Seventeen

6.8K 590 20
                                    


  setelah menunggu hampir seharian, akhirnya dokter keluar dan memberi tahu keadaan Aaric didalam

Tabrakan itu terlalu kencang, dan posisi Aaric yang menyamping saat menyebrang menyebabkan benturan keras pada tubuh sebelah kanan nya. Tulang bahunya tergeser, dan mereka harus berusaha cepat untuk mengembalikan posisi tulangnya sebelum Aaric dinyatakan cacat

Kini, Aaric sudah dipindahkan ke kamar rawat.. Satu rumah sakit tahu siapa keluarga ini, mereka tanpa bertanya langsung memasukan Aaric kedalam kamar paling bagus disini

Meskipun Aaric belum sadar dari biusnya, Olivia sama sekali tidak meninggalkan nya. Aaron tidur di sofa yang ada didalam kamar Aaric dirawat, Olivia menatap kedua anaknya bergantian

'Ini belum seberapa sayang, kalian harus siap untuk yang lainya didepan nanti'

Coolio masuk kedalam dan membuyarkan lamunan Olivia. Dia berusaha mendekat pada Olivia untuk berbicara secara perlahan, dan dia berharap Olivia bisa menjawabnya tanpa amarah

"Bagaimana keadaanya?"

Kalau boleh bilang, ada rasa menyesal saat melihat Aaric terbaring lemah disini. Apalagi saat dia tahu pelakunya adalah Damien. Dia ayahnya wajar kan kalau dia merasakan perasaan itu?

"Kau tahu jawabanya tanpa aku harus menjawabnya"

Coolio menatap Olivia yang hanya fokus pada Aaric. Sesekali dia mengelus wajah Aaric, dia tahu Olivia sedang mengharapkan anak itu untuk bangun, dan dia juga mengharap hal yang sama

"Aku akan telfon Roy dan menyuruhnya membawa Aaron untuk istirahat dirumah"

"Tidak" jawab Olivia langsung "Selama Aaric belum sadar, kau tak akan bisa memisahkan mereka"

Insting anak kembar

"Aku tidak memaksa mereka"

Obrolan mereka masuk pada tahap paling dinantikan Olivia

"Tapi kau mengharuskan mereka yang belum siap"

"Aku menyuruh mereka berlatih"

"Kau salah taktik" Olivia menatap mata Coolio dalam "Kau harus jelaskan alasanya, mereka akan berfikir bahwa kau menyuruh mereka membunuh kakeknya sendiri"

Coolio tidak menjawab

"Aku fikir semua ini sudah selesai Coolio. Semua kekacauan ini" suara Olivia merendah, tatapan nya sayu "Hari dimana kau mengusirku saat aku hamil, kau bilang itu terakhir kau mengusik Nya, mengapa sekarang kau libatkan mereka yang tidak tahu apapun"

"Kau tahu alasanya Olivia, Ayah kandung mu berhutang nyawa pada keluarga ku" kata Coolio tegas "Dan aku yakin kau pun tahu siapa dalang utama pada kecelakaan hari ini"

.
.
.

  'Apa Aaron baik-baik saja?'

Adalah kalimat pertama yang diucapkan Aaric setelah 24 jam tidak sadarkan diri. Dia sudah mendapat jawabanya saat matanya mengamati kamar dan mendapati Aaron yang masih tertidur pulas di sofa sebelah kanan

Hal yang diminta Aaric saat bangun adalah hal yang paling mengejutkan untuk semua orang. Terutama bagi Carisa

"Aku ingin pulang"

"Kita akan pulang sekarang kalau kau mau sayang"

Carisa mengelus rambut Aaric. Sesekali matanya menatap Olivia yang berada didepanya, tipikal orang yang sedang menutupi ketakutanya

"Tidak" Aaric berusaha duduk melawan sakit pada bahunya "Ayo kita ke Las vegas" ucapnya sambil menatap Olivia

"Sayang"

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now