Part 9

4.2K 314 7
                                    

Lian yang baru saja sampai di rumah langsung melenggang masuk ke dalam rumahnya tanpa mengucap salam.

"Salam dulu bisa kali, kek gak punya agama aja deh" Sindir Meera yang tengah duduk di ruang tengah

"Kamu nyindir siapa? Saya?" Tanya Lian sinis

"Enggak pak, saya nyindir cicak cicak di dinding noh" Balas Meera sembari menunjuk cicak di langit-langit rumah

"Aneh" Balas Lian

"Bapak lebih aneh" Balas Meera

"Berani ya kamu sama saya!" Ucap Lian tegas

"Berani! Orang saya ngasih tau bapak yang bener kok! Ngapain harus takut" Balas Meera tak kalah sinis

"Gausah ngurusin hidup saya! Kerjaan kamu itu ngurusin ayah! Bukan saya! Ngerti!" Balas Lian tegas dan langsung pergi meninggalkan Meera

"Dih, di kasih tau yang bener malah marah. Emang aneh" Gumam Meera setelah kepergian Lian

Meera akhirnya bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar Mario. Meera merasa hari sudah semakin sore, dan ia hendak mengajak Mario jalan jalan sore di sekitar rumahnya.

Saat menuju kamar Mario, Meera berpapasan dengan Nathan yang baru saja keluar dari kamar setelah seharian ia di dalam kamarnya.

"Hay cantik, mau kemana?" Tanya Nathan

"Eh Kak, ini mau ke kamar bapak" Balas Meera

"Mau ngapain? Ayah masih tidur palingan. Mending kita ngobrol di ruang tengah yuk" Ajak Nathan

"Eh, justru itu kak. Saya mau bangunin bapak. Ini udah sore soalnya, ga baik kalo bapak terlalu lama juga tidurnya" Balas Meera sungkan

"Ohh, yaudah yuk gue temenin bangunin ayah. Biar lu tunggu luar aja, gue yang bangunin ayah ke dalem" Balas Nathan

"Kak, kalo kakak sibuk gapapa kok. Meera bisa sendiri kak" Balas Meera

"Udah ayokk, gapapa kok" Balas Nathan yang langsung menggandeng tangan Meera ke kamar ayahnya

Saat mereka berdua sampai di kamar Mario, dan Nathan hendak membuka kamarnya. Lian lebih dulu membuka pintunya dari dalam kamar Mario dan melihat pemandangan di depannya.

Melihat Nathan yang menggandeng tangan Meera, berhasil membuat rahang Lian mengeras. Namun sebisa mungkin ia menahannya agar tak terlihat oleh Nathan atau pun Meera.

"Mau ngapain?" Tanya Lian dingin

"Eh ini pak, saya mau bangunin bapak. Karena ini kan sudah sore" Balas Meera

"Bukannya dari tadi, itu ayah udah bangun dan udah mandi" Balas Lian dingin sembari menunjuk ke dalam kamar Mario

"Ah iya, maaf Kak. Saya masuk dulu" Ucap Meera sembari melepaskan tangannya dari Nathan

Setelah Meera masuk ke dalam kamar, Lia menatap tajam Nathan. Nathan pun dengan santai menatap balik tatapan Lian padanya.

"Dia cewek baik-baik. Jangan lu rusak brengsek" Ucap Lian tajam

"Hmm, ya lu bener. Dia cewe baik-baik, mangkanya gue pengen dia yang jadi istri gue nantinya" Balas Nathan santai

Lian tertawa meremehkan Nathan

"Istri? Hmm dia pantas dapat laki-laki yang lebih baik dari elu" Balas Lian tajam

"Oh ya? Siapa? Elu? Hahaha bukannya lu gak suka sama cewek? Justru kasian dia dong, kalo dapetnya sama elu! Nanti saingannya bukan cewek lain, tapi cowok lain" Ledek Nathan

LenteraWhere stories live. Discover now