(Takasaki Shungo DREAM) pt. 2

513 55 6
                                    

MANDI

"Kamu nggak mau mandi?" Shungo keluar, dengan berbalut handuk dan sedang mengusek-usek rambut basahnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

"WOI GAUSAH TERIAK-TERIAK!"

"BURU PAKAI BAJU! BURUAN!!!!!"

Shungo dengan sekali lompatan refleks langsung merengkuhku dan menutup mulutku dengan sigap. Ini sih bisa buat gila! Dia yang setengah telanjang sekarang memelukku.

Ohmygod ohmygod ohmygod ohmygod.

"Nggak perlu sehisteris itu, lah." Bisiknya ketika aku mulai tenang--TAPI YA SETENANG-TENANGNYA AKU PASTI KALAH SAMA DEBARAN JANTUNG YANG NGGAK BISA BISA DIAM KAYAK BEDUG KELILING GINI.

"GIMANA NGGAK HISTERIS, KAMU TELANJANG!"

"Aku pakai handuk, kok!"

Saat sadar dengan posisi yang ada, serta merta kujauhkan diri dari jangkauannya. "JANGAN GITU LAGI, OKE?"

"Gitu lagi, gimana?" Shungo menaikan alis bingung, mungkin ia memang nggak merasa berbuat salah. Dasar cowok nggak peka!

Aku menunjuk-nunjuk mukanya dengan geram, lalu mengutip kalimat yang sedang viral di Twitter, "KAMU KOK GANTENG BANGET APA SENGAJA SUPAYA AKU MATI?"

"Kalau kamu mati karena aku ganteng, nanti juga aku hidupkan lagi berkat kegantengan ku." Shungo memberikan wink yang, membuatku ingin bertaubat kepada yang maha kuasa.

"Sekarang kamu pakai baju!" Titah ku, sebelum semu bertambah hot dan aku akan meleleh seperti lilin Squidward.

"Sekarang kamu mandi!" Ia balik memerintah padaku.

Dan ya, aku menurut pada akhirnya.

***

Aku menggosok seluruh badanku hingga wangi, lalu keluar dengan keadaan sudah berpakaian. Karena aku orangnya bodoh tapi tidak suka mengulang kesalahan, aku belajar dengan cepat dan sudah membawa baju--yang entah milik siapa--dan memakainya dikamar mandi sebelum keluar.

Tau reaksi apa yang kudapatkan?

"Gitu doang? Pinjam kaosku? Nggak mau dandan gitu?" Shungo menatapku dari atas sampai bawah, pun sebaliknya, dari bawah sampai atas lagi. "Oh iya, kamu suka nya yang natural-natural ya?"

Natural palelu. Memang dasarnya buluk mah nggak usah ditutupin make up, kan? "Aku orangnya apa adanya."

Ia menarikku duduk di sofa, "Apa adanya itu kata lain dari pemalas, kan?"

"Aku nggak malas, aku cuma menghemat energi." Aku mengelak, meskipun itu benar sih. Hehe. "Lagian mau kemana sih?"

"Pacaran lah." Shungo menjawab dengan enteng.

"Kemana?"

"Kamu maunya kemana?"

"Dih, balik nanya."

"Ya namanya pacaran tuh ngikut kata nyonya dong."

Aku mendekat kearah Shungo, dengan wajah serius, aku bertanya, "Memang betul kita pacaran?"

Shungo melihatku mengatakan itu seperti melihat rumus fisika menyebalkan, "APAANSI, yaiyala. Kamu punya selingkuhan ya nanyanya begitu terus?"

"Bukan, bukan." Aku menggelengkan kepalaku kencang-kencang, takut putus juga sebenarnya huhu, "Aku yakin banget ini mimpi. Bukan nyata."

Shungo menatapku heran, "Kenapa kamu begitu takut kalau ini mimpi?"
Ia mengacak rambutku, "nyata atau mimpi, tugasmu hanya bahagia, kan?"

Eh?

"Kalau begitu sebelum terbangun, bagaimana kalau kita buat kenangan indah sebanyak mungkin?" Usul Shungo.

Mendengar kata 'kenangan' membuat hatiku berdenyut sakit, sayang sekali ya kalau ini cuma mimpi.

"Jadi ayo ganti bajumu." Shungo tersenyum, sebuah bolong dipimpinnya menjadi sangatanis seperti donat cokelat--dan aku baru sadar ia memang ganteng pangkat sejuta.

***

***

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Date with You (Haisute-Fanfiction)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt