22.

1.9K 199 9
                                    

Alsa memberanikan diri menjatuhkan bokongnya pada kursi kayu keras yang tepat di sebelah Sasa. Dia berangkat lebih pagi, menghindari Sasa tentunya. Tapi tetap saja nanti dia akan berhadapan kembali dengan cewek itu. Sejak kemarin, dia sudah habis-habisan berlatih cuek layaknya bibi di rumah. Tapi tetap saja susah. Memang dia ini kan mulutnya susah untuk dikunci rapat. Sekalipun dikunci, ya tetap saja bisa terbuka dengan mudahnya.

Begitulah kenyataannya.

Tapi, untuk kali ini, Alsa berusaha mungkin bisa diam. Tidak memedulikan Sasa yang tepat di sampingnya nanti. Dia tak ingin repot-repot pindah tempat duduk--karena memang nyatanya tak akan ada yang mau duduk bersamanya kan?--dia juga tak ingin memperlihatkan kepada banyak orang bahwa dia juga Sasa bermasalah sekarang. Entah hanya Alsa yang menganggap ini bermasalah, atau Sasa memang sudah peka sebelumnya?

Yang jelas, Alsa belum tahu pasti tentang itu.

Belum juga lama melamun dan memikirkan tentang Sasa, dengan cepatnya cewek itu malah masuk dengan lari juga senyum cerah. Menghampiri Alsa tanpa rasa bersalah.

"Alsa!!" Sapa Sasa dengan raut wajah bahagia.

Alsa sama sekali tak melirik kehadiran cewek itu. Dia menyibukkan dirinya dengan buku coretannya yang hampir penuh dengan coretan yang tidak jelas. Macam seni nirmana 2d saja.

Sasa yang merasa aneh, lantas duduk di samping Alsa. Memerhatikan wajah cewek itu. Terlihat datar, dan marah? Atau kenapa dia?

"Alsa ada masalah?" Tanya Sasa pelan.

Alsa yang sudah terlanjur jengah lantas berdiri kemudian pergi meninggalkan Sasa yang masih juga bingung dengan keadaan.

***

"Hallo, lo Ghaisan Anhari Ha-"

"Ya, duduk gih."

Adam yang belum menyelesaikan pertanyaan itu lantas duduk dengan tenang. Ok, mungkin cowok dihadapannya ini kelihatannya tidak suka akan basa-basi.

"To the point aja. Kenapa? Dan sebelumnya gue gak merasa ada masalah sama lo."

Adam menghela napas lemah. Ok, kehidupannya penuh dengan orang-orang menyebalkan ya?

Tidak ingin membuang-buang waktu lagi, Adam mulai melaksanakan misinya.
Tersangka ke-2.

"Lo tau tentang buku diary Alsa?"

Mendengar itu, Anhar bingung. Kenapa dengan cewek depan rumah itu?

"Maksud lo? Lo siapanya dia dan ada hal apa lo tanya gitu?"

Adam tersenyum miring. "Gue ditugasin Alsa cari buku diary punya dia yang ilang. Dan lo cukup mencurigakan,"

Anhar mengernyit bingung. Kenapa dia harus dibawa-bawa dengan masalah ini?!

"Sorry sebelumnya. Gue bahkan deket sama Alsa sekadar ojek dadakan dia, temen cerita dia udah. Dan .. dia sekadar tetangga depan rumah yang jarang nongol di komplek aja. Udah."

Adam tak lantas percaya begitu saja. Dipikir dia ini mata-mata seperti apa yang tidak tahu akan semua ini.

"Tidak semudah ituu kau mengelabuhiku tarjio,"

"Gue udah tahu semuanyaa .."

"Lo bukan Tuhan!" Balas Anhar sarkas. Adam masih bisa santai, karena emosi hanya akan menghancurkan semua rencananya.

"Gue punya bukti kalau lo yang ambil buku diarynya Alsa. Besok lo harus nemuin gue sama Alsa dirumah Alsa."

***


Adam masih saja menyibukkan diri dengan misi yang belum juga selesai. Pemandangan depan komplek menjadi penenang kali ini. Sore kali ini mendung, entahlah, memang menyesuaikan mood Adam atau hanya kebetulan.

Kebetulan lah.

"Kenapa cewek polos punya masalah lebih rumit si?"

Monolognya. Tangannya menopang dagu, matanya menatap sendu langit abu yang ada dihadapannya sekarang.

Lagi galau malah dikasih pemandangan galau juga. Astaga,

"Makin kesini gue kok makin sering aneh?"

Ya. Adam makin kesini makin aneh. Galau karena Alsa, tiba-tiba serius membantu menyelesaikan masalah cewek itu, berubah menjadi sedikit baik jika di dekat cewek itu.

Tapi ini bukan cinta kan?
Suka aja bukan kan?

"Gue kenapa jadi uring-uringan gini astaga!!" Teriaknya frustasi.

Misi pertama belum kunjung selesai, misi kedua juga dibatalkan tanpa alasan yang jelas. Adam penasaran dengan misi kedua itu. Rasanya misi itu lebih menantang, mengetahui latar belakang seseorang yang jelas-jelas belum dikenalnya.

Segila itu ya dia, memusingkan masalah Alsa tanpa peduli masalah dirinya sendiri.

***

Sedikit ah
Bye di part selanjutnya.

Typo? Maapin deh yaaa

💕💕💕

Introvert?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang