44

845 52 1
                                    

"Udah kha, kasian dia" Ujar Afrian berusaha menghentikan Akha

"Maafin atu tidak?" Tanya Akha lagi

Afrian terdiam sejenak
"Ayah maafin. Karena ini sudah berlalu. Kita juga udah bersama lagi. Pasti bunda juga senang disana" Ucap Afrian

Akha terdiam, lalu tersenyum sinis menatap Mahesa yang sedikit lega.

"Oke penyiksaan ini akan berakhir"
"Tapi...."
"Nasib mu masih di tangan ku" bisik Akha

Akha mengeluarkan pisaunya
"Bawa dia ke dokter!" ujar Akha lalu pergi, Devan mengajak Afrian untuk mengikutinya

Semenjak perjalanan hanya ada hening, hingga lift terbuka, mereka sudah keluar dari ruang bawah tanah.

"Makan dulu yang ada disini. Saya mau bersih ini" Ujar Akha lalu berjalan menuju kamarnya

Afrian menatap Devan meminta penjelasan

Devan mengajak nya dulu untuk duduk.

"Sejak kapan?" Tanya afrian

"Sejak akha masih umur 5 tahun. Sejak Devan sama Bang Argen, bertemu dengan nya" Ucap Devan

Afrian mengingat cerita yabg di ceritakan oleh Akha.

"Kenapa kalian mengajarkan itu pada Akha?" Tanya Afrian, Devan terdiam.

"Karena aku yang pengen" Akha baru saja sampai dan menjawab nya langsung

"Kan aku udah bilang yah, aku lemah makanya aku seperti ini sekarang" Ucap Akha dan duduk bersama mereka

"Aku belajar semua ini semenjak umur 8 tahun, dan ini kemauan aku sendiri" Ucap Akha

"Ayah mohon kamu berhenti" Ujar Afrian

"Nanti jika semua udah berakhir, aku akan berhenti" Ucap Akha

Devan menatap akha penuh tanya

"Ayah minta secepatnya" Tegas Afrian

"Oke! Berarti kematian Mahesa di cepatkan right?" Ujar Akha membuat Afrian terdiam

"Hm lupakan, ayah mau makan apa?" Tanya Akha

"Apa aja" Akha mengangguk lalu menyuruh chef membuatkan makanan terenak

"Siapa yang membangun ini?" Tanya Afrian

"Dia, Om Yuda" Tunjuk Akha pada sebuah bingkai foto besar.

Afrian menatap nya
"Om Yuda yang pertama buat ini, dan termasuk orang tua Bang Argen. Aku belum pernah ketemu dengan Om Yuda karena Bang Argen bilang, Om yuda meninggal saat Bang Argen usia 16 tahun. Dan disitu Bang Argen menjadi ketua, lalu tak lama Bang Argen bertemu dengan Bang Devan yang saat itu menangis di depan rumah Bang Argen. Bang Argen merawat Devan sendirian, setelah beberap tahun, Bang Devan sama seperti Aku. Di latih bela diri, menembak dan banyak lagi. Dan saat Bang Argen usia 23 tahun meninggal akibat di serang peluru dari salah satu musuh, yang peluru tersebut mematikan. Mulai saat itu Aku yang baru berumur 10 tahun di tunjuk sebagai ketua" Cerita Akha

Afrian tak menyangka, sekecil itu akha sudah menjadi ketua

"Ayah mohon berhenti, ayah takut kamu seperti Argen" Ucap Afrian menatap khawatir ke Akha

Akha tersenyum
"Jika aku udah waktunya mati, aku bakal mati. Nggak usah khawatir aku bisa jaga diri aku" Ujar Akha

***

Tak kerasa besok seluruh murid SMP 1 KRF'Company akan pergi berkemah ke loji.

Saat ini Akha dan teman teman nya sedang nginap di rumah akha dulu. Jika di rumah afrian tak akan muat.

DARKNESS WORLD {END} Where stories live. Discover now