25 - Malaikat Pelindung

112 21 0
                                    

BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Status Saya

"cewek selalu benar"

kayaknya kalimat di atas enggak bener, deh

buktinya gue salah mulu

Setelah keributan di depan stan makanan tadi, Yona dan Sagara memutuskan untuk tidak jadi membeli. Keduanya memilih duduk di bangku panjang yang terletak di dekat mini stage. Di tengah-tengah mereka ada dua botol minuman dingin. Yona mengangkat satu botol itu, menjulurkan tangannya, hendak menjadikan minuman dingin yang ia pegang sebagai kompres. Benar seperti dugaannya, warna kebiruan karena memar tercetak jelas di rahang Sagara.

"Madep sini coba. Gue kompres dulu memarnya." Yona menyuruh Sagara menghadap ke arahnya. Mulai menyentuhkan permukaan botol yang dingin ke area rahang yang membiru. "Sakit banget, ya?" Yona meringis, padahal bukan dirinya yang terluka.

Sagara mengatupkan rahang. Menahan denyutan nyilu yang mulai terasa. Matanya menatap lurus ke arah Yona yang tengah mengobati lukanya. Ekspresinya tak terbaca.

"Lo, kok, diem aja waktu dipukul? Kenapa nggak menghindar?" Yona mendongakkan kepala, membalas tatapan Sagara.

"Gue nggak suka keributan," jawab Sagara. Tatapannya masih sedingin sebelumnya.

"Tadi udah ribut, Sagara. Lagian kenapa lo melototin cowok itu terus? Dia kesel kali lo gituin."

Mengingat kejadian tadi membuat gigi-gigi Sagara bergemeletuk. Geram luar biasa pada cowok kurang ajar yang menatap Yona dengan tidak sopan. Sagara sudah mencium gelagat itu sejak jaraknya dengan Yona yang saat itu tengah mengantri tersisa tiga meter. Cowok kurang ajar itu menatap Yona seolah Yona adalah kudapan lezat yang bisa dinikmati siapa saja. Kemudian cowok itu mendekat, sengaja mengantre tepat di belakang Yona. Sesekali mencuri-curi kesempatan dengan mendesak maju, padahal tidak ada yang mendorongnya.

Sagara membuang tatapan sambil menghela napas gusar. "Gue yang lebih kesel karena dia nggak sopan sama lo." Kalimat itu dipenuhi penekanan.

"Gue nggak papa. Harusnya lo tadi ngomong aja ke gue kalau—"

"Nggak papa? Cowok itu nggak sopan ke elo dan lo bilang nggak papa?" Suara Sagara meninggi. Dia merebut botol minuman dingin dari tangan Yona. Cowok itu tidak lagi peduli pada memar di rahangnya. Dibukanya tutup botol itu, kemudian meminum isinya hingga tak tersisa. Amarah menguasainya.

"Jadi, lo marah sama gue?" Alis Yona menyatu, tapi bibirnya melengkungkan senyum.

"Nggak gitu."

Diulurkannya tangan kanan untuk menjabat tangan Sagara. "Gue minta maaf, deh."

Sagara berdecak. "Nggak gitu. Gue nggak marah. Cuma kesel aja ada cowok kurang ajar yang nggak sopan sama temen gue. Dan ...."

Hati Yona menghangat. Tidak menyangka Sagara begitu menghargai seorang wanita. Tangannya yang diabaikan Sagara bergerak turun. Yona menepuk kecil lutut Sagara.

"Thanks, ya, sudah melindungi gue."

Sagara mengerutkan dahi.

"Ternyata benar kata Ibu, lo adalah bentuk nyata dari malaikat pelindung."

"Ngomong apa, sih?" Sagara tidak paham.

"Ngomongin fakta yang lo sembunyikan dari banyak orang."

"Keiyona!"

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang