_14 Tragedi Berdarah

32 11 6
                                    

"Setiap satu kali dalam 100 tahun, tepat pada tanggal satu di pertengahan tahun, satu di bulan juli—mereka akan keluar, entah dengan cara apapun. Memaksakan diri untuk bebas dari kutukan yang telah diturunkan akibat kesalahan masa lalu.—

—Mereka akan melakukan teror, kepada seorang gadis yang dahulu dijadikan tumbal. Meminta agar gadis itu memaafkan, hingga kutukan menghilang.—

—Sayangnya, gadis itu penuh dendam. Terlalu sering tersaikiti membuat hatinya keras bagai batu, ia tak akan pernah memaafkan atau menolong siapapun. Begitu janji yang diungkapkan dalam batinnya."

Begitu mendengar suara langkah kaki tergesa memasuki ruangan, pria itu menutup kembali buku tua yang tengah dibaca. Tanpa berbalik badan pun, ia tahu siapa yang datang.

"Jisung?" Changbin terdiam menyadari sikap aneh kawannya yang terdiam di sudut ruangan.

"Changbin, kau tahu siapa yang kau bawa masuk?"

"Apa yang kau bicarakan?" dari nada bicara yang serius dan perubahan sikap, Changbin hampir menduga Jisung juga sudah terkena pengaruh jahat para pemilik kabut hitam itu. Namun tampaknya dugaannya salah, Jisung berubah menjadi aneg setelah ia membaca sebuah buku tua di tangannya—buku yang dicatat sendiri oleh Jo sara alias Son Yiseul, tentang kutukan yang dirinya sendiri lupa.

Buku itu sengaja dibuat agar jika suatu saat ia tak bisa mengingat, masih ada catatan. Tapi Yiseul sendiri bahkan sudah lupa keberadaan benda tersebut.

"Dia bukan manusia, dia hantu jahat yang berpura-pura menjadi baik dan selalu tersakiti agar kau bersimpati." Jisung melempar buku tersebut, sejauh ini ia sudah membaca seluruhnya. Meski semula tak faham, tetapi perlahan mulai mengerti dengan apa yang terjadi di mansion tua ini sebenarnya, "Keluarkan dia dari ruangan ini sekarang kalau kau berharap kita berdua selamat, ancamannya adalah gadis itu bukan makhluk yang lain, dia Jo Sara."

Changbin tertawa kecil memecahkan suasana saat melihat raut Yiseul makin mengkhawatirkan, "Kau tahu dari mana, Jisung?"

Jisung berdecih, ia sendiri menduga Changbin sudah dirasuki arwah gadis itu sehingga mau berlaku baik kepadanya. Ia pun lekas melempar pecahan cermin selebar telapak tangan, "Arahkan padanya kalau ingin tahu."

Changbin seketika mengarahkan benda tersebut ke wajah Yiseul, memang ia mendapati sosok yang berbeda dari yang dilihatnya melalui mata telanjang. Sosok mengerikan penuh darah. Hanya saja, tak ada alasan untuk langsung membenci Yiseul, selama ini gadis itu juga tak pernah berbuat jahat, "Dia mungkin memang bukan manusia lagi, tapi dia arwah yang baik, namanya Son Yiseul bukan Jo Sara."

"Yiseul itu hanya kebohongan, dia sebenarnya adalah Sara. Si arwah jahat!"

"Hentikan omong kosongmu, kau tak tahu apapun—"

Jisung lekas menyela, "Kau yang tak tahu apapun Changbin, kau menutup mata karena bisa memandang wujud Sara yang bersih, tapi di mataku—juga di mata orang lain, dia terlihat mengerikan seperti monster!" tudingnya, semakin membuat perasaan gadis itu campur aduk, "Dia berniat memanfaatkanmu untuk pergi dari tempat ini dan meninggalkan kutukannya."

Yiseul terdiam, Jisung bahkan lebih tahu tentang rencananya dibadingkan dirinya sendiri.

"Sejauh ini aku memantaumu... dan mencari tahu sebanyak mungkin tentang misteri rumah ini—setelah tak sengaja menemukan buku catatan yang dibuat oleh Jo Sara sendiri."

"Kalau Yiseul memang arwah jahat, dia seharusnya menyakiti kita dari awal. Dia tidak memanfaatkan siapapun, dia hanya butuh bantuan."

"Kau benar-benar sudah buta, Changbin." Jisung tertawa remeh, "Minho terkena sihir jahat mereka karena keserakahan, sedangkan kau terpengaruh gadis itu, kalau sudah begini terpaksa aku harus menyelamatkan diri sendiri."

"Kau akan pergi?"

"Tentu saja pergi dari tempat mengerikan ini," bola matanya bergulir ke arah Yiseul yang sedari tadi terdiam, "Kalau kau berubah pikiran, ayo pergi sekarang dan tinggalkan dia."

Changbin seketika menatap Yiseul yang dibalas anggukan, seolah izin untuk pergi meninggalkannya sendirian, "A-aku memang jahat, aku bahkan tidak bilang padamu kalau diriku sebenarnya hanyalah arwah yang tidak bisa berpulang. Ini wujudku yang sebenarnya, menakutkan... benar seperti monster."

Sejujurnya perasaannya menjadi aneh, ia sudah sadar dan tahu kalau Yiseul bukan lagi manusia, tapi mengetahui wujudnya berbeda cukup membuat Changbin terguncang.

"Seluruh benda kaca dan cermin, aku yang memecahkannya dan menyembunyikan di ruang bawah tanah. Aku... takut melihat pantulan tubuhku sendiri." Yiseul kembali mengakui sesuatu.

"Tapi aku bisa melihatmu dengan cara yang berbeda."

Jisung lekas menyela, "Itu karena kau tertarik padanya sedari awal, kau dibutakan hatimu sendiri."

Sementara Changbin mengangguk, tidak membantah ucapannya, "Ya, itu artinya aku tulus. Ketulusan mampu membuat seseorang menemui kebenaran. Artinya, pandangan orang padamu dibutakan amarah, sedangkan aku tidak. Kau tak buruk rupa, tapi pandangan orang lain yang bermasalah," pria itu lantas menggantungkan tangannya, "Yiseul, maukah kau ikut dengan kami? kita pergi jauh dari sini untuk saling menyelamatkan diri."

Jisung sontak berteriak, "Changbin, kau gila?!"

To be continued...

Book kali ini tampaknya sepi sekalii pdhl udh setengah bab😭 apa krn genrenya horor? atau kenapa?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Days After My Death [] ChangbinWhere stories live. Discover now