Part 13

4.6K 363 12
                                    

"Wah ini nih, pengantin baru nya. Nyenyak banget ya bobo berdua, sampe kesiangan banget bangunnya" Goda Varro ketika melihat Lian dan Meera

"Berisik banget sih pagi-pagi lu" Omel Meera

"Hahahaha ya gapapa dong Ro, namanya juga pengantin baru. Iya kan Bi" Timpal Mario

"Goal gak yan? Berapa ronde" Goda Varro

"Bacod" Balas Lian sinis

"Hmm, emang dia bisa masukkin?" Ucap Nathan seraya tersenyum meremehkan

"Kok gak di jawab? Bisa gak Meer, suami lu masukkin? Apa jangan-jangan, gabisa ya?" Tanya Nathan pada Meera

"Hah? Masukkin apa kak? Baju? Bisa kok, Pak Lian bisa masukkin bajunya sendiri. Dia sama sekali gak ngrepotin Meera" Balas Meera polos

Jangan di tanya bagaimana ekspresi Lian, dia sudah mengepalkan tangannya dan ingin sekali melayangkan bogemannya pada Nathan saat itu juga. Namun, Varro yang sadar akan hal itu dengan kuat menahan tangan Lian dan menggelengkan kepalanya pada Lian.

"Ah, polos sekali si cantik ini hahaha" Goda Nathan

Lian yang ingin membalaskan Nathan akhirnya memutar otak, dia harus bisa membuat Nathan diam tanpa menggunakan kekerasan.

Lian merangkul mesra pinggang Meera, lalu mengecup puncak kepala Meera di depan semua orang

"Kamu jangan polos-polos gitu dong sayang, kamu lupa yang semalem? Hhmm? " Ucap Lian mesra

Meera yang di perlakukan seperti itu justru bingung, apa maksud dari manusia kulkas ini? Bukannya semalam mereka habiskan dengan perdebatan?

"Jawab aja iya, demi ayah Al" Bisik Lian

"I-iya Pak hehe" Balas Meera kikuk

"Udah nikah, kok manggilnya tetep pak aja sih? Ganti dong nak" Pinta Mario

"Sebenernya dari kemaren di kamar Almeera sudah manggil Abi dengan sebutan Mas yah, entah kenapa tiba-tiba di depan kalian manggilnya Pak lagi. Emang istri Abi ini malu-malu orangnya yah hehe" Balas Lian yang masih sengaja memanasi Nathan

"Iya kan sayang?" Tanya Lian

"I iya mas" Balas Meera sembari tersenyum

Nathan sangat muak melihat drama pasutri baru itu, dia memutuskan untuk pergi meninggalkan semua orang.

Saat Nathan pergi, Lian pun melepaskan tangannya yang bertengger di pinggang istrinya.

"Sorry" Bisik Lian

"Ohh, i see"

"Bapak sengaja mau bikin Kak Nathan pergi yaa, hmm" Bisik Meera

"Diem! Gausah sok tau" Tegas Lian

"Dih, udah di bantuin. Gabilang makasih" Sindir Meera

"Diem!" Ucap Lian

***

Sekarang semua orang sudah sampai di rumah kediaman Mario, termasuk Qeela. Almeera meminta pada Lian, agar Qeela bisa ikut tinggal bersama nya di rumah Mario. Almeera tidak akan tega meninggalkan adiknya sendirian di rumah peninggalan orang tuanya, sedangkan rumah mereka akan di tempati oleh Varro nantinya.

Mario justru senang jika di rumahnya semakin banyak orang yang tinggal dengannya. Lian tetap memilih tinggal bersama ayahnya karena ia tak mungkin meninggalkan Mario hanya tinggal bersama Nathan yang kerjaannya hanya keluyuran saja setiap malam. Lian justru membayar orang untuk menjaga di dalam rumah, ia memerintahkan bodyguard nya untuk menjaga istri dan adik iparnya dari Nathan. Lian sangat hafal bagaimana tingkah kakak nya. Jadi ia tak ingin mengambil resiko membahayakan Almeera ataupun Aqeela jika mereka tinggal di dalam satu atap yang sama dengan Nathan.

LenteraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora