Part 23

5.5K 402 15
                                    

"Al? Masih belum selesai?" Tanya Lian

"Belum, kalo bapak mau pulang duluan. Gapapa duluan aja, saya bisa naik ojol pulang nya" Balas Meera

"Gak! Kamu boleh ya marah sama saya! Tapi gak akan saya biarkan kamu pulang sendiri, naik ojol lagi!" Omel Lian

"Gapapa kok pak, saya udah gede. Saya bisa pulang sendiri" Balas Meera

"Gak! Udah sekarang selesaiin kerjaan kamu. Saya tunggu sampe selesai" Balas Lian tegas

Meera pun menuruti permintaan Lian, dia kembali melanjutkan pekerjaannya hingga selesai.

"Saya udah selesai pak, mending bapak sekarang jalan duluan ke mobil. Nanti baru saya nyusul" Ucap Meera

"Kenapa sih gak bareng aja, tiap hari gak berangkat kerja, gak pulang kerja berasa main kucing-kucingan sama kamu. Padahal kamu istri saya sendiri" Ucap Lian

"Pak" Tegas Meera

"Iya iya, biasa aja muka nya. Gausah jutek gitu" Balas Lian yang langsung pergi meninggalkan ruangannya

Lima menit setelah Lian pergi, baru lah Meera yang pergi meninggalkan ruangan Lian.

Selama berjalan ke arah parkiran mobil, tak banyak karyawan yang menatapnya dengan tatapan sinis. Terutama karyawan Wanita, yang Meera pikir mungkin mereka adalah pengagum Lian seperti yang di ucapkan Varro tempo hari padanya. Namun, Meera tak ingin ambil pusing dengan tatapan tatapan sinis yang ia dapatkan. Meera hanya ingin bekerja dengan tenang, itu saja yang ia inginkan saat ini.

"Kenapa?" Tanya Lian ketika melihat wajah murung Meera saat masuk ke dalam mobilnya

"Gapapa" Balas Meera cuek

Lian mengambil bucket matahari dan coklat yang sudah ia siapkan dan ia letakkan di kursi tengah mobilnya.

"Ini buat kamu Al, maafin saya ya. Udah bikin kamu badmood seharian ini. Saya gak maksud belain Varro tadi, saya cuma gamau kalo kamu dan Varro berdebat aja. Maafin saya ya kalo tindakan saya tadi justru buat kamu badmood dan kesel sama saya" Ucap Lian menyesal sembari menyodorkan bucket bunga dan coklat pada Meera

Meera menatap haru pada Lian, ternyata suami kaku nya ini masih bisa bersikap manis. Dia tak sepenuhnya menjadi manusia kulkas seperti dugaannya selama ini.

"Hmm makasih yaa. Maafin saya juga udah jutek seharian ini sama mas. Tapi emang aku kesel banget karena kamu belain Varro tadi. Padahal jelas-jelas dia yang bikin masalah ke aku tadi" Adu Meera sembari menerima bucket pemberian Lian

"Iya maafin aku ya, aku pikir tadi tindakan aku, bisa bikin kamu dan Varro berhenti untuk berdebat. Tapi malah bikin kamu kesel ya? Maafin aku ya sekali lagi" Ucap Lian

"Iyaa, udah aku maafin kok. Makasih ya bucket coklat dan bunga matahari nya. Lucu, aku suka" Balas Meera tersenyum manis

"Syukur lah kalo kamu suka. Jangan jutek-jutek lagi ya Al. Aku gak suka lihat kamu jutek kaya tadi" Ucap Lian

"Kenapa?" Tanya Meera ragu

"Gak suka aja, aku lebih suka kamu yang cerewet dan berisik. Dari pada diem doang kaya sapi ompong gitu" Balas Lian asal

"Ish, enak aja. Aku di bilang kaya sapi ompong" Ucap Meera kesal

"Hehe bercanda. Jangan marah lagi dong, baru aja baikkan" Balas Lian

"Iya kamu nyebelin sih" Balas Meera

"Iya iya maaf yaa"

"Terus barusan kenapa? Kok masuk mobil muka nya di tekuk gitu? Capek?" Tanya Lian lembut

LenteraWhere stories live. Discover now