Collapse

38 1 0
                                    

Tepat pukul 12 siang, kami diberi waktu untuk beristirahat. Saat istirahat aku memutuskan untuk keruangan pak Hitman, aku hanya ingin memastikan apakah beliau sudah pulang dari eropa.

"ce, pak Hitman udah pulang dari eropa?" tanyaku kepada sekretaris pak Hitman yang biasa aku panggil cece Qia.

"belum, hari ini pak Hitman Flight dari Eropa, mungkin sampe di Indonesia besok, tapi masih belum tahu langsung kekantor apa enggak" jawabnya.

"kalo kak Ica? Udah keliatan belum dikantor?" tanyaku lagi.

"mereka naik pesawat yang sama, kemungkinan sampe Indonesianya bareng" jawab Ce Qia.

"okedeh, thanks ya ce, selamat bertugas" ucapku dengan ramah. "Ce udah makan siang?" tanyaku sebelum beranjak dari meja sekretaris.

"belum, ini kayaknya mau makan dikantin aja deh, males keluar. Tapi nanti nungguin Mas Imam sama Ce Desi dulu" jawab Ce Qia.

"yaudah aku bareng deh, anak-anak gak tau pada makan dimana, habis latihan tadi langsung pada pisah" ceritaku.

Ce Qia, Ce Desi dan Mas Imam adalah staff yang bekerja di Hitbegin ent. Kami memang sudah menjalin hubungan baik dengan para staff disini, bahkan sejak kami masih menjadi training. Para artis Hitbegin ent selalu ramah dengan para staf kantor dan juga menjalin hubungan baik dengan artis yang lainnya.

"jadwal BT25 lagi padet banget ya? Kok kamu keliatan capek gitu Fin" tanya Ce Qia. Ia memanggilku dengan sebutan nama, karna memang umur Ce Qia yang lima tahun lebih tua diatasku.

"ah, ya gitu lah ce. Ce Qia pasti tahu sendirilah" jawabku.

"jaga kesehatanmu Fin, udah tau jadwalmu padet banget, makan yang teratur" ucap Ce Qia menasehatiku.

"iya Ce" jawabku singkat.

"oh iya, adek kamu itu siapa namanya, Jeni ya? Dia cantik banget loh. Kelas berapa dia?" tanya Ce Qia yang mulai membahas Jeni.

"kelas 3 SMA ce" jawabku.

"masih muda banget. Tapi cantik banget sih, aku akuin kalo dia cantik banget ngalahin Suzy" ucap Ce Qia yang terus memuji kecantikan Jeni. Suzy adalah aktris yang memiliki visual sempurna, ia banyak membintangi drama dan film-film ternama, kemampuan aktinya juga tidak bisa diremehkan, karna ia pernah mendapatkan penghargaan dikancah internasional.

"eh itu Mas Imam sama Ce Desi" ucapku yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

Setelah kedatangan Mas Imam dan Ce Desi, kami memutuskan untuk segera menuju kantin karyawan yang letaknya ada dilantai dasar. Selama aku bergabung dengan mereka, anehnya tidak ada satupun pembicaraan yang menyangkut tentang hubunganku dengan Reva, apakah mereka tahu jika semua ini settingan yang dibuat oleh pak Hitman. Atau mereka sengaja tidak bertanya apapun karna itu menyangkut privasiku. Ah entahlah.

Sesampainya dikantin, aku melihat Jo, Bima dan Biyan yang juga sedang makan siang. Aku pun memilih untuk bergabung makan siang dengan mereka. Dari kejauhan aku melihat Jo dan Bima tertawa lepas mendengar cerita dari Biyan.

"seru banget, lagi ngobrolin apaan sih?" tanyaku sembari mendudukan tubuh disamping Jo.

"ngomongin denada, gila ini si Biyan masih terobsesi sama Kinan. Coba kamu tebak si Kinan mau gak sama kamu?" ucap Bima.

"eh guys, aku balik ke studio dulu ya. Handphone aku ketinggalan disana" ucap Jo.

"oh iya iya, sana duluan, ntar kita nyusul" ucap Bima.

Aneh, apa bener ponsel Jo ketinggalan di Studio tari, atau memang ia ingin menghindar dariku. Aku memang merasa jika akhir-akhir ini ia sering menghindari ku, kita tidak pernah saling sapa, bahkan tak pernah lagi terlibat dalam suatu obrolan. Mungkin ia masih belum bisa memaafkan aku. Aku menghela nafas panjang dan mulai untuk menyantap makan siangku. Bima sibuk menyimak cerita yang keluar dari mulut Biyan. Biyan seperti mesin yang baru saja diisi bahan bakar, sangat semangat bercerita kepada Bima.

PERSONAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin