Part 20

5.8K 378 7
                                    

"Al" Panggil Lian

"Kenapa pak?" Tanya Meera

"Coba kamu kesini" Ucap Lian

Meera bangkit dari kursinya dan menghampiri Lian.

"Kenapa pak?" Tanya Meera saat sudah berada di samping Lian

"Apa email ini udah kamu cek? Sebelum di kirim ke saya?" Tanya Lian

"Email mana pak?" Tanya Meera

"Ck! Ini loh, sini kamu sinian dikit kenapa sih? Takut banget deket saya! Sini, liat di laptop saya!" Omel Lian sembari menunjuk ke arah Laptopnya

Meera pun semakin mendekat dengan Lian, hingga jarak yang tersisa diantara keduanya semakin menipis. Sehingga Lian pun bisa dengan jelas menghirup aroma tubuh Meera yang sangat wangi dan menggoda.

"Ah, email ini dikirim sebelum hari ini pak. Kemungkinan email ini dikirim oleh sekpri bapak sebelumnya. Karena hari ini saya baru mengirimkan berkas dari perusahaan Wijaya Corp saja pak. Sebagai bahan meeting nantinya" Balas Meera yang masih setia menatap Laptop Lian

Sedangkan Lian justru mematung memandangi wajah Meera dari dekat.

"Pak? Pak Lian?" Sapa Meera yang masih belum melihat ke arah Lian

Karena merasa Lian tak kunjung memberi respon, barulah Meera melihat ke arah Lian. Pandangan mereka sempat bertemu beberapa detik, hingga Meera yang lebih dulu memutuskan pandangan mereka.

"Bapak kenapa liatin saya? Ada yang salah sama penampilan saya?" Tanya Meera yang sudah berdiri menjauh dari Lian

"Gapapa, gak ada yang salah kok" Balas Lian santai

"Oh iya? Gimana email-nya?" Tanya Lian kembali

"Maaf pak, itu email sudah di kirim sebelum saya menjadi sekpri bapak. Mungkin sekpri bapak sebelumnya yang sudah mengirimkan email tersebut pada Bapak. Jadi saya tidak tau menahu untuk email itu pak"

"Hari ini saya baru mengirimkan email pada bapak untuk bahan meeting nanti bersama Wijaya Corp Pak" Balas Meera

"Oh oke" Balas Lian

"Baik pak kalau begitu saya kembali ke meja saya ya" Balas Meera

"Al tunggu" Ucap Lian

"Kenapa pak?" Tanya Meera

Lian tak menjawab ucapan Meera, Lian justru berdiri dan berjalan mendekat ke arah Meera.

"Ke - Kenapa pak?" Tanya Meera gugup saat Lian semakin mendekat

Meera berjalan mundur saat merasa Lian semakin mendekat padanya, sampai ia tubuhnya sudah menabrak dinding ruangan Lian.

"Diem!" Tegas Lian

Akhirnya Meera diam dan menunggu aksi Lian selanjutnya. Jantungnya sudah benar-benar tak terkontrol, entah apa yang akan di lakukan Lian padanya. Meera pun tak paham.

Lian semakin mendekat dan mengunci Meera yang sudah bersandar di dinding dengan kedua tangannya.

"Kenapa mundur? Hmm?" Tanya Lian lembut

"Ya bapak ngapain makin maju dan mendekat sama saya?" Tanya Meera gugup

"Terserah saya dong, kan kamu istri saya. Saya bebas mau deketin kamu kapan saja saya mau" Balas Lian

"Pak, ini masih jam kerja. Tolong lepasin saya" Balas Meera

"Oh, kalo bukan jam kerja berarti boleh? Hmm?" Goda Lian

LenteraWhere stories live. Discover now