Forty nine

4.2K 309 13
                                    


Malam ini salju pertama dimusim dingin turun. Aaric menperhatikan nya lewat jendela kamar sendirian. Dia teringat akan permintaan Arabella untuk melihat salju pertama bersama-sama, namun Aaric yakin bahwa keinginan bocah itu tidak akan terjadi karna tadi dia melihat Aaron yang memaksanya tidur

Bermodalkan menjaga Arabella seharian penuh tanpa bantuan siapapun akhirnya Aaron mendapati izin Coolio untuk pergi keluar. Aaric bertanya-tanya dengan siapa kembaran nya pergi, jelas karna semua teman nya masih mendekam dipenjara atas apa yang telah mereka perbuat. Terkadang Aaric berfikir bahwa terlahir sebagai keturunan Cosbi membawa keuntungan besar. Aaron contohnya

Ini diluar dari keinginan nya, tapi Aaric tidak tahu mengapa tiba-tiba saja dia berjalan menuju kamar Arabella. Dia berfikir bahwa mungkin mereka bisa menikmati acara menonton salju pertama turun bersama tapi sepertinya bocah itu sudah tidur, jadi mungkin Aaric hanya akan mengeceknya saja

Saat dia membuka pintu kamar bocah itu, Aaric terkejut saat melihat Arabella dengan gaun tidur kecilnya sedang bersandar dijendela sambil menghitung salju yang turun. Aaric menghampirinya, tapi karna terlalu asik dengan acaranya sendiri dia tidak menyadari bahwa kini ada orang lain di kamarnya

"Sudah malam Lala"

Arabella berhenti berhitung lalu berbalik. Aaric menangkapnya saat dia melompat untuk turun kemudian meletak kan kembali keatas ranjang. Kini mereka duduk bersebelahan sambil melihat salju

"Apa diluar dingin?" Tanya Arabella dengan suara khasnya

Aaric tidak menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawaban nya, sekalipun itu Arabella yang bertanya

Berlama-lama bersama Arabella disini membuat Aaric menyadari bahwa kehadiran nya dirumah ini bukan semata-mata karna untuk memberi dirinya dan Aaron sebuah hukuman, namun juga membuatnya sadar bahwa Coolio masih punya perasaan

Aaric tidak mengatakan Arabella mirip dengan Olivia tapi semua orang akan sangat percaya jika melihat Aaric dan Arabella adalah saudara kandung. Mereka berdua punya warna mata yang sama, dan warna rambutnya sama persis dengan nya dan Aaron

"Apa kau suka melakukan ini di panti asuhan?"

Lala menggeleng

"Jadi karna itu kau penasaran dengan salju pertama"

"Apa mereka bisa dimakan?" Tanya Lala

Aaric menggeleng

"Aaron bilang bisa"

Aaric menghela nafas berat

"Kau tahu, kau harus hidup dipinggir pantai agar tahu bagaimana menjadi nelayan, lalu jika kau hidup bersama orang bodoh kau akan tumbuh sepertinya"

"Apa aku boleh minum coklat panas sebelum tidur?"

Tatapan matanya memohon, Aaric tidak bisa menolaknya. Tapi dia jauh lebih takut kalau dia membiarkan Arabella masih berkeliaran malam-malam begini

"Besok kita akan minum coklat panas sesukamu, tapi malam ini kau harus langsung tidur"

"Tidak bisa?" Tanyanya lesu

Aaric menggeleng "Ada daddy, kau tidak ingin kena marah kan"

Dengan setengah hati akhirnya Arabella merebahkan dirinya di kasur, Aaric membantunya menutup badan dengan selimut kemudian menyalakan lampu-lampu tempel lalu keluar

Dia langsung merebahkan dirinya diranjang setelah sampai dikamar. Matanya menatap langit-langit kamar, mengingat tempat dimana mereka akan dihukum jika melakukan kesalahan. Diloteng.

Stayed with fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang