Sebelas

299 35 0
                                    

Vini melempar tas tangannya ke kursi belakang kemudian membanting pintu mobil di sisinya. Jonas menghela napas melihatnya. Sebentar lagi gadis itu pasti akan melontarkan bermacam tuduhan, seperti yang selalu terjadi ketika berkaitan dengan nama Kayla.

Dan malam ini bukan hanya sekedar membicarakan Kayla begini atau begitu, tapi bertemu dengan sosok si empunya nama.

Sebelum Jonas sempat menghidupkan mesin mobil, Vini mencengkeram lengannya.

"Kenapa kamu nggak ngasih tahu aku kalau Kayla ada di Hotel S?" tanya Vini dengan sinar mata berapi-api. "Kenapa kamu bohong?"

Dahi Jonas berlipat, memandang istrinya dengan tatapan heran. "Berbohong apa? Aku nggak bohong apa-apa sama kamu!"

"Kenapa kamu bohong tentang Kayla di Hotel S? Kamu pasti sudah lama tahu kalau Kayla mau kerja di Hotel S!"

"Aku nggak bohong, Vini." Lagi Jonas menghela napas. "Adrian juga baru ngasih tahu kemarin. Kayla baru masuk kantor hari ini."

"Nggak mungkin!"

"Terserah kamu mau percaya atau nggak. Silakan tanya Adrian." Jonas meraih ponselnya di saku kemeja dan menyodorkannya pada sang istri. "Kamu boleh telepon dia. Tanya saja!"

Vini menarik diri namun wajahnya tetap cemberut. Tangannya bersedekap di depan dada. "Oke. Aku percaya."

"Kita pulang?" tanya Jonas setelah menunggu beberapa saat. Diliriknya sang istri. Wajahnya masih masam, namun terlihat lebih tenang.

Bibir Vini terkatup rapat. Jonas menyalakan mesin mobil dan memastikan keadaan jalan melalui kaca spion. Sebentar kemudian kaki kanannya menekan pedal gas.

Toyota Terios warna putih itu pun melaju pelan membelah malam.

***

Kayla memandang foto-foto yang dikirim Alden. Foto Alden di dalam kafe. Foto pria itu berdua dengan Rudy. Foto secangkir cappucino dengan topping berbentuk hati. Foto Alden dan Jemmy di apartemen mereka. Gadis itu tersenyum-senyum sendiri melihat rangkaian foto-foto itu.

[Alden] Hi babe, I miss youuuu...

[Alden] I need youuuu....

[Alden] Salam dari Jemmy

[Kayla] Salam balik.

Alden mengirimkan sebuah foto lagi. Kayla tercekat melihatnya. Foto cincin yang Alden berikan padanya ketika mereka ada di luar gedung perusahaan kurir.

Kayle menatap cincin di hadapannya kemudian memandang wajah Alden. Pria itu menatapnya lembut.

"Cincin ini buat kamu. Aku sungguh-sungguh dengan semua perkataanku. Kalau aku bilang I miss you, it means aku memang rindu sama kamu. I love you, Kay. Aku cinta kamu."

Jantung Kayla melompat-lompat. Matanya lekat menatap wajah pemuda berkulit putih itu.

"Aku ..." Kayla menelan ludah yang mendadak terasa pahit di lidah. "Aku ... Belum bisa ..."

Hati Alden terasa lemas mendengar jawaban gadis itu.

Kayle menutup kotak mungil itu dan mengembalikannya dalam genggaman tangan Alden. "Ada banyak hal tentang aku yang belum kamu tahu."

Alden menunggu, namun Kayla tidak mengatakan apa-apa lagi. Pria itu memutuskan untuk menunggu sampai gadis itu sendiri yang membuka diri.

UNFORGETTABLE THINGSWhere stories live. Discover now