🍒 Part. 13

5.2K 182 14
                                    

LEARN

I Can't to Learning How to Make You Understand

🍁

Alunan lagu-lagu lawas turut menyambut Jungkook dan kawan-kawannya ketika baru saja memasuki kawasan rumah Nenek Ahyun. Lebih tepatnya beliau adalah Nenek kandung Jungkook. Pertama menapak di permukaan tanah yang sedikit basah karena malam ini turun gerimis justru membuat Saehee semakin merasakan khawatir.

Terlebih ketika suara serak wanita tua yang Saehee yakini adalah Nenek Ahyun itu menyeruak dari pintu utama rumah ala pedesaan miliknya. Berjalan sedikit bungkuk sembari dibantu oleh sebatang tongkat. Tertawa riang pun menyebut sebuah nama yang juga Saehee yakini adalah nama kecil sang cucu. "Kookie," sejenak Saehee sempat tersenyum saat mendengar nama tersebut. "Sepertinya Nenek tidak akan menyusahkan permainanku." teriaknya dalam hati.

Perlahan mereka berhasil menapak pada luasan halaman terakhir hingga sampai pada ambang pintu rumah, dan Nenek sudah terlihat sangat bersemangat menyambut.

"Aigoo... Ayo-ayo Kookie, Jiminie, ayo masuk. Udara malam sangat dingin." kata Nenek. Gaya khas seorang Nenek memang selalu saja seperti itu. Logat khawatir berlebihannya sangat terasa ditambah dengan aksen Busannya yang unik.

"Hai, Nek. Sudah lama sekali tidak bertemu ya." sapa Jungkook terlebih dahulu kemudian mencium kedua belah pipi Nenek Ahyun.

"Hai juga, Nenek." berlanjut dengan sapaan Jimin yang berakhir Nenek memukuli lembut bukong Jimin menggunakan tongkat bantu miliknya.

"Kau benar-benar sok dewasa ya, Park Jimin. Kapan terakhir kali kau mengunjungi Nenek? Saat itu rahangmu masih kenyal seperti kue beras hangat. Sekarang lihatlah, tulang ini benar-benar membuatmu semakin tampan." ujar Nenek panjang lebar sembari mengusap rahang tegas milik Jimin.

Jimin hanya menggaruk tengkuknya malu sembari terus tersenyum, "Saat itu aku masih SMA, Nek."

"Dia begitu karena dia tidak menganggapmu Neneknya, Nek." Hasut Jungkook. Ssbetulnya Nenek memang sudah paham saja. Kedua cucunya sangat sibuk sampai-sampai tak punya waktu untuk pulang ke kampung halaman.

"Hei mana ada yang seperti itu, bodoh." sanggah Jimin menendang kaki Jungkook sekilas.

"Sudah-sudah, kalian memang tidak pernah berubah ya. Aku jadi sedih melihatnya tahu tidak?" ucap Nenek membarut dadanya prihatin. Tingkah kedua cucunya juga salah satu hal yang sudah Ahyun pahami sedari dulu. Hal tersebut bukan terjadi tanpa alasan. Secara tidak sadar ia tiba-tiba teringat akan seseorang.

"Oh iya, dimana cucuku yang satu lagi?" tanya Nenek larak-larik mencari presensi lain di belakang Jungkook dan Jimin, dan hanya melihat dua gadis muda belia sedang berdiri malu di sana.

Lantas membuat Jimin dan Jungkook saling melemparkan pandangan. Bingung harus menjawab apa karena mereka tahu yang Nenek maksudkan adalah Taehyung. Dan asal tahu saja, baik Jungkook ataupun Jimin tak pernah mengajak Taehyung untuk urusan apapun.

"Dimana Taehyung?" tanya Nenek lagi.

"Hyung sedang banyak pekerjaan, Nek. Makanya dia tidak ikut." merasa bersalah sebenarnya karena sudah membohongi Nenek, hanya saja membuat Nenek marah dengan mengatakan yang sebenarnya mungkin akan memperburuk keadaan.

"Susah sekali menjadi orang dewasa rupanya. Khususnya untuk orang-orang berpendidikan seperti kalian." imbuh Nenek kemudian menatap pada dua cucunya.

Sedangkan Saehee yang merasa presensinya tak memiliki pengaruh sedikitpun, mulai membuat perasaannya jadi tak karuan lagi. Bagaimana bisa Nenek hanya diam saja dan tak bertanya apapun setelah melihat dirinya dan Hyera.

Y A D O N GWhere stories live. Discover now