Nine

9.6K 647 20
                                    


  Aaron bingung dengan keadaan ditempat ini. Sangat ramai dan penuh peralatan pesta. Apa yang akan terjadi disini

Dia hendak mencari Coolio untuk mengatakan Aaric butuh handuk. Karena dia tidak tahu dimana mereka meletakkan handuk. Dan dia terlalu gengsi untuk bertanya pada pelayan yang lalu lalang

Akhirnya!

Dia melihat Coolio yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. Pria itu sudah rapih dengan setelan formalnya dan sibuk dengan ponsel ditanganya

"Dad!"

Coolio tidak berhenti. Dan Aaron terpaksa mengejarnya

"Dad, dimana handuk diletakan? Aaric menyuruhku mengambilnya dia menunggu dikamar mandi"

Aaron mengikuti langkah besar Coolio yang masih belum berhenti

"Minta pelayan membawakan untuk nya"

Aaron berlari kecil karena Coolio semakin cepat "Tidak bisa, dia pemalu"

Tiba-tiba Coolio berhenti

"Kalau begitu dia akan dikamar mandi sampai kau menemukan handuk"

Coolio melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Aaron yang sedang melakukan sumpah serapah

"Permisi"

Seorang pelayan yang lewat berhenti dan menunduk

"Ya young master?"

"Bisa bawakan handuk untuk kembaran ku? Dia masih dikamar mandi"

"Akan saya lakukan"

"Sebentar"

Pelayan itu kembali menunduk

"Kau harus pelan-pelan memberikannya, dia agak pemalu"

Pelayan itu mengangguk dan bergegas membawakan handuk untuk Aaric yang berada di kamarnya

"Kau kah itu?"

Aaron berbalik saat seseorang memanggilnya

Laki-laki yang sedang bersandar di pilar yang ada di ruangan ini

"Oh sepupu ku" Ucap nya "Lawan ku untuk menerima warisan keluarga ini"

Aaron langsung ingat

"Oh kau Ates? Anak paman Carlo? Si pecundang itu ya?"

Ates melotot mendengar perkataan Aaron

"Apa kau bilang?"

"Ayah ku yang mengatakan nya"

"Oh Aaron dimana Aaric? Kalian harus melakukan Fitting sebentar lagi para desainer itu akan datang"

"Madre apa-apaan ini? Apa kau tidak melihat ku disini?" Kata Ates dengan suara kencang

"oh dio" (Oh Tuhan) Carisa menghampiri Ates dan memeluknya tak lupa di berikan kecupan dikeningnya. Ates senang menjadi cucu paling disayang disini. Tapi Carisa kembali menghampiri Aaron, senyum Ates menghilang

"Ayo kita harus bersiap"

"Bye pecundang"

Aaron dan Carisa pergi. Tinggallah Ates yang sendirian dengan kekesalan nya. Saat hendak pergi, dia terkejut. Bagaimana bisa Aaron ada disini? Bukankah tadi pergi bersama Carisa? Ates memperhatikan dengan seksama

Oh dia lupa kalau mereka kembar

"Kau lihat kembaran ku?"

"Siapa kau?" Tanya Ates sedikit kesal

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now