Forty one

3.8K 311 11
                                    


   Ariana menerima selembar tissue dari Coolio untuk menghapus air matanya. Penjelasan panjang Coolio membuatnya kembali teringat pada cerita Aaric bahwa dia harus terima kenyataan semua keluarganya hangus terbakar didalam rumah itu. Coolio menceritakan segalanya tanpa kurang sedikitpun, dia tidak berbohong sama sekali

"Aku melihat Olivia setiap hari dirumah ku" Wanita itu kembali mengelap air matanya pelan-pelan takut riasan nya hancur "Aku merasakan apa yang kau rasakan"

Coolio menunduk lesuh

"Bahkan bagaimana caranya berperilaku, menolak semua pemberianku dan bagaimana dia berbicara pada orang asing itu benar-benar mengingatkan pada adik ku"

Ariana kembali menangisi adiknya dan Coolio hanya bisa diam menonton

"Dimana yang satunya?"

"Dia ada kegiatan sekolah di pulau Elba"

Ariana menuang kembali vodkan nya lalu meminumnya hingga tandas. Dulu, jika dia tahu kehidupan adiknya akan sehancur ini dia tidak akan diam saja saat Olivia bilang bahwa ayah anak-anaknya adalah seorang dari keluarga mafia terbesar di Italia. Olivia diam mungkin takut tapi Ariana tidak sama sekali. Namun waktu terus berjalan, dia harus menghargai cinta adiknya. Ayah dari kedua anaknya. Coolio Cosbi. Laki-laki yang duduk dihadapan nya

"Aku tidak bisa menerima alasan kenapa dia pulang kesini Coolio, aku marah padamu"

Salah satu anak buah Jayden yang ikut Coolio saat ini mendekat dengan sebuah koper kecil dan paper bag dikedua tangan nya. Coolio memberi isyarat untuknya meletak kan paper bagnya diatas meja, setelah itu dia kembali mundur

"Aku bawakan semua alat game nya" sebelum berangkat Coolio sempat perang batin apakah dia harus membawa semua perkakas game Aaric atau tidak. Akhirnya dia menyuruh Roy untuk mencabut semua kabel-kabel dan memasukan nya kesebuah koper kecil "Dia akan tinggal sampai waktu yang dia inginkan, sambil menunggu aku menemukan cara untuk memaksanya pulang"

Setelah itu Coolio mendorong paperbag berwarna coklat pada Ariana

"Yang itu laptop" katanya sebelum Ariana bertanya "Sebentar lagi ujian sekolah, aku ingin dia tetap belajar apapun kondisinya. Kedua anak ku harus lulus dengan sempurna"

"Kau memberikan semua yang dia impikan"

"Aku fikir ini cukup untuknya, tapi ternyata tidak sama sekali" Coolio menghela nafas berat "Ariana aku ingin kau tidak pernah menutupi apapun kekurangan kalian, aku akan kirim uang setiap dua hari sekali agar semua kebutuhan nya terpenuhi disini jadi aku mohon jangan tolak itu lagi, kau sudah menolak kedua anak buah Jayden saat bernegosiasi"

"Kau berfikir aku tidak mampu menghidupinya?"

"Aku tidak berkata seperti itu. Aku hanya ingin kebutuhan nya terpenuhi"

"Aku akan memenuhinya"

"Termasuk mendekatkan nya dengan perempuan bernama Abigail?"

Ariana tersedak air liurnya sendiri. Laki-laki didepan nya ini sangat luar biasa

"Jangan buat aku mencari tahu siapa perempuan itu, kau sangat paham karakterku" ucapan Coolio benar-benar berhasil mengintimidasi Ariana "Aku bisa hancurkan semua orang yang tidak aku sukai sampai ke akarnya"

"Anakmu sudah besar dan dia sekarang 18 tahun, apa kau berubah menjadi ayah diktaktor?"

"Dia punya seseorang di Italia" jawab Coolio langsung

"Kau belum pernah melihatnya setiap bersama Abigail" sahut Ariana menyombongkan diri "Jangan paksa mereka untuk hidup seperti apa yang kau inginkan Coolio, mereka butuh udara bebas. Jika begini caramu membesarkan anak kau akan dihancurkan oleh ekspetasimu yang dihancurkan langsung kedua anakmu"

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now