🍒 Part. 3

17.1K 338 12
                                    

HOME

When I Go Home

🍁

"Kuharap bukan Ahjussi-Ahjussi berperut buncit dan berkepala botak yang mengantarmu barusan."

Saehee baru saja melempar sendal hak tinggi miliknya secara asal yang sudah semalaman penuh melekat pada tungkai indahnya. Lalu berjalan tanpa alas kaki menuju ranjang dan menghamburkan tubuh ke atas petakan empuk tersebut.

Ucapan sang teman yang baru saja terlontar sempat membuat Saehee terkekeh, "Aku tidak seramah itu mau diantar oleh Ahjussi berkepala botak, Ra."

"Lalu siapa yang mengantarmu barusan?" tanya Hyera juga ikut mendaratkan bokongnya di atas ranjang setelah sebelumnya sibuk berkutik dengan buku dan tugas di meja belajar.

Mendadak Saehee tersenyum pun mengingat kejadian yang ia alami subuh ini. Terakhir kali Saehee melihat melalui remang cahaya lampu dalam mobil, gincu bibirnya ternyata membekas pada sudut bibir pria yang bahkan tak ia kenal tersebut. Tetapi Saehee tak ingin mengatakan apapun, biarlah bekas merah itu menjadi oleh-oleh si pria ketika ia sampai di rumah dan bercermin.

Hyera berceletuk ketika menyaksikan Saehee yang ditanya malah tersenyum seperti orang sawan, bahkan Hyera sudah menyelesaikan memasang kancing seragam sekolahnya, "Kurasa kau diapa-apakan ya di rumah pelacuran itu? Kau jadi keenakan kan sehingga tersenyum begitu."

Pun terdengar amat menggelitik isi perut, Saehee mendudukkan tubuhnya lalu menatap pada Hyera tidak percaya, "Apa kau sungguh yakin aku terlihat begitu?" ucap Saehee melepaskan kekehannya.

"Entahlah, tetapi tingkahmu jadi aneh setelah menuruni mobil hitam yang mengantarmu tadi. Kau habis melakukan apa?"

"Kau sungguh memuakkan ya," lantang Saehee kembali tertawa lalu beranjak dan meloloskan diri ke dalam kamar mandi.

Sedangkan Hyera hanya menggelengkan kepalanya keheranan, merasa menjadi seorang teman yang telah gagal menggiring temannya untuk bertindak normal. "Kurasa ada yang melecehkannya, jadi dia mendadak tolol seperti itu." imbuhnya lalu menyeret langkah keluar dari kamar.

🍁

Sebetulnya ini hanya mengenai ketidak sengajaan yang dialami oleh Kim Saehee, murid tahun terakhir di SMA Guk Seoul. Bahkan gadis 19 tahun ini tidak mengerti dengan apa yang telah ia alami malam itu. Entah itu murni keinginan pria yang mencumbuinya ataukah diam-diam Saehee juga menginginkannya.

Lamunan gila itu tak kunjung hilang dari presensi Saehee sejak duduk di atas bus, masuk ke dalam kelas, bahkan Kimbab yang ia pesan di kantin hanya ia pandangi saja. Benar kata Hyera, mungkin lamunan tersebut adalah imbas dari ketololan mendadak yang Saehee dapat setelah semalaman tak pulang ke rumah.

"Demi Tuhan, Sae. Kau sungguh membuatku takut." tegur Hyera yang duduk di hadapan Saehee.

Saehee sempat sedikit tercingangah kala telapak tangan Hyera menari-nari di depan wajahnya berusaha membuyarkan lamunan yang saat ini ia idap, "Kau kenapa, Ra?"

"Coba katakan padaku, siapa yang melecehkanmu semalam? Atau aku harus bertanya pada pacarmu yang berdarah China itu? Bukankah kau curiga jika dia diam-diam bermain di rumah pelacuran." Hyera berargumen begitu saja. Tahulah, kekhawatiran seorang teman bukanlah hal yang bisa diajak bermain-main.

Tetapi Saehee lagi-lagi tersenyum sembari meremat kepalan tangannya sendiri lalu memukul gemas meja kantin, "Hyera, apa kau tahu? Aku baru saja berciuman semalam."

Y A D O N GWhere stories live. Discover now