38 - Roboh

99 18 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Uri Eomma:

Tolong tutup toko

Tulisi di depannya

Belum bisa buka sampai waktu yang belum ditentukan

"Hai, semua. Gue Keiyona. Kalian boleh panggil gue Yona. Nama kalian siapa?"

Hari itu masa orientasi peserta didik baru SMA Akasia resmi dimulai. Yona yang mengenakan seragam SMP berjalan riang sembari melompat-lompat kecil kegirangan. Cewek itu tidak mempedulikan penampilannya yang sukses membuat orang-orang tertawa. Rambut panjangnya dikepang dua dengan pita berwarna merah, kuning, dan hijau di bagian ujung. Di atas kepalanya dipasang topi kerucut yang terbuat dari kertas karton yang dilapisi kertas emas. Sekarang memang sudah bukan zamannya menjadikan masa orientasi sebagai ajang perpeloncoan, tapi SMA Akasia masih menerapkan metode MOS yang seperti itu dengan satu syarat yang harus dipenuhi. Yakni, tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan.

Sepatu hitam polos bertali yang begitu membosankan membebat sepasang kaki Yona yang mengetuk-ketuk ubin dengan tidak sabar, menunggu sekumpulan murid baru menyebutkan nama mereka masing-masing.

"Lo ...."

"Aku Lita."

Satu orang menyahut. Cengiran cerah terbit di wajah.

"Gue Ando. Salam kenal."

Lagi. Yona semakin antusias.

"Gue Gunar."

"Gue Anisa."

"Aing Ucup, Neng."

Yona bertepuk tangan riang. Sifat easy going-nya membuat Yona cepat memiliki banyak teman. Satu lingkaran sudah saling berkenalan. Saatnya pindah tempat dam memperbanyak koneksi.

Kepangan Yona bergerak ke kanan dan kiri, mengikuti gerak tubuhnya. Apel pembukaan akan segera dimulai, tapi Yona bergerak menjauh dari lapangan. Dengan berani, cewek itu meniti satu per satu anak tangga menuju lantai dua. Hanya seorang diri. Bestie-nya, Lukas dan Upi, Yona tinggalkan di bawah. Mereka masih terlalu malu-malu.

Berpasang-pasang mata memperhatikan Yona. Bukan merasa malu atau tidak percaya diri, Yona justru menyapa mereka. Sesekali Yona diajak atau mengajak anak-anak kelas XI yang ditemuinya mengobrol. Sok kenal dan sok asyik, yang membuat Yona terlambat mengikuti apel hari pertama.

Yona berlari menuju tengah lapangan untuk mengikuti apel. Karena terlambat, cewek yang saat itu tinggi badannya hanya mencapai 155cm terpaksa baris di barisan paling belakang. Ketika apel akan ditutup, Yona ditarik maju oleh OSIS yang bertugas. Yona tau dia akan dihukum. Anak itu menurut saja. Baginya, senior itu tidak perlu ditakuti. Sekali lagi Yona menerapkan metode SKSA—Sok Kenal Sok Asyik. Tidak peduli dirinya ditertawakan.

Yona berdiri di tengah lapangan bersama tiga orang pelanggar lainnya. Dia menjadi satu-satunya perempuan di antara empat orang yang dihukum.

"Enaknya kita apain ya teman-teman kalian yang melanggar peraturan ini?" Suara lantang terdengar melalui toa yang ada dalam kendali senior berwajah galak.

Semua orang diam. Tidak ada yang berani bersuara. Satu-satunya yang berani berbicara hanyalah Yona. Cewek itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi, memilih hukumannya sendiri.

"Menurut saya kalau hukumannya lari keliling lapangan atau nyanyi lagu Balonku diganti huruf O itu sama sekali nggak ada manfaatnya, Kak. Mending dihukum mungutin sampah pakai tusuk gigi. Lebih bermanfaat dan anti-maenstream."

BYEFRIENDWhere stories live. Discover now