EMPATPULUHENAM

634K 64.3K 11.4K
                                    



Angkasa sudah berada dirumah sakit, ditemani Aliza yang tampak khawatir dengan keadaan tangannya. Setelah luka tadi dibersihkan seorang perawat. Dan juga telapak tangan Angkasa diperban untuk beberapa saat hingga pulih.

Aliza tampak tak percaya dengan apa yang sudah dijelaskan Angkasa tepat didepannya. Semuanya terasa kosong, mendengar keluh kesah pria didepannya. Raut wajah tampan itu sedari tadi berusaha menahan air mata yang sudah memaksa berderai.

Dan bodohnya lagi, Aliza tidak tahu bahwa selama ini Kinaan adalah Angkasa. Seseorang yang selalu saja diomongkan satu sekolah karena ketenarannya. Aliza sering kali mendengar nama Angkasa itu, tapi ia terlalu acuh. Mungkin saja karena saat itu hanya Zero yang berhasil memaku dirinya.

Aliza beberapa kali menepuk pipinya, takut sekarang yang ia rasakan hanya sebatas pengisi tidur. Tapi tidak, ini kenyataannya. Ia sudah menikah dengan seorang Angkasa Armaghan. Pria tak tersentuh karena kedinginannya yang Aliza dengar.

Semua tentangnya sudah Angkasa jelaskan pada Aliza. Hati Aliza ikut sakit mendengar kenyataan pait dari mulut Angkasa. Pria yang sudah membuat kehidupan Aliza menjadi lebih baik ini, ternyata adalah pria yang menyembunyikan lukanya sendirian.

Angkasa sudah mencoba menahan tangisnya saat berhadapan dengan Aliza. Jujur Aliza adalah wanita pertama yang membuatnya kembali percaya akan cinta.

Aliza memeluk hangat tubuh tegap itu.
"ada aku" lirih Aliza sembari mengelus pundak laki-laki itu.

Angkasa membalas pelukan Aliza, lalu kepalanya mengganguk sebagai jawaban atas pertanyaan Aliza.
"Tapi semenjak Allah titip kamu buat aku, semua rasa capenya hilang Za. Kamu benar benar malaikat bagi aku" jawab Kinaan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Aliza.

"Aku mohon, tetap disini sama aku. Jangan pergi, aku takut kamu nggak ada" tambah Angkasa lagi.

Aliza melepaskan pelukannya, mencium hangat kening Angkasa. Lalu kepalanya mengganguk lucu "aku disinii, nggak bakalan pergi Angkasa Kinaan..."

Mendengar itu Angkasa tersenyum, Aliza berhasil mencairkan suasana hatinya.

"Aku janji bakalan bantu kamu ngelewatin ini, perbaiki sama sama" kata Aliza memberi semangat.

Angkasa membalas senyuman Aliza, tangannya mecubit gemas pipi kiri Aliza. "makasii ya sayang" ucapnya diiringi tawa kecil.

Aliza mengganguk, "ehmm, aku panggil kamu Angkasa atau Kinaan" tanya Aliza. Pertanyaan itu sudah ia simpan dari tadi, ia binggung harus memangil Pria itu dengan nama apa.

Angkasa ikut berfikir, "ehmm, gimana kalo panggil sayang?" sarannya yang lebih tepat itu adalah sebuah godaan.

Mendengar itu Aliza terkekeh, tangannya mengacak rambut Angkasa hingga berantakan. Dann hasilnya, makin tampah cakeppppp. "aku mau panggil Kinaan aja boleh? tapi kalo mau panggil Angkasa Kinaan juga boleh kan?" tanyanya.

Kinaan menopang dagu lucu."udah dibilang panggil sayang ajaa" rengeknya.

Aliza tertawa, tangannya ia kalungkan pada leher Kinaan dari depan. "Iya iya sayanggg" jawabnya memutar bola mata malas.

Bughh..

"awhh" ringis seorang pria yang terjatuh tepat didepan pintu ruangan Angkasa.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Where stories live. Discover now