Bab 8

24 3 0
                                    

Suasana menjadi canggung sejenak setelah tadi Anis memergoki Yudha dan Tiara sedang jalan berdua sambil bergandengan tangan. Pria beranak dua itu nampak gelisah dan resah setelah melihat wajah Anis yang begitu marah padanya. Namun, Tiara buru-buru menenangkan Yudha dan membuat pria itu kembali memusatkan perhatian padanya. Tiara menggenggam tangan Yudha sambil mengelus-elus punggungnya. Tiara, perempuan muda nan cantik itu menggandeng Yudha untuk berjalan dan mencari tempat duduk yang nyaman di sana.

"Tadi itu istrimu, Mas?" tanya Tiara sambil  duduk di salah satu kursi yang terletak paling sudut dari restoran tersebut. Perutnya terasa perih karena belum sempat makan sedari pagi. Oleh karena itu, ia langsung memanggil pelayan restoran dan memesan makanan untuknya dan kekasih gelapnya itu.

Yudha mengangguk pelan. Sebenarnya, hati pria flamboyan itu sempat khawatir akan ledakan amarah sang istri tadi, tapi pesona Tiara lagi-lagi membutakan hati dan pikirannya. Yudha sekarang malah terlihat asyik berduaan dengan Tiara dan duduk berdekatan dengannya.

Sambil bersandar pada pundak Yudha, Tiara merajuk manja, "Mas, nanti antar aku pulang lagi, ya. Mobilku masih di bengkel."

"Iya," ujar Yudha pelan sambil mengangguk. Matanya tak lepas memandang wajah Tiara yang hari ini berdandan begitu sempurna. Di mata Yudha saat ini, wanita di hadapannya adalah bidadari yang begitu menggoda dan amat sayang jika dibiarkan begitu saja. Matanya tak berkedip saat melihat bibir Tiara yang begitu tebal berisi dan amat sensual. Terlebih, wanita itu memakai lipstik berwarna merah yang begitu cerah sehingga semakin menarik hati dan pandangannya. Bukan hanya itu, Alis mata Tiara yang tebal bak semut hitam yang berbaris rapi dan bulu matanya yang lentik serta hidungnya yang mancung sempurna membuat hawa nafsu Yudha bergelora. Ia amat ingin merengkuh wajah wanita itu di pelukannya, tapi ia mengurungkan niat tersebut sebab khawatir ada yang melihat mereka berdua.

"Mas, kenapa, sih, lihat aku kaya gitu? Aku kan jadi grogi." Lagi-lagi Tiara berkata manja. Kedua tangannya begitu erat memegang lengan Yudha. Hati pria paruh baya itu serasa gemetar dan berdesir hebat. Angannya melayang ke langit paling tinggi saat Tiara menggelendot manja di pundaknya. Aroma parfum Tiara hari ini juga begitu semerbak dan menggoda sehingga tanpa sadar Yudha mencium rambut Tiara dan menghirupnya dalam-dalam. Tiara nampak menikmati ciuman itu. Hatinya juga berdesir dan darahnya seakan berhenti mengalir. Jika mampu, ia ingin menghentikan waktu saat itu juga, terutama ketika Yudha akhirnya mau menjamahnya dengan leluasa.

Ketika mereka sedang bermesraan seperti itu, datanglah seorang pelayan yang membawa pesanan mereka. Sepiring sate ayam lengkap dengan nasi yang masih hangat. Aroma sate yang begitu harum itu sungguh menggoda perut Tiara dan Yudha yang tengah kelaparan. Mereka makan sambil saling menyuapi makanan dan berpandangan dengan sangat mesra.

"Eh, Mas, kamu nggak hubungi istrimu? Dia pasti marah melihat kita berduaan tadi," ujar Tiara memancing pendapat Yudha.

"Biar saja, lah! Aku tak peduli. Kan udah ada kamu di sini," ucap Yudha sambil menatap Tiara hangat.

Tiara seperti tak menapak bumi saat Yudha mengatakan itu. Ia tak menyangka ternyata cukup mudah menaklukan seorang dr.Yudha Anggono Sp.P. Tiara memang sudah lama memimpikan menjadi istri dokter yang sudah mapan. Perbedaan usia yang cukup jauh baginya tak menjadi soal sebab memang itulah yang dia inginkan. Selama Tiara hidup, dia tak pernah merasakan kasih sayang Sang Ayah karena Ayahnya sudah meninggalkan Ibundanya saat Tiara masih di dalam kandungan. Konon, Ayahnya itu tergoda oleh perempuan yang jauh lebih muda dan seksi daripada ibunya. Oleh karena itu Tiara tumbuh menjadi wanita yang haus kasih sayang dan perhatian. Dia sudah mencoba menjalin hubungan dengan lelaki yang sebaya, tapi entah mengapa selalu tak bisa bertahan lama. Mungkin, karena sikap manjanya yang keterlaluan membuat lelaki seusianya jadi enggan dengannya. Berbeda dengan pria dewasa. Biasanya mereka malah senang ketika Sang wanita bersikap manja dan haus perhatian. Begitulah yang dirasakan Tiara selama ini. Ketika ia bertemu dengan Yudha, ia sudah merasa jatuh cinta dan bertekad untuk memilikinya bagaimanapun rintangannya. Terlebih Yudha dikenal sangat kaya raya dan memiliki aset di mana-mana. Hal itu membuatnya semakin termotivasi untuk terus menggoda Yudha dan memilikinya.

PSBB: Pahami Sayangi Biar BahagiaWhere stories live. Discover now