Hidden

13 3 0
                                    

Saat roda pesawat mulai menapaki tanah, aku melepas sabuk pengamanku dan membereskan barang-barangku yang masih belum masuk kedalam tas. Aku melihat disekitarku, banyak staff yang sudah mulai berdiri menyiapkan diri untuk keluar dari pesawat. Setelah suara pramugari memerintahkan seluruh penumpang untuk keluar. Sekarang aku dan rombongan sudah berada diluar pesawat, kami berjalan menuju tempat pengambilan koper, setelah beberapa saat menunggu, aku melihat koperku keluar dari bagasi, aku segera mengambilnya dan kembali menuju kerombonganku yang sudah menungguku. Hari ini rombonganku kompak mengenakan hoodie berwarna hitam. Tapi kenapa aku sendiri yang memakai hodie bewarna putih. Aku dan rombonganku berjalan dikoridor bandara, suasana bandara saat itu cukup ramai, banyak penumpang yang masih terlihat check in, menunggu kedatangan keluarga, menunggu jam penerbangan dan lain sebagainya. Aku memandang orang-orang disekitar bandara, namun semakin aku berjalan, suasana bandara semakin sepi dan gelap. Apa mungkin ini sudah malam? Aku menengok jam yang ada ditanganku, jarum panjang dan pendeknya berada tepat di angka 12. Ah pantas saja jika sudah sepi dan gelap, tapi bukankah beberapa waktu yang lalu langit masih terang dan suasana masih ramai. Baru saja aku masih melihat matahari bersinar dari sisi kanan aku berjalan. Setelah aku sadari ternyata tinggal akulah seorang diri yang berjalan saat itu. Aku terhenti dan menyadari jika saat ini aku berdiri disebuah ruangan kosong dan tak ada seorangpun disekitarku, aku coba menengok kebelakang, tapi aku hanya melihat tembok hitam yang menutupi ruangan. Kenapa aku sendiri disini? Dimana aku? Dimana tim ku yang tadi berjalan bersamaku? Aku merasa takut karena suasana semakin gelap dan mencekam. Aku mencoba mencari dimana tim ku berada, tapi aku tidak berhasil menemukannya. Aku terus berteriak, tapi tidak ada yang menjawab. Aku terduduk lemas disudut ruangan tersebut, aku menangis dalam diamku. Tangisanku hening, tapi dihatiku aku merasakan sakit yang begitu menusuk. Ada apa denganku?

---

"Fin, bangun Fin, kita udah sampe, ayo turun. Fin" terdengar samar-samar suara kak David yang memanggilku. Aku terbangun dari tidurku.

"ah ternyata tadi cuman mimpi" ucapku dalam hati.

"kamu kenapa? Kok keringat kamu banyak banget?" tanya kak David nampak sedikit khawatir denganku.

"gak papa, cuman agak panas aja" jawabku singkat. Aku pun segera mengemasi barang-barangku. Kak David masih duduk disampingku, menunggu aku mengemasi barang-barangku.

"kak David, jangan tinggalin aku" ucapku sembari masih terburu-buru memberesi barang-barang.

"enggak" jawabnya singkat. Reflek takut karena mimpiku tadi membuatku meraih tangan kak David, dan kemudian kak David menuntunku keluar dari pesawat. Aku terus menggenggam tangan kak David bahkan hingga masuk kedalam mobil. Seperti biasa, sudah banyak fans yang menunggu kedatanganku di bandara, namun aku menutupi wajahku dengan masker dan kacamata hitam. Aku sengaja menutupi wajahku yang nampak masih lemas ketakutan ini. Ya, sejak mimpi burukku tadi, aku takut kehilangan semua yang ada disekitarku sekarang, aku takut kehilangan timku, aku takut kehilangan teman-temanku, bahkan aku takut kehilangan semua orang yang mencintaiku.

"tangan kamu dingin banget, kamu lagi gak enak badan ya? Apa kita perlu kedokter dulu?" tanya kak David.

"enggak usah kak, aku gak papa kok, dibuat tidur juga nanti enak sendiri" jawabku.

"pak, nanti kita ke asrama dulu, setelah itu antarkan saya kekantor freshpaper" ucap kak David yang berbicara dengan supir pribadi kita. Aku tidak ingin peduli untuk apa kak David ingin pergi kekantor freshpaper. Freshpaper adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak dibidang news, atau berita, disana selalu menampilkan berita terbaru, dalam bentuk media televisi, Radio, internet, bahkan mereka juga menyediakan koran harian.

PERSONAWhere stories live. Discover now