Bab XX

273 23 0
                                    

  Hari dengan cepat berlalu, malam berhiasan bintang mulai terlihat dilangit, bulan kini tampak redup tidak redup namun tak memperlihatkan dirinya sedikitpun, diantara itu semua, pria dengan mata biru malam itu berdiri diatas gedung tinggi itu melihat tajam kesegala arah.

  Tanpa aba-aba ia meloncat dari atas gedung melayang melompati dari gedung satu kegedung lainnya. Gelapnya malam terpampang bulan yang tertutup awan kini terlihat namun cahayanya redup, mata biru malam itu seakan besinar, di malam ini tak ada yang tau kejadian apa yang akan menunggu.

Beberapa hari yang lalu....

"Eh, hahaha lo becanda, bilang kalau lo becanda bocah! Ngapain lo mau gerak sendiri!" seru Dani kesal pada Alan.

"Dani, siapa bosnya di sini? Kau ingin membantahku?" tanya Alan dengan dingin.

"Tidak Sir," jawab Dani takut namun dalam seketika ia kembali sadar.

"Sial! Kenapa aku selalu lemah dengan perintahmu sih? Ya ampun aku benar-benar gila," ucap Dani.

"Pimpinan, Anda benar-benar yakin ingin bergerak sendiri?" tanya Dion.

"Tanpa ada perintah yang kalian perlukan hanya diam," ucap Alan segera meninggalkan ruangan itu.

"Ha, hahahaha aku benar-benar gila ha, hiks...kenapa bocah itu kejam sekali, aku sudah dua belas tahun bekerja dengannya namun dia tetap begini, ini menyedihkan," ucap Dani dramatis.

"Yah, pantasnya kita yang bergerak mengingat Black Dragon yang telah muncul, kemunculan kita terasa sia-sia," ucap Ryna.

"Dia sampai segitunya hanya karena seorang gadis? Benar-benar luar biasa," gumam Ilario sambil tersenyum kecil.

"Ah, aku ingin bertemu dengan Nyonya segera mungkin," ucap Pradipta menghempaskan dirinya di kursi.

"Kalian kenapa pusing? Tinggal membantah saja kan?" tanya Gerant heran.

"Bocah asam memang kau ingin kami semua mati? Membantah perintahnya sama saja mengundang kematian," ucap Dani dengan kesal.

"Yah terserah kalian saja, aku ingin mengikuti rencananya, ngomong-ngomong hanya kalian saja dilarangnya, lagi pula, kalau kalian memang bawahannya seharusnya kalian mengerti dirinya," ucap Gerant.

"Kau ingin menyuruh kami mengerti dengan orang semisterius dia?" tanya Pradipta heran.

"Tak ada yang dapat menebak pikirannya," ucap Ilario.

"Namun dia kadang suka memerintah melalui kata," ucap Ryna membuat mereka semua terdiam.

"Jangan bilang ia ingin melihat tindakan kita? Bukan begitu Addi?" tanya Dion.

   Semua mata yang ada disana menoleh pada Addi yang kebetulan ingin melarikan diri.

"Kau mau kemana?" tanya Dani sambil menahan Addi.

"Ayolah kalian tau, Tuan memanggilku," ucap Addi berusaha mengelak.

"Addi kau adalah asistennya jadi kau pasti tau tentang ini bukan?" tanya Ryna.

"Eh, apa? Ayolah aku hanya asistennya dalam pekerjaan kantor tidak lebih," ucap Addi.

"Tapi kau selalu mematuhinya," ucap Pradipta.

"Bahkan diluar pekerjaan kantor," ucap Ilario memojok.

"Hahaha, kalian benar-benar lucu, kalian baru menyadarinya? Hah, aku akan menanti bagaimana tindakan kalian berikutnya, bulan ini adalah bulan yang menyenangkan," ucap Gerant lalu segera pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kalian merasakannya?" tanya Ryna.

"Ya, Gerant sebenarnya sangat misterius dan licik," jawab Dion.

"Aku tak heran jika dia menjadi anak kesayangan Nyonya," ucap Ilario.

Action Of A Panther [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang