eskrim, ternyata aku tidak terlalu suka rasa baru ini. Lain kali tidak akan kupesan lagi.

“Owl cafe.” Jawabnya sambil tersenyum, lalu menyendok eskrim cokelatnya lagi.

"Ooh, makanya banyak burung hantu disana ya?"

"Iya."

“Shungo-san terlihat sangat bersahabat denganmu. Apa menurutmu dia orang yang baik?” Aku menatap wajah sampingnya yang menampakkan lekukan senyum.

Ia menoleh kearahku dan dengan senyum cemerlangnya ia mengganguk antusias, “Ya.”

Haruto memang seperti itu, aku mencoba memahami satu-dua sifatnya, selain ramah dengan senyum pepsodent yang benderang, ia penyuka anak-anak, dan dalam kasus lain, denganku ia selalu menjawab seperlunya. Entahlah, itu juga masih menjadi misteri. Jadi yang seperti ini tidak terlalu aneh buatku seharusnya. Ya, seharusnya.

Wajah dari samping Haruto memang semenenangkan ini ternyata.

“Banyak perempuan yang membanjiri kolom komentarmu diInstagram, enak sekali ya kamu bisa terkenal bahkan sebelum debut. Jadi banyak fansnya.”

Ia tertawa, “Nggak juga.”

Aku menatap raksasa siang yang memantulkan cahaya redupnya di sepanjang sungai, beberapa orang tua menjemput anak-anak mereka yang terlihat dari kejauhan.

“Bagaimana latihanmu dalam memerankan Bokuto tadi?”Aku mendekat kearahnya sedikit ssebanyak dua langkah kecil.

“Berat.” Jawab haruto sambil menatapku lalu mengalihkam pandang ke tempat lain, masih dengan cengiran khas Haruto.

Aku memikirkan banyak pertanyaan yang membuatku menemukan jawaban, tapi ninil, aku tidak berjumpa pada apapun. “Kamu sayang Shungo?”

Haruto langsung menatapku dengan muka terkaget, lalu setelahnya tersenyum senang, “Sayang.”

“Apa Haruto pernah berpikiran pergi ke suatu tempat yang jauh?” aku menatap lurus ke depan menatap sekumpulan garis batas langit yang melewati ujung mata, dan saat itu aku merasa sendirian.

Ya, sendirian.

Padahal aku bersama seseorang.

“Nggak pernah.” Jawabnya tegas.

“kalau boleh milih Haruto lebih ingin masa depan atau masa lalu?”

“Masa depan.”

“Bagaimana rasanya kehilangan?”

“Nggak enak.” Jawabnya dengan satu senyum.

“Kalau misalnya Shungo dan aku memintamu datang diwaktu bersamaan, kamu akan pilih siapa?”

“Aku nggak bisa pilih.”

Lagi, aku menelan ludah. Kalimat itu tersangkut diujung lidah, Tak bisa keluar karena aku pernah betul merasakan kehilangan dan ditinggalkan, atau kenyataan bahwa seseorang yang sama-sama tidak bisa bertahan untuk tetap tinggal.

Tapi dia menemukanku, ketika aku sudah hampir menyerahーmeski tanpa sengaja.

Sakuraba Haruto menembakku di suatu hari musim panas di kampus, itu pun karena ia kalah melakukan true or dare.  Aku akui pernah merasa sangat senang meski tahu kenyataan bahwa aku tidak ditembak karena benar-benar suka. Ia selalu melakukan hal yang tidak bisa kulakukan, ia memang jarang bicara kepadaku, tetapi ia anak yang baik. Ia selalu tersenyum yang membuat aku seperti memenangkan sesuatu. Apa senyum itu untukku? Namun senyum sebenderang itu terasa seperti untuknya sendiri, bukan karena bersamaku.

Date with You (Haisute-Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang