40 - Pelukku untuk Pelikmu

115 22 2
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status Saya

Cepat sembuh, Kal

Ayok berantem lagi~

Terkadang, manusia lupa bahwa kesehatan adalah segalanya. Ketika sakit, barulah manusia mengeluh siang dan malam. Parahnya, sampai menyalahkan Sang Pencipta. Namun, ke mana perginya dia yang mengaku hamba ketika kebahagiaan membuai mereka? Sudah pasti jawabannya adalah lupa.

Yona baru menyadari hal itu ketika sebuah musibah menimpa adik tercintanya yang sekarang terbaring pasrah di ranjang rumah sakit. Ke mana perginya Yona selama ini? Kenapa baru sekali ini dia mengingat Sang Pengatur Kehidupan?

Gadis itu melipat mukena yang dia pinjam dari masjid. Menaruhnya kembali di dalam lemari, kemudian kembali diam, membiarkan jamaah salat maghrib lainnya keluar terlebih dahulu. Kepala dan punggungnya menyandar pada dinding. Sensasi dingin membawa matanya terpejam. Sesaat, sebelum getaran di sakunya memaksa Yona kembali terjaga.

"Halo." Tanpa mengecek siapa yang meneleponnya, Yona langsung menyapa. Suaranya lebih serak dari yang ia duga.

Dua detik berlalu, seseorang di seberang tidak kunjung menyahut.

"Halo?" sapa Yona untuk yang kedua kali.

Helaan napas terdengar dari seberang. "Siapkan ruang rapat virtual buat inti OSIS."

Seketika, Yona menyesal menerima panggilan telepon itu. Napasnya ikut memberat. "Mau ngapain, sih?" Yona sedikit membentak. Apa Sagara tidak bisa memberinya ketenangan sedikit saja?

"Pak Jaka minta kita rapat mendadak." Suara Sagara terdengar datar seperti biasa.

"Gue nggak bisa. Yang lain, kan, ada! Jangan apa-apa gue, dong!" Merasa tidak pantas berteriak-teriak di dalam masjid, Yona beranjak keluar dengan langkah kasar.

"Nggak ada yang bisa dihubungi. Sepuluh menit lagi ruang rapat harus sudah siap, Keiyo—"

"Bodoh amat!" Yona memotong ucapan Sagara yang tak selesai. Amarah menggelegak sampai ubun-ubun. "Nggak peduli bakal dimarahi atau dikeluarkan, pokoknya gue nggak mau." Teriakan Yona membuatnya menjadi pusat perhatian orang-orang, tapi dia tidak peduli. "Adik gue kecelakaan, dia di rumah sakit sekarang. Kalau Pak Jaka tanya kenapa gue absen rapat, jadiin itu alasannya."

Panggilan diputus sepihak. Lagi, Yona menghela napasnya panjang, mencoba mengatur emosi yang tak terkendali. Namun, yang ia katakan tidak sesederhana kalimatnya, bukannya mereda, Yona justru langsung meluapkan emosinya ketika melihat Sagara ada di depan ruangan tempat Kalingga dirawat.

"Ngapain lo di sini?"

Seluruh pasang mata yang ada di sana memperhatikan Yona dengan heran.

"Belum cukup ngerusuh di telepon sampai nyamper ke sini?" tanya Yona. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuh. Matanya yang memerah kembali berkaca-kaca, akumulasi antara kekesalan dan perasaan yang entah apa namanya. "Minggat sana!" Tak terkendali. Kali ini, Kalandra sampai menegur Yona.

"Jangan bikin keributan di tempat umum, Yona. Malu!" Kalandra menarik Yona menjauh dari Sagara, tapi cewek itu segera menghempaskan cekalan Kalandra. Amarahnya belum tuntas, Yona masih ingin marah-marah.

"Minggir, Bang. Suruh dia yang pergi, bukan gue," sentaknya.

Kalandra memelototkan matanya. Sementara Sagara tetap diam, tidak ada riak sama sekali di wajahnya yang tegas.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang