15 - Hoax

133 22 1
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Gue:

Nggak semua yang lo denger

sama seperti apa yang lo bayangkan

Ratih:

Yaelah, gue berharapnya kabar itu juga hoax

Ingat, ya! Sesama inti OSIS ngga boleh pacar-pacaran

Kalo putus yang ribet satu organisasi

Sagara membawa Yona yang tak kunjung berhenti menangis ke tangga kelas bahasa yang sudah jarang difungsikan, kebanyak memilih menggunakan lift yang beroperasi sejak satu tahun yang lalu. Sagara duduk di anak tangga ke dua dari bawah, menyebelahi Yona. Ini kali kedua Yona menangis di depannya dan reaksi Sagara masih sama, tidak percaya. Kali ini nangis kenapa?

Punggung Yona berguncang karena tangis yang tak kunjung mereda. Tangannya terus digunakan untuk menutupi wajah, sama seperti saat pertama kali Yona menangisi kepingan hatinya yang berserakan karena diputuskan tiba-tiba. Hati Yona terlalu perasa, kalau tidak mau dibilang cengeng. Rasanya menyesakkan melihat cinta pertamanya telah menemukan belahan hatinya yang baru, sedangkan Yona masih mencari cara untuk balikan meski tak kunjung ketemu.

Lima menit berlalu, Yona baru mengangkat wajahnya ketika mulai kelelahan.

"Sudah nangisnya?"

Yona mengerjapkan mata. Bukannya membersihkan jejak-jejak air mata yang masih tersisa, rengekannya malah berlanjut.

Sagara kelabakan dibuatnya. Dia tidak tau cara menangani anak gadis yang menangis. Cowok itu mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Yona. Namun, sebelum tangannya menyentuh Yona, cewek itu menepis tangannya dan berteriak marah.

"Semua gara-gara lo tau, nggak?"

Bahu Sagara terdorong ke belakang. Yona menyerangnya dengan beberapa pukulan lemah. Sagara bisa saja menghindar, tapi tidak ia lakukan. Intuisinya meminta Sagara untuk diam.

"Lo sadar, nggak? Lo udah bikin gue putus sama Leon karena bawa gue masuk ke Ruang Jones setelah pukul tiga sore." Napas Yona tersengal. "Lo bikin gue merana karena nggak mau bantu cari cara buat balikan," lanjut Yona, belum juga menghentikan aksinya. "Dan, lo, lo jahat bikin gue harus mengancam lo dengan cara resign. Apa susahnya bantu gue balikan, Gar? Apa susahnya?" Yona nyaris menjerit.

Tanpa sadar, Sagara membatin. Ini kali pertama dia menghadapi orang patah hati. Saat Yona mulai mengurangi serangannya, Sagara mulai bertanya. "Lo nangis karena mantan lo sudah move on?"

Yona mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kenapa lo nggak ikutan move on saja?"

"Lo kira move on semudah nyuci panci gosong? Enggak, Gar. Leon itu cinta pertama gue, dan lo bikin dia pergi ninggalin gue!"

"Lo beneran cinta atau terobsesi saja?"

Pertanyaan Sagara membuat Yona terdiam di tempatnya.

"Lo beneran pengin balikan sama mantan lo atau hanya takut jomlo?"

"Jaga bicara lo, ya!" Yona bangkit dari duduknya. Telunjuknya mengacung tidak terima.

Sudut bibir Sagara terangkat. Tersenyum menyebalkan. "Gue cuma bertanya. Kalau kesusahan menjawab, lo bisa lambaikan tangan dan menyerah," ucapnya, kemudian berdiri berhadapan dengan Yona yang siap memangsanya.

BYEFRIENDWhere stories live. Discover now