Fifty one

2.2K 233 14
                                    


Aaric diam memperhatikan Carissa yang duduk nyaman dihadapan nya, sesekali wanita itu tertawa melihat social media di ponselnya, mengabaikan cucunya yang menatapnya kelewat santai

Sampai pada tatapan mereka bertemu akhirnya Carissa menghentikan tawanya dan meletak kan ponselnya "Ada apa?"

Aaric membuang nafas kasar dan membanting punggungnya ke sofa "Apa masih harus kujelaskan?"

"Ada yang salah?" Tanyanya retoris

"Aku tidak suka"

"Dibagian mana?"

Dia merasa sedang tidak dalam mood yang baik, salah suasana ketika Carissa mencoba bermain-main dengan nya

"Jangan lakukan lagi" ucapnya dengan wajah serius

"Aaric.."

"Aku tidak mengatakan hal dua kali madre, jangan ganggu aku, ataupun dia"

Carissa memutar matanya "Aku tidak melakukan apapun" 

"Kau yang mengundangnya" jawabnya cepat "Kau sayang pada ku, aku tau. Tapi tolong jangan ganggu kehidupan ku"

Carissa menatap Aaric datar

"Aku bisa bertindak seperti Aaron kalau aku mau, aku bisa lakukan apapun, aku bisa menyakitimu lewat diriku, jangan fikir aku tidak bisa melakukan hal itu"

Aaric langsung bangun dari duduknya melangkah menjauh meninggalkan Carissa

"Aku mau yang terbaik untuk mu"

Aaric menghentikan gerak tangan nya yang akan membuka knop pintu

"Kau adalah hal yang aku agungkan melebihi diriku sendiri son, apa aku salah jika aku melindungi hal berarti itu?"

"Dengan ikut campur kehidupan pribadi ku?" Sahut Aaric berbalik "Aku mencintaimu madre, sungguh, Ibuku sudah tiada dan aku beruntung bisa kau rawat dengan semua hal ini, tapi tidak dengan hal ini" ucap nya penuh penekanan

Carissa mendekat

"Jangan sakiti orang-orang disekitarku"

Aaric mundur ketika Carissa melangkah kan kakinya semakin dekat, hal itu membuat Carissa mengurungkan niatnya dan berhenti

"Aku mencintainya Madre, aku bersumpah aku mencintainya" katanya berbisik dari jauh

Carissa menggeleng "Kau berhak dicintai son, aku janjikan itu, tapi jangan sakiti aku seperti ini, kau berhak bahagia"

"Aku berjanji aku bahagia, aku berjanji padamu, jika aku tidak bahagia aku akan ikuti semua kemauanmu, tidak ada yang lebih bahagia didunia ini selain melihat mu duduk bersebelahan dengan nya"

Carissa menatapnya sedih, ayahnya Coolio menurunkan sifatnya persis pada anaknya satu ini, apa yang dia mau maka akan dia dapatkan. Carissa jelas tidak bisa kehilangan Aaric

"Jika dia berani menyakitimu, aku yang akan membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri"

Ucap Carissa lantang

.
.
.

Aaron menggendong Lala yang tertidur di bahunya, gadis itu terlalu lelah ketika menunggu Coolio yang masih terus-terusan menyalami semua tamu undangan. Ketika dia melihat Lala berdiri sendirian disebelah ayahnya, Aaron memanggilnya mendekat. Saat mereka dalam perjalanan pulang ber-2 Lala sudah jatuh terlelap di pahanya

Jadilah disini dia sendirian bersama gadis kecil yang tertidur, dia tidak tahu dimana Coolio dan lebih anehnya dia tidak tahu kemana Aaric pergi

Aaron membuka sepatu Lala , kemudian menutupi badan nya dengan selimut. Hari ini melelahkan, hidup seperti ini bahkan jauh melelahkan. Aaron duduk dipinggir ranjangnya sambil mengingat kenangan dulu dimana dia bersama Olivia hidup damai, walaupun tidak seperti saat ini

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now