25.

1.7K 191 8
                                    

"Sial!! Gue ngapain tadi?!" Umpatnya kesal menyadari tingkahnya yang nekat tadi.

Adam menyesali akan perlakuannya tadi terhadap Alsa yang benar-benar terlihat aneh. Tiba-tiba memeluk dan yang lebih disesalinya, untuk apa dia malah menyandarkan kepalanya dengan enteng tanpa berpikir matang.

"Gue gak mabok perasaan. Tapi gue ngapain tadi astaga!!! Malu-maluin goblok!!"

Karena kekesalan yang meluap-luap, Adam menjatuhkan tubuhnya pada springbed empuk kemudian berguling-guling tidak jelas, berusaha melupakan adegan menyek-menyeknya tadi.

Ternyata dia dan Alsa lumayan sering ya melakukan adegan menyek-menyek.

Saat masih sibuk dengan rasa malu dan penyesalan tadi, Adam kembali teringat dengan buku catatan miliknya itu. Dia lantas bangkit dan langsung membuka halaman terakhir di sana. Tulisannya tentu saja masih sama. Tidak berubah karena sama sekali tidak tersentuh olehnya.

Entah kenapa, dia malah kembali membaca semua isi catatan itu dari awal. Sedikit tersenyum kecil membaca tulisan tangan rapih itu.

Matanya membelalak. Sadar akan sesuatu yang ganjil dalam tulisan itu.

Merubah jati diri???

"Tahun baru. Kali ini-"

Adam otomatis menutup buku itu cepat-cepat, melotot pada orang yang membaca tulisan itu tanpa kata permisi pada Adam.

"Ngapain lo?! Kebiasaan dehhh ya masuk kamar tanpa ketukk!!"

Cowok itu lantas melongo. Menunjuk pintu yang terbuka lebar sejak tadi.

"Kebiasaan dehh!! Pintu gak ditutup!!" Balasnya dengan nada bicara meniru Adam.

"Ck, seenggaknya lo panggil gue lah Rei!"

Iya, cowok itu Rei. Sohib Adam yang super duper bawel dengan ucapan layaknya ciwi-ciwi centhil. Entah salah siapa sih, Rei nya yang suka nyelonong, atau Adam yang hobi gak nutup pintu.

"Btw... buku itu yang dari dulu lo baca dehh.. lo nulis diare gitu?"

Adam melirik kesal "hello!! Diary bukan diare. Dikira mencret apa?!"

"Eww cyiinn tapi bukunya mirip punya Azka. Kalean beli bareng omegot?!" Rei berucap dengan gaya sok kaget. Padahal gak.

"Kenapa gak ajak eikee?!!" Lanjurnya dengan nada protes yang dibuat-buat.

Adam melotot.

Menyadari akan kesamaan itu.

Tanpa diminta, semua kejadian sejak kemarin, ucapan sohibnya bahkan Alsa terputar otomatis. Adam mulai mengingat juga menyusun semuanya, seolah mengumpulkan kumpulan puzzle agar semua pikiran ganjil yang melayang dalam pikirannya hilang, terselesaikan.

"Jadi selama ini ...??"

"Apaan deh?! Jangan gantung gue deh chyn!!" Rei yang merasa kesal sendiri protes karena bingung dengan ucapan Adam.

"Bawa motor kan lo?!! Anter gue ke rumah Sasa!"

***

Rei sudah menjalankan motornya amat jauh. Sementara orang yang diboncengnya masih sibuk membaca dengan mata terhalang kaca helm. Mungkin orang itu tidak sadar kalau mereka berdua telah berputar-putar dijalan tak tentu arah.

Rei ingin sekali bertanya juga mengobrol. Setidaknya menghilangkan rasa bosan, tapi apa daya. Adam tidak menerima pertanyaan apapun bahkan menolak keras untuk mengobrol dengan Rei. Tengah fokus katanya.

"Ini gue gimanaa coba?!"  Rei gelisah sendiri. Tak henti-hentinya menggigiti bibir. Bingung sendiri itu gak enak ya.

"Dam?" Panggilnya lirih.

Adam tidak mendengar suara lirih Rei. Masih berfokus pada bacaan penting itu.

"Adam!!!" Panggil Rei lebih keras lagi.

Adam melirik Rei dari kaca sepion. Menyiratkan rasa kesal karena terganggu dengan panggilan cowok itu.

"Gue mau tanyaaa dih!! Jan judes kek ciwi PMS deh!"

Adam mengembuskan napasnya gusar. Kesal sendiri dengan Rei yang tidak bisa diajak kompromi ini.

"Apa?!"

Rei menggigiti bibirnya lagi mendengar jawaban Adam yang terdengar eumm menyebalkan.

"Gue gak tahu Sasa yang mana, emang rumah yang lo maksud dimana coba?? Jan lupa ya kalo gue tuh bukan anak MIPA!"

Adam melongo. Rahang bawahnya seolah jatuh tepat ke tanah. Menempel keras seolah rahang miliknya terasa amat berat.

Ok kali ini salahnya.
Maapkeun

***

"Tinggal gak nihh?! Ini bensin ampir abis tau gak gara-gara lo!!" Kesalnya. Motor kesayangannya ini hampir dehidrasi dan mati gara-gara terlalu lama berputar-putar tak tentu arah. Sebenarnya bukan salah Adam sepenuhnya juga si. Tapi tetap saja Adam SALAH!

"Tinggal aja deh. Udh gk butuh lo!! Hushhh!! Pergi,"

Rei mencebikkan bibirnya kesal. Emang dasar ya. Dirinya selalu dimanfaatkan. Dengan kekesalan yang meletup layaknya ciwi PMS, dia pergi meninggalkan Adam yang masih sibuk mengetuk pintu.

Rumah Sasa memang terlihat sangat sepi. Tak ada jawaban dari ketukannya sejak tadi.

"Gak asik ah masa harus besok?! Harus cepet-cepet selesai!"

Tekadnya kuat. Ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah Alsa. Dan harusnya, hari ini juga, masalah itu terselesaikan.

Dengan basmalah, Adam kembali mengetuk pintu dan memanggil nama Sasa untuk kesekian kalinya.

"Sasa!!! Sasaaa!!!"

Dan ya, nihil. Tak ada jawaban sama sekali. Dengan langkah berat, Adam berbalik dan pulang. Menunggu angkot yang entah kapan bisa datang.

***

"Habis darimana kamu?"

Adam baru saja 1 langkah memasuki rumahnya, tapi langsung dibuat kaget dengan pertanyaan itu. Adam lantas tersenyum, eum lebih ke berusaha tersenyum di depan Mamanya itu.

"Abis kerumah temen ma, tapi gak dirumah jadi pulang." Jawab Adan jujur. Karena memang kenyataannya begitu kan??

"Gak usah keluyuran terus kamu. Belajar aja anteng di kamar. Lihat dong si Abdi, dia adek kelas kamu kan?? Undah ganteng, pinter, gak suka ngluyur, mana ngebanggain kemarin baru juara olimpiade. Sekarang lagi seleksi paskibra provinsi. Kan kalau mama yang jadi mama dia bakal bangga! Harusnya kamu juga gitu dong kak! Seenggaknya banggain mama satu kali aja."

Untuk kesekian kali Adam hanya diam. Memaksakan senyum dan mengangguk patuh. Mengiyakan semua kalimat mamanya. Adam masih diam di tempat, tidak bergerak sama sekali. Menunggu lanjutan kalimat yang biasanya selalu ada sebagai penutup omolan sang mama.

"Semoga aja adek kamu gak kayak kamu kalo gede!"

Adam lantas tersenyum. Mengangguk lagi dan pergi meninggalkan sang mama yang masih terlihat kesal. Yahh susah memang menjadi kakak yang tidak ada lebihnya bagi sang mama.

Menyedihkan memang.

***

Ok disini terbuka lo siapa tersangka dalam misi 1 a.k.a pencuri diare ups diary punya Alsa.

Belum paham. Ulang lagii deh bacanya.

Disini juga kebuka masalah Adam dengan sang Mama. Pokoknya ini semua tentang Adam yaaa...

Siap untuk mengakhiri semua teka tekinya??

Stay ya buat epilog yang hampir mendekatt😙
Lovee buat kalean semoaaaaa😌💕💕💕💕

Introvert?Where stories live. Discover now