Part 17

5K 397 21
                                    

Meera sebenarnya sangat malas saat ingin kembali ke kamarnya, namun hari sudah sangat malam dan dia ingin segera tidur. Mau tidak mau akhirnya dia harus kembali ke kamarnya dan Lian.

Saat Meera membuka pintu kamarnya, Betapa terkejutnya dia saat melihat Lian tengah membawa bucket bunga berdiri tepat di depan pintu.

"Maaf" Ucap Lian

"Untuk?" Tanya Meera

"Maaf karena sudah membentak kamu dan bicara yang mungkin buat kamu sakit hati. Saya minta maaf" Balas Lian seraya memberikan bucket bunga pada Meera

"Bapak kenapa?" Tanya Meera heran

Meera justru memegang kening Lian dan merasakan suhu tubuh dari Lian.

"Ck! Al! Saya serius" Ucap Lian

"Hahaha, iya iya maaf. Saya terima bucketnya, saya juga minta maaf kalo dari tadi jutek sama bapak. Habisnya saya kesel, bapak gak adil banget sama saya" Balas Meera

"Maafin saya, saya masih belum terbiasa tiba-tiba ada orang yang ngatur-ngatur hidup saya. Padahal saya tau, kamu lakukan itu demi kesehatan saya. Saya minta maaf" Balas Lian

"Iya yaudah, gapapa kok pak. Saya aja yang lancang, udah larang-larang bapak. Padahal saya bukan siapa-siapa" Balas Meera memelas

"Hey, stop bicara seperti itu. Kamu istri saya, kamu bebas atas hidup saya. Saya gak akan larang kamu untuk ngatur-ngatur saya lagi. Maafin saya ya" Ucap Lian lembut

Meera benar-benar dibuat speechless dengan sikap Lian malam ini. Apakah Lian salah makan hari ini? Pikir Meera

"Pak, bapak kenapa sih? Bapak salah makan ya? Perasaan dari tadi makannya aman-aman aja deh. Jujur deh bapak kenapa? Saya ngeri kalo bapak begini" Balas Meera bergidik ngeri

"Ck, kamu tuh gak bisa banget di ajak serius ya Al!" Ucap Lian Kesal

"Udah gausah serius-serius, yang penting kita udah saling memaafkan kan pak"

"Mending tidur deh sekarang" Balas Meera

"No, kamu masih panggil saya bapak! Saya gak suka Al" Ucap Lian

"Iya iya maaf"

"Yaudah tidur ya mas, udah malem. Makasih sekali lagi, bucketnya bagus dan indah" Balas Meera

"Gitu baru enak di denger, jangan panggil bapak-bapak lagi. Saya bukan bapak kamu" Ucap Lian sinis

"Iya Om" Balas Meera terkekeh

"Al!" Tegas Lian

"Hahahaha bercanda mas" Balas Meera terkekeh

Ternyata saran Varro emang bener, sekarang Al udah gak marah lagi sama gue. Sikapnya juga udah kembali hangat sama gue, kenapa gue jadi seneng gini sih. Aneh deh, tapi gapapa lah yang penting Al udah gak marah lagi *batin Lian

Lian memang benar-benar buta masalah wanita, ia kelimpungan sendiri mencari cara agar Meera mau memaafkan nya. Namun, setelah berjam-jam Lian terus berfikir akhirnya Lian menyerah. Lian benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

Hingga tercetuslah ide Lian untuk meminta bantuan pada Varro, walaupun konsekuensinya dia akan di goda habis-habisan oleh Varro. Lian tak peduli, asal Meera bisa memaafkan nya. Apalagi Lian tau jika Meera dan Varro bersahabat sudah lama, Varro pasti paham bagaimana cara membujuk Meera.

Setelah menghubungi Varro dan menjelaskan semuanya, dan benar saja jika Varro langsung menggoda nya. Namun Lian tak peduli, dia terus memaksa Varro agar dia memberitahu nya bagaimana cara membujuk Meera.

LenteraNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ