Forty

4.2K 314 12
                                    


Pagi ini Coolio bangun tidur bersama seluruh beban beratnya yang dia simpan sendirian. Urusan Aaric dia Las vegas sama sekali tidak dia beritau pada Gregory dan Carissa, tidak ingin membuat Carissa bertambah pikiran tentang anaknya dan kembali bersedih. Aaric berangkat tadi malam untuk mengikuti kegiatan sekolah di sebuah pulau. Hari ini hari ulang tahun kedua anaknya, tapi Coolio tidak merasakan apapun. Sore ini dia akan berangkat ke Las vegas untuk bertemu Ariana, karena perbedaan waktu mungkin saja disana mereka sudah merayakan ulang tahun Aaric

Dia menyibak selimutnya, berjalan ke kamar mandi dengan gontai. Memperhatikan dirinya sendiri dikaca kamar mandi lalu berfikir mengapa hidupnya bisa senaas ini, dia harusnya menjadi ayah paling bahagia karena punya dua orang anak aneh

Deringan ponsel menyadarkan Coolio dari lamunan nya. Dia memasang airpods di telinganya lalu menekan tombol untuk mengangkat telfon

"Aku hanya akan meeting satu kali hari ini Ana, batalkan janjinya"

Coolio mendengar sekretarisnya berbicara panjang lebar sambil melepas piyama tidurnya

"Aku mau kau kosongkan jadwalku hari ini, kau tahu aku akan ke Las Vegas sore nanti. Jangan ganggu aku lagi"

Coolio berfikir untuk sedikit berendam sebelum memulai aktifitas beratnya. Maka pagi ini dia akan menikmati kesempatan waktu luangnya untuk berfikir. Mengapa jika berurusan dengan Aaric dia akan kalah?

.
.

Hari sudah mulai gelap tapi Aaric masih terus bermain game di ponselnya dengan serius. Ariana keluar dari siang tadi meninggalkan nya sendirian dirumah entah kemana, Aaric sama sekali tidak perduli

Saat dia merasa bosan bermain game dan hendak berjalan ke dapur mengambil minum, dia justru dikejutkan dengan Ariana yang muncul dengan sebuah kue ditangan nya. Dan jika bibinya tidak akan menyerah mendekatkan Aaric dengan Abigail dia sangat yakin jawaban nya adalah YA. Karena Abigail ada disebelah Ariana memegang sebuah paperbag dan satu lilin ditangan nya

"Aku tidak akan nyanyikan lagu ulang tahun" ucap Ariana menggoda

"Aku juga tidak ingin dengar" Aaric meniup lilin dikue ulahg tahun nya lalu dilanjut mencium Ariana disemua sisi wajahnya

"Kau juga harus tiup yang itu sayang"

Aaric melirik Abigail yang masih memegang lilin menyala, astaga sampai kapan bibinya akan terus beride untuk mereka berdua?

Aaric maju sedikit untuk meniup lilin Abigail yang mendapat sorakan bahagia Ariana

"Aku akan telfon Aaron, kau bisa menemani Abigail duduk sebentar?" Aaric mengangguk

Dia menggiring Abigail duduk di sofabed tempatnya beberapa menit lalu duduk untuk bermain game. Sial Ariana, semuanya terasa sangat canggung

Aaric menoleh kearah Abigail yang tertawa, jika dia merasa wanita itu sedang menertawainya

"Ini benar-benar akward"

Aaric tersenyum begitu saja melihat Abigail yang tertawa, suatu hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya

"Terimakasih, bibiku sangat merepotkan"

Abigail mengatur nafasnya untuk menormalkan kembali dirinya "Iya dia sangat merepotkan tapi aku memang ingin melakukan ini"

Aaric menatap Abigail. Mereka terdiam sambil menatap satu sama lain dalam beberapa detik, Aaric memutus tatapan nya

"Selamat ulang tahun"

Jantungnya berdetak ketika sebuah tangan mulus mendarat di lengan nya. Abigail tersenyum padanya

"Terimakasih"

Stayed with fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang