19.

2.3K 178 6
                                    

“Jangan nyakitin cewek, entar kena sumpahnya, bakal susah sendiri. Kutukan mantan itu menakutkan loh!”

Dio terlihat lesu, tubuhnya enggan beranjak dari kasur kost-kostan nya. Jari tangannya sibuk menscroll layar smartphone yang terlihat membosankan. Padahal hari ini, dia memiliki jadwal kuliah yang sayangnya tidak terlalu dipedulikan.

Sam, hanya bisa memperhatikan sahabat karibnya malas. Sudah sejak satu jam tadi dirinya–teman kost Dio–berkoar-koar meminta sahabat karibnya untuk segera bangun dan membersihkan diri untuk berangkat ke kampus bersama, tapi sayangnya kalimat perintah yang sejak tadi Sam koarkan tak lantas membuat Dio bangun dari kasurnya.

“Yo, ini jam lo udah mepet tahu gak? 1 jam lagi mapel pertama lo!” teriak Sam frustasi.

Dio hanya menggumam, tanpa melirik Sam sedikitpun. Merasa masa bodoh dengan sahabatnya yang hampir marah karena tingkahnya. Rasa malas benar-benar telah menghinggap pada tubuhnya, sampai-sampai dirinya tak ingin beranjak dari kasur yang tiba-tiba terasa sangat empuk ini.

“Ya ampun!! Ini anak. Gak masuk lagi?” Sam berdecak kesal melihat Dio yang sama sekali tak merespon perkataannya. Bukannya Sam terlalu sensi layaknya ibu kost yang tidak menerima uang sewa selama 2 bulan, hanya saja Sam merasa muak dengan tingkah sahabatnya–sekaligus teman kost–yang makin hari makin malas. Sam hanya ingin sahabat karibnya ini bisa menyelesaikan kuliah dengan segera agar bisa bahagia tanpa beban skripsi yang lama tidak mendapat ACC. Tapi Dio malah tidak pernah mempedulikan perhatiannya.

“Hayati lelah bang ngomong terus.” Keluh Sam, meniru salah satu dialog film.Dio hanya melirik sekilas, melanjutkan kegiatan yang terasa membosankan yang selalu dirinya lakukan. Menggulirkan layar smartphone miliknya–lebih tepatnya beranda Instagram–tanpa peduli ada sesuatu yang menarik atau tidak yang jelas jarinya bisa menggeser-geser layar smartphone tanpa henti.

Sam yang lelah lantas pergi meninggalkan Dio yang masih sibuk melakukan kegiatannya yang begitu membosankan. Baru satu langkah pergi, panggilan Dio lantas membuat langkahnya otomatis terhenti. Kini Sam melakukan balas dendam dengan mengabaikan panggilannya, kakinya kembali melangkah tanpa peduli dengan panggilan Dio yang semakin keras.

"Tidak semudah itu Paijo," ucap Sam dalam hati, diiringi tawa jahat layaknya ibu tiri dalam sinetron Azab.

“Sialan lo! Pulang gak gue bukain pintu!” teriak Dio kencang yang sukses menghentikan langkah Sam. Dengan gesit, kini Sam kembali mendekat ke dalam kamar, menghampiri Dio yang masih menampilkan raut muka datar seolah kesal dengan tingkah
Sam.

“Gitu aja ngancem. Gue yang dari tadi lo cuekin aja diem gak ngan-”

Kalimatnya terhenti begitu melihat sebuah postingan yang ada dalam beranda
instagram milik Dio. Matanya memicing memperhatikan sosok wanita cantik dengan make up tebal yang tersenyum bahagia dengan tangan menggandeng sosok pria yang tak kalah
bahagia juga. Gaun putih dan latar foto dengan rerumputan hijau lantas membuat Sam sedikit
bingung.

“Lo mau pesen make up penganten? Atau lo mau jadi model?”

Dio hanya mendengus mendengar jawaban Sam yang sedikit menggelikan. Dio tidak mungkin ingin di make up, terlebih menjadi model. TIDAK AKAN.

Melihat tanggapan Dio, Sam semakin dibuat binggung karena pertanyaannya sama
sekali tidak terjawab oleh sahabat yang sekarang tepat dihadapannya.

Introvert?Where stories live. Discover now