Bab 15

31 4 0
                                    


Anis duduk termangu dipinggir tempat tidurnya, jendela kamar yang mengarah ke kebun depan rumah dibiarkan terbuka. Semilir angin dingin menusuk tulang, berhembus lewati jendela kamar yang terbuka. Anis memandang kosong pada anggrek-anggrek cantik yang terlihat dari jendela kamarnya.

Semerbak harum bunga melati menembus ruangan kamar membuat kamar Anis terasa berbeda. Ingatan Anis melayang, teringat sosok Arif yang dulu pernah dekat dengannya. Arif laki-laki berperawakan tinggi besar yang mengisi tiga tahun masa putih abu-abunya. Anis mengenal Arif pertama kali ketika keduanya mengikuti orientasi di SMA  1 Wonogiri.

SMA yang memiliki motto ‘Maju Bersama, Hebat Semua’ ini adalah sekolah favorit di Wonogiri. Berdiri pada tanggal 1 Agustus 1962 yang menjadi sekolah menengah atas pertama di kota Wonogiri. Beralamat di Jl. Perakilan  No.24 Sanggrahan, Giripurwo, Wonogiri, sekolah ini memiliki jumlah kelas yang banyak setiap angkatannya yaitu dua belas kelas. Dengan jumlah siswa baru sekitar 1300 an siswa tentunya agak sulit bertemu dengan siswa yang sama meskipun itu dalam kegiatan orientasi siswa, kecuali terlibat dalam satu kelompok.

Anis teringat kala itu, satu hari menjelang orientasi dimulai ia datang dengan diantar  bapaknya. Anis datang untuk mengecek kelompok tempat ia besok mulai orientasi. Ketika akhirnya ia berhasil menemukan kelompoknya, dibawah namanya tertera nama Arif.

Begitulah, sejak hari pertama mereka orientasi hingga mereka lulus SMA pun mereka selalu bersama. Arif yang berkepribadian hangat dan supel berhasil membuat Anis yang introvert membuka diri. Bersama dengan Ratih, mereka bertiga bersahabat.

Wajah Arif yang tampan dan berkulit bersih untuk ukuran pemuda jaman itu, membuat banyak teman-teman Anis yang menyukai Arif. Tidak terkecuali Ratih, walau mereka berstatus sahabat namun, Ratih sejak awal berkenalan dengan Arif langsung menaruh hati pada pria itu. Tetapi,  sejak awal sepertinya Arif tidak sedikitpun mempunyai hati terhadap Ratih, Arif terlihat selalu berusaha menjadi sahabat bagi Ratih. Namun, tidak demikian jika terhadap Anis. Walaupun masih berusaha bersikap terhadap sahabat namun terlihat bahwa Arif menaruh hatinya pada Anis sang introvert.

Ketika semester dua SMA akhirnya Arif memberanikan dirinya untuk menyatakan cinta pada Anis. Anis yang juga menyukai Arif berusaha untuk tidak menyakiti perasaan Ratih sahabatnya, karena Anis tahu bila Ratih juga menyukai Arif. Sebagai seorang sahabat yang baik, Ratih memilih untuk merelakan Arif untuk menjadi kekasih Anis dan ia tetap menjadi sahabat mereka berdua.

Arif sangatlah mencintai Anis, mereka berdua saling melengkapi. Kedekatan mereka berdua bahkan tidak merusak persahabatan mereka bersama Ratih, hal itu membuat Anis sangat bahagia. Hingga akhirnya Anis dan Arif berpisah. Anis dan Ratih melanjutkan kuliah mengambil jurusan S1 keperawatan di Universitas Jember, sedangkan Arif memilih kuliah di kota Gudeg Yogyakarta.  Demi cita-cita Arif dan Anis rela berpisah, dengan saling mengikat janji untuk terus bersama.

Namun takdir mengatakan lain, ketika Anis sedang melakukan di salah satu rumah sakit di Jember, ia bertemu dengan Yudha. Anis yang tidak kuat melakukan hubungan jarak jauh akhirnya goyah setelah Yudha mendekatinya dan berani meminangnya. Bila teringat hal itu membuat Anis sering merasa bersalah, Anis kini merasa ia telah terkena karma dari tindakannya dimasa lalu, meninggalkan Arif yang benar-benar mencintainya.

Terutama kini, setelah ia sadar bila Arif ternyata benar-benar masih mencintainya. Anis benar-benar terlena, ia yang telah lama tidak diperhatikan oleh Yudha kini seperti mendapat angin segar. Arif dengan suara lembutnya telah membelai dan mencurahkan segala perhatiannya kepada Anis. Bagai orang yang kehausan karena telah berminggu-minggu tidak mendapat setetes air, kini ia reguk semua kasih sayang dan perhatian yang Arif berikan dengan rakus. Meskipun mereka tidak pernah bertemu secara langsung dan hanya bertemu melalui video call, namun semua itu sudah cukup untuk membuat Anis merasa terlena dan melupakan pedihnya hati karena perlakuan Yudha dan anak-anaknya. Hal itu tentu membuat Yudha merasa sedikit curiga ketika melihat Anis yang kini seperti tidak lagi terpuruk atau sedih ketika menerima perlakuan kasar darinya.

PSBB: Pahami Sayangi Biar BahagiaWhere stories live. Discover now