(Kousei Yuki) - Lari Pagi

1.1K 76 14
                                    

"Kamu yang semangat dong larinya." Kousei Yuki, laki-laki berhodie hitam itu mengomentari laju lariku yang sama sekali nggak ada perkembangan, disebelahku.

Oh iya, kami sedang dalam kegiatan lari pagi mengitari taman kota yang luasya ber hektar-hektar. Oke, bagaimana agar lebih lokal kita menyebut taman kota sebagai alun-alun saja, bagaimana?

Aku menoleh pada Kousei, "Aku sudah semangat, tahu." Ia berlari mengimbangiku, "Kamu mau lari duluan?"

Ia diam saja menatapku dengan wajah polosnya, rasanya ingin ku-unyel-unyel saja muka imutnya.

"Yaudah sayang, kalu kamu mau lari duluan, gapapa." Aku melambatkan lariku dan mencoba bernapas teratur. Hal yang paling tidak kusangka adalah... Kousei beneran lari mendahuluiku.

Lari.

Mendahuluiku.

Oke. Dia nggak ngomong apa-apa, terus lari begitu saja.

Tepat ketika aku menoleh lagi, yang kudapati hanya punggungnya yang menjauh, dan aku masih berlari dengan kecepatan yang makin melambat. IH SEBEL! TADI KAN KUSURUH DULUAN MAKSUDNYA BASA-BASI! TUNGGUIN KEK, BAGAIMANA KEK! DASAR KOUSEI COWOK NGGAK PEKA!

Aku berlari dengan sisa-sisa tenaga yang kupunya. Nyebelin banget deh, tadi Kousei yang ngajaki aku jogging bareng, eh sekarang malah ninggalin. Rese memang, nyebelin, kesel, marah ini.

Tuk. Tuk. Tuk.

Seseorang mengetuk bahuku sebanyak tiga kali dari belakang. Aduh apaan lagi sih ini?!

Dengan lemah aku menoleh kebelakang, ia sudah membawa satu gelas minuman yang seperti cendol dan menatapku aneh, "Tolong pegangin." Katanya sambil menyimpan minumannya yang masih baru itu ke tanganku. "Sekarang, kamu madep depan, deh."

Kousei memutar badanku perlahan.

"Apa kamu pusing?"

"Nggak."

Setelah kujawab, ia melepas kuciran rambutku, aku sempat kaget beberapa saat karena aku nggak bawa penjepit atau kuciran lagi.

Duh bagaimana dong?

"Iketan rambut kamu turun tadi, aku benenrin ya?" Kousei meminta izin. Ia sedang mempermainkan rambut merahku. Karenany a aku berhenti sebentar untuk menepi dan membiarkannya merapihkan ramnutnya yang katanya seperti singa.

Aku merasa rambutku di unyel unyuel.

Tapi meski begitu, Kousei perhatian, kan sama penampilanku. Dia memang anak baik. Pacarku sih.

"Nah, selesai." Ia membalik badanku tadi lalu beropini sambil tersenyum, "Nah, kan. Cantik."

"Kamu beli ini tadi? Cendol?" aku memberikan gelas itu lagi padanya.

Ia mendorong balik minuman itu, "Nggak. Itu punya kamu." Kousei tersenyum cemerlang, "Kamu kayaknya capek banget, makanya aku beliin minuman yang manis-manis."

Jadi tadi dia lari duluan itu mau beliin ini, toh?

Kok unyu sih!

"Ih manis banget!" komentarku, gemas.

"Kan belum diminum, kok sudah bilang manis?"

"Bukan ini," aku menggeleng, "Kamu ini manis banget sih!"

Karena kalimat itu, dengan wajah polos tanpa dosanya, ia tersenyum malu-malu. Kalau beni itu boleh langsung ku cium saja nggak sih? Di tempat umum begini? Gapapa kali ya. Dilihat orang juga, siapa peduli?

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note:Pansi anj

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note:
Pansi anj. Terinpirasi dari replyan teman aku di twitter tadi pagi pas aku joging. Maaf pendek, sengaja hehehe. Maaf kurang manis, akunya lagi pait (?)

 Maaf kurang manis, akunya lagi pait (?)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Date with You (Haisute-Fanfiction)Where stories live. Discover now