EMPATPULUHSEMBILAN

629K 62.8K 24.8K
                                    



Angkasa itu Kinaan ya, dan sebaliknya.
Aku campurin manggilnya, biasanya kalo sama teman-temannya aku tulis Angkasa. Dan pas lagi sama Aliza aku pake nama Kinaan. Okey!!

▪▪▪

Seluruh anggota geng Orion sudah berkumpul rapi tepat dihalaman markas, yang lebih sering disebut rumah bagi mereka.

Sesuai perjanjian, kini seluruhnya sudah mengambil wudhu, untuk mengajar mereka yang masih belum bisa mengaji. Outfit celana robek, baju rock dan rambut berantakannya sekarang berganti dengan, baju koko, sarung, serta peci dikepala.

Semuanya tampak heboh, banyak dari mereka yang memuji diri sendiri. Terdengar seperti "gilak, ganteng banget guee, jefri nichol mah lewat" katanya sembari berasak-asakan pergi kedepan kaca yang hanya muat dua orang.

Setelah Lintang dan Angkasa merapikan barisan, seperti seorang guru ngaji yang mengajar murid-muridnya. Lintang dan Angkasa tak kalah ganteng. Bahkan jika dilihat, keduanya sudah seperti pangeran tanpa kuda.

Lintang sudah membagi untuk yang diajar, dan mengajar. mereka saling dihadapkan, tidak lupa juga Lintang menghadiahkan seluruh anggota petunjuk ngaji, yang beraneka macam warna. Lintang mengambil itu dari toko Ibu tercinta. Seluruh Anggota Orion sangat antusias bahkan mereka berebutan, lalu memberi tanda kecil pada setiap petunjuk ngajinya. Katanya, takut ketukar.

Dan jangan suudzon, Lintang sudah izin ya saat mengambil petunjuk ngaji itu. Senakal apapun ia, tapi jika berhadapan dengan Ibu, ia bakalan terlihat seperti anak kucing.

"lo ngajarnya serius dong" protes Cungkring melirik Kenzi yang mengajarnya sembari menahan tawa. Entah kenapa ia harus diajar dengan Kenzi melehoy.

"loo tu beball bangett, liat tuh anak laenn udah sampai huruf 'kho' tunjuk Kenzi kearah anggota yang sedang fokus disebalahnya. "ett luu malahh alif mulu dari tadi! Siapa sih tu Aliff? susah banget lu ngelupainnya" cerocosnya.

Cungkring hanya memasang wajah melas minta dikasihani.
"yaudahh!! males gue diajar lo, ngomel mulu ngeri guee dapat guru kek lo!" balasnye tak terima.

Cungkring menepis pandangannya dari Kenzi, ia lalu menatap Lintang yang tak jauh darinya. "shutt, shut" desisnya memanggil Lintang.

Kenzi yang melihat itu menarik kuping Cungkring hingga memerah. "ai-ihh sakitt goblockk" pekik Cungkring yang langsung dihadiahi tatapan tajam seluruh anggota.

"lu bedua bisa diam nggak si?" hardik Angkasa yang terdengar tajam.

Spontan keduanya langsung kembali fokus pada bacaannya. "alif, ba, ta, sa, jim" baca Cungkring yang entah kenapa tiba-tiba saja jadi lancar setelah dimarahi Angkasa.

"Bukan saa cungkring, tapi tsaaa... tsaaa" koreksi Kenzi mempraktekkan dengan mulut yang ia monyong-monyongkan agar si cungkring mengerti.

Melihat itu Lintang terkekeh kecil, wajah Kenzi terlihat mirip blasteran kuda dan dinosaurus.

"ang-ang-angkasaaaa" pekik salah satu anggota yang baru saja tiba sedang berlari ngos-ngosan kearah dirinya.

Melihat itu Angkasa berdiri, mencoba menenangkan pria didepannya yang seperti habis dikejar setan. "ada apa?" tanyanya.

Pria tersebut duduk sebentar, tangannya menunjuk kearah luar. "it-ituuu, ad-adaaa tiga preman seram didepan. Lagi pada goyang-goyang dipagar" jawabnya dengan nafas ngap-ngap.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Where stories live. Discover now