Bab VII

274 31 0
                                    

   Budayakan menekan 🌟 sebelum membaca dan komen dengan menekan kolam 💬 setelah membaca

Happy reading~

****

"Alan itu penuh teka-teki, tau atau tidak dia itu brengsek," ucap Gerant membuat yang lainnya menoleh padanya.

"Maksud lo apaan?" tanya Sia yang juga ada disana.

"Ya itu, dia brengsek, dia gak seperti yang kelihatannya," ucap Gerant.

"Iya sih, gue ngerasa gitu, entah mengapa kita kayak di manfaatin," timpal Edsel.

"Alan itu misterius juga kayak kata Gerant penuh teka-teki," ucap Gwen.

"Tapi yang gue heranin kenapa Scarlett gak suka sama dia ya? Dia kan ganteng, terus tubuhnya tuh bagus pakai banget, cool, sempurna gitu, kok bisa ya Scarlett yang dekat sama dia gak kepicut," ucap Dion heran.

"Alah orang dingin kayak dia mau dijadiin pasangan hidup, mati jadi es nantinya," ucap Rycca.

"Hem, betul tuh lagian scarlett itu cocoknya sama cowok hangat, romantis, pegertian dan murah senyum," ucap Ryna.

"Bukan posesif kayak Alan," tambah Gwen.

"Lagian kalau di perdiksi dengan hal-hal tentang Scarlett yang kita dapatkan sifat Alan dan Scarlett itu gak bisa di satuin," ucap Puri.

"Alan memang baik sama kita, suka agak becanda tapi gue ngelihat lagi, dia kayak pura-pura gitu, ngertikan lo semua?" tanya Eisha.

"Lagian kalau gue dengar dia ngomong aja tubuh gue jadi beku, dingin, tegas walau gak datar-datar amat tapi tetap aja ada waktunya dia kayak papan tripleks plus kayak patung berjalan," ucap Arya.

"Apa lagi kalau dia pakai bahasa formal," tambah Lutfi.

"Kalian semua membicarakan saya?" tanya suara berat yang terdengar dingin itu bagai membekukan mereka semua kecuali Gerant.

Mungkin karena telah terbiasa ia tak mempan dengan suara itu, ya walau sedikit ia tersentak kaget tadi melihat Alan yang tiba-tiba datang.

"Ya, kami membicarakan Kapten yang dingin, misterius dan suka berpura-pura ramah, Alan Vegar Rafailah yang mukanya gak pantas jadi agen dan lebih pantas jadi mafia," ucap Gerant seperti mengejek namun tak membuat Alan marah karena yang diucapkan pria itu benar adanya, dia hanya berpura-pura.

"Anda benar mungkin saya lebih baik jadi mafia dari pada menjadi bagian dari agen bodoh seperti kalian," ucap Alan dingin dengan mata tajam bak elang membuat Gerant menjadi diam mendengarnya.

"Tugas kalian sudah selesai? Saya ingin kasus ini selesai besok, mengerti!" ucap Alan.

"Siap dimengerti kapten!" seru mereka semua dengan gerakan kaku dan takut.

"Kevin antarkan bukti yang kalian dapat keruangan saya dan Arya berikan petunjuk yang sudah kalian cari," ucap Alan lalu berbalik pergi meninggal teman timnya yang membatu.

   Mereka semua baru ingin bernapas lega karena dari tadi mereka menahan napas namun mereka kembali menahan napas saat Alan kembali dan memandang dingin mereka membuat mereka membatu.

"Kirimkan saja bukti dan petunjuknya, saya akan selesaikan kasus ini sendiri hari ini," ucap Alan lalu benar-benar berbalik.

"Eh, Lan gue ikut!" seru Gerant berteriak ketika tersadar lalu berlari pergi mengikuti Alan meninggalkan teman-temannya yang masih diliputi rasa takut.

"Benar-benar dingin, dia kenapa sih hari ini?" heran Arya.

"Sampai bilang kita agen bodoh lagi!" seru Eisha kesal.

Action Of A Panther [✔️]Where stories live. Discover now