21.

2K 212 10
                                    

"Kenapa gak lo akui aja si Sa itu buku punya Azka?"

Alsa sontak mengernyit, kemudian menatap tajam ke arah Adam yang tengah kesal karena misinya belum juga usai.

"Adam kalau gak ikhlas bantu Alsa ya udah si udahan aja bantunya."

"Ikhlas gue mah. Ikhlas banget!!" Jawabnya dengan penekanan pada kalimat akhir.

Alsa tersenyum. "Ikhlas kok diutarakan. Ikhlas tuh gak perlu diumbar Dam."

Adam menatap Alsa sinis.
"Yeu ini bocah.. orang gue jawab apa yang ditanya."

"Yaudah. Gue udah nyampe nih. Lo mau gue anter gak??" Tawar Adam. Alsa mengernyit sebentar. Tumben Adam baik, kena setan rooftop kali ya?

"Anter deh."

Mereka kembali melangkahkan kakinya. Menuju hunian Alsa yang sepi. Sesekali mata Adam melirik Alsa sekilas. Ada senyum di bibirnya.

Ternyata Alsa kalau diperhatikan itu manis. Mungil dan

"Kok gue jadi mikir gitu?!" Rutuk Adam dalam hati.

Jangan-jangan ....

"Anhaarr!!! Mau kemana?" Alsa tiba-tiba berteriak kala melihat Anhar mengeluarkan motor dari halaman rumahnya. Motor bising yang menyebalkan tapi ngangenin bagi Alsa.

"Eh Sa, mau les. Buat persiapan ujian. Duluan ya ..." jawab Anhar cepat-cepat. Kemudian pergi meninggalkan asap kendaraan juga suara bising yang memekikkan dan menyebalkan menurut Adam. Sedang Alsa? Malah senyum-senyum gaje sambil menghirup dalam-dalam bau asap yang enak seperti parfum. Kenapa bisa gitu ya?

"Eh Sa. Itu siapa?" Tanya Adam mulai kepo dengan cowok yang katanya mau les persiapan ujian. Bisa disimpulkan di sini, dia pasti kelas 12.

"Anhar. Tetangga depan rumah Dam. Temen Alsa. Tempat curhat Alsa. Adam kan pernah ketemu ih," jelasnya panjang, lengkap dengan senyum yang terus saja ditampilkannya.

Adam hanya ber-o panjang. Keingintahuannya merambat lebih jauh. Apa mungkin iya?

***

Bibi yang ada di rumah Alsa meletakkan gelas minuman itu dengan kasar. Adam yang tengah asyik menatap smartphone miliknya lantas terkejut sebentar.

"Ya Allah bi, nanti mejanya pecah kasihan." Guraunya dengan raut wajah yang masih sedikit kesal.

Bibi itu lantas pergi begitu saja. Tanpa senyum sedikitpun, seolah benar-benar malas menyambut kedatangan Adam untuk kedua kalinya.

"Dasar yaa ..."

Fyi, Adam kini tengah duduk dengan santai di sofa empuk milik Alsa. Dengan sedikit pemaksaan, Adam meminta untuk ikut masuk ke dalam rumah. Padahal sang pemilik rumah tengah ogah-ogahan menerima tamu semacam Adam. Tapi dengan adanya pemaksaan, Adam berhasil duduk dengan nyaman di sofa empuk milik Alsa sekarang.

"Alsa ganti baju apa ganti kulit sih? Lama bangettt," monolognya sambil melirik-lirik ke arah tangga di mana kamar Alsa berada.

Smartphone miliknya kini tak lagi semenarik tadi. Es jeruk di depan mata kini lebih terlihat menggiurkan. Diteguknya cepat-cepat, gaya minumnya kini terlihat mirip-mirip iklan adem sari itu loh. Dibawah air terjun, sejuk, menyegarkan... Adam terlihat menghayati kenikmatan perasan jeruk buatan bibi Alsa.

"Ahhh ..." kata penutup iklan minuman yang sering di dengar muncul dari mulutnya sendiri.

Alsa yang melihat melongo sebentar. Perasaan rumahnya bukan tempat casting iklan minuman. Kan?

Mata Adam tanpa sengaja menangkap kehadiran Alsa. Adam lantas kembali menetralkan ekspresinya dan melupakan hal konyol tadi. Berharap Alsa tidak melihat hal konyol itu. Tapi dari rau wajah yang ditampilkannya, rasanya cewek yang Azka sebut tulalit itu telah melihat semuanya.

Ok fiks. Harga dirinya ikut turun layaknya rupiah sekarang.

"Adam ngapain tadi?"

Alsa berjalan mendekat. Ikut duduk disebelah Adam dengan tenang. Tapi masih bingung dengan kelakuan Adam yang absurd tadi.

"Gak. Lo tuh ganti baju apa ganti kulit sih?! Lama banget. Tuh sampe gelas gue kosong blong.. " Adam berkoar-koar berusaha mengalihkan pembicaraannya agar tak lagi berfokus pada adegan iklannya tadi.

Sejujurnya Adam ini ada bakat-bakat akting dari kebiasaannya bercermin dan bermonolog dengan bayangannya. Tapi mau dibilang ahli juga tidak ... dibilang tidak ahli juga ... yaa... tidak juga. Adam sih tidak mau sombong katanya. Jadi dengan kebiasaannya itu, Adam beberapa kali ikut memperagakan adegan iklan di tv-tv yang sering muncul.

Misalnya saja minggu kemarin

FLASHBACK

Adam yang tengah bersemedi di dalam kamar lantas merasa lapar. Grup cacing yang ada di dalam perutnya tengah menabuh drum secara acakadul. Memberikan melody indah yang membuat nafsu makan seketika muncul begitu saja.

Mata yang semula memejam, kemudian membuka. Dengan gesit, dia turun dari spring bed miliknya dan keluar mencari Mamah tercintanya.

Kakinya melangkah menyusuri seluruh ruang rumahnya. Tapi sang mamah juga tak kunjung terlihat dipandangannya.

"Mahh!!" Panggilnya keras, berharap mamahnya mendengar.

"Mah!!" Kakinya berjalan ke halaman belakang. Benar saja. Mamahnya tengah sibuk mengurus rumput liar yang tumbuh disekitar sayur. Mirip-mirip kegiatan opahnya upin-ipin itu ...

"Mahh!!" Panggilnya lagi. Reni--mamah Adam--menengok, menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan panggilan anak sulungnya itu.

Dengan kurang ajarnya.. Adam malah mendekat dan mengucapkan hal konyol yang sedikit aneh dipendengaran mamahnya sendiri.

"Minta kiko!!" Tirunya di iklan itu. Padahal lapar. Tapi gara-gara mengingat iklan, jadilah mintanya kiko bukan nasi juga chicken crispy KFC.

FLASHBACK OFF

"Cuma berapa menit juga. Lagian yaDam, Alsa gak buka casting iklan. Ngapain sok-sokan gitu. Gaya-gayaan minumnya. Lebay tauk!"

Adam mendelik.

"Nih gue jelasinn yaahh .." ucap Adam dengan gaya sombong.

"Gue itu sebenernya ada bakat teather dikitt .. apa akting ya? Yang jelas gue jago akting kok kayak jepri itu,"

Alsa lantas mengernyit. Sebodoh dan sepolos Alsa, setidaknya dia masih tau artis-artis terkini yang ganteng-ganteng. Tapi jepri itu siapa?

"Emang artis jaman sekarang ada yang namanya Jepri Dam?"

Adam mengangguk yakin. "Adaa!! Yang jadi nathan, yang jadi siapa lagi ya, yang main film banyak itu loh."

Alsa menggaruk tengkuknya sebentar. Bingung sendiri dengan sosok yang dibicarakan sekarang.

"Alsa gak pahaamm. Terus Adam kenapa gak pulang ih. Minum kan udah abis, harusnya Adam udah pulang sekarang." Jawabnya dengan wajah tanpa dosa.

Adam lantas menegakkan tubuhnya, teringat kembali dengan niat awalnya untuks datang ke rumah Alsa.

"Gue mau tanya soal misi kedua gue yang lo batalin, kenapa udah lo anggep selesai Sa?"

***

Ok fiks. Selesai sudah saya Update😆
Btw malesnya udah berkurang. Dan himbauan untuk temen readerskuhh .. kalau kalian kelamaan nunggu update cerita ini, dimohon untuk bersabar. Kalau kalian pengen baca cerita lain aku yaa gak apa. Sebelah-sebelahnya lagi masih banyak koq😚

Untuk itu, stay tuned ya sama cerita saya yang gaje ini.

Bye guys💕💕💕

Introvert?Where stories live. Discover now