LIMAPULUHTIGA

552K 59.6K 21.4K
                                    



Aliza mengusap bahu Angkasa berusaha menenangkan pria disampingnya. Angkasa lalu melangkah menuju pintu besar, mengetuk dan mengucap salam beberapa kali. Namun, tidak ada jawaban dari sana.

Angkasa mencoba lagi "Assalamualaikum" panggilnya lalu mengetuk pintu tiga kali.

Menunggu cukup lama, akhirnya pintu lebar itu terbuka. Menampakkan betapa luasnya isi dalam rumah tersebut. Semua berlapis emas yang bercahaya. Seorang wanita paruh baya berlari kearah luar. Lalu menatap Angkasa dengan tatapan haru. Ia menutup mulutnya sesaat, lalu berlari memeluk Angkasa.

"Bibi apa kabar?" Tanya Angkasa membalas pelukan Bi mina selaku pengasuhnya dari kecil.

Bi mina memeluk Angkasa cukup erat, tangisnya tak bisa ia bendung. Rasa rindu dengan tuan mudanya ini sudah lama ia simpan, karena hanya Angkasa yang selalu ada setiap bi Mina tertimpa masalah kala itu.

"Angkasa, kemana aja?" tanya Bi Mina melepas pelukan. Ia memang memanggil Angkasa dengan namanya, karena pria itu yang meminta. Angkasa tak suka jika dipanggil berserta dengan embel-embel den, ataupun tuan.

"Angkasa disini bi" jawab Angkasa lemah lembut.

Bi Mina kembali meneteskan air mata, ia tahu Angkasa adalah anggota geng motor. Karena beberapa kali Angkasa membawa anggota inti Orion kerumahnya. Bi Mina sangat kagum dengan seorang Angkasa, pria itu sangat memperlakukan wanita dengan baik.

"Bibi, ini Istri Angkasa. Cantik kan?" tanya Angkasa sekaligus menggoda Aliza.

Aliza tersenyum sembari mencubit pelan Angkasa.
"waduhh ini toh ternyata istri Angkasa?" kaget bibi lalu memeluk Aliza.

"Aku Aliza bi" sapa Aliza manciumi tangan Bi Mina.

"cantik, seperti difoto" puji Bibi mengelus kepala Aliza penuh sayang.

Angkasa dan Aliza saling pandang.
"foto apa bi?" tanya Angkasa.

Bi Mina terkekeh, ia lalu mengeluarkan ponselnya. Membuka galeri dan memperlihatkan foto akad nikah dirinya dan Aliza. "ini dikirim sama Cungkring dan Kenzi, pas bibi lihat rasanya ikut senang ternyata kamu disana ada Ibu baru yang ngurus" ujar Bibi memasukkan kembali ponselnya.

"Mereka yang cerita bi?" tanya Angkasa lagi.

Bibi mengganguk. "mereka masih sering nongkrong sama bibi dihalaman belakang, baik banget setiap kesini selalu bawain bibi martabak. Bisa ngehilangin rasa sepi bibi waktu kamu nggak ada" jawab Bibi.

Angkasa tersenyum, hatinya ikut senang. Orion ternyata masih sering main kesini, walaupun lewat pintu belakang.

"ayo ayo masukk" titah Bibi menggiring keduanya untuk masuk.

Angkasa melangkah takut untuk masuk, wajahnya kembali datar. Aliza menganggukan kepala menatap Angkasa, mencoba meyakinkan pria itu.

Langkahnya sudah sampai, tepat diruang tamu luas ini. Semua pajangan didalam terlihat sangat mengkilau. Aliza memperhatikan sekitar, banyak sekali foto Zena dan Bian. Tapi tak ia temui satupun foto Angkasa disana.

"KAMU!!" suara lantang seorang wanita menggema disepanjang ruangan. Sontak Aliza dan Angkasa menatap kearah suara. Telihat seorang wanita dengan pakaian mewah dan anggun didepannya.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora