11 || and, they take pictures

3.5K 711 116
                                    

| 11 |

and, they take pictures



BENING HARUS MEMILIH pakaian yang terlihat elegan untuk dia pakai sebagai istri Tama. Anika bantu memilihkan baju untuk dia coba di ruang ganti. Setelah keliling hampir satu jam di toko yang sama, mereka pergi ke ruang ganti. Anika menunggu di luar.

Setelah mencoba banyak pakaian, Bening merasa pakaian-pakaian tersebut bagus dan pas di tubuhnya, tapi ketat di dada, menunjukan lekuk payudaranya lebih jelas. Bening tak biasa mengenakan pakaian yang seperti itu. Pada saat dia mulai mencoba sebuah dress, dia membuka pintu dan berkata kepada Anika, "Mi, baju yang ini terlalu terbuka kayaknya."

"Mana, coba lihat?" tanya Anika, lalu dia masuk ke dalam ruang ganti Bening setelah Bening membuka pintu. Pakaian Bening sebenarnya tertutup, tapi memang sedikit berkerah rendah. Mungkin karena belahan dadanya sedikit terlihat, Bening jadi menganggap pakaiannya terbuka. Padahal itu karena payudaranya besar saja.

"Terlalu terbuka, kan?"

"Enggak juga, kok. Masih bisa dianggap sopan. Berhubung di sana banyak ibu-ibu sosialita yang rajin yoga dan pilates, mereka sering keluar cuma pakai sports bra dan baju ketat. Jadi, santai aja, Bening."

"Tapi takutnya bakal dianggap murahan, atau malah dianggap bakal merebut suami mereka dengan sengaja memamerkan tubuh."

"Bening...." Anika mengangkat tangan untuk menenangkan. "Ingat aja, kamu itu akan tinggal di sana sebagai istri Tama. Pakaian apa pun yang kamu kenakan itu nggak bisa jadi alasan mereka menuduh kamu godain suami mereka. Karena cuma pria nggak waras yang berani deketin kamu ketika mereka tahu suamimu adalah Tama."

"Emang Tama kenapa?"

"Kamu nggak lihat badannya? Laki-laki mana pun pasti akan sungkan duluan buat deketin kamu kalau tahu kamu adalah istrinya. Kamu bisa bersikap sopan dan baik sama mereka, tapi selama kamu nggak kasih lampu hijau saat mereka memberi celah, kamu aman."

"Celah?"

"Celah buat mereka menghabiskan waktu berdua sama kamu, entah mereka sengaja datengin rumahmu pas Tama nggak ada buat kasih oleh-oleh, buat ngajak kamu makan bareng, apa pun. Kamu tahulah cara lelaki yang berusaha deketin perempuan."

Bening tahu itu. Dulu sebelum Nicholas, ada pria beristri yang pernah sempat mendekatinya, berkata bahwa istrinya selama ini terlalu posesif dan dia sedang dalam proses perceraian dengan sang istri. Bening tidak tertarik dengan pria itu dan statusnya yang masih beristri, jadi dia menolak baik-baik. Meski pria itu merajuk dan memohon, untungnya pria itu tidak memaksanya dengan kekerasan seperti yang dilakukan Nicholas. Jadi Bening masih aman saat itu.

"Dress-nya cantik, kok," tambah Anika. "Pilih yang kamu suka, yang juga bikin kamu nyaman."

Mereka berbelanja lagi keesokan harinya hingga sore. Lalu besok paginya, Bening dijemput ke studio foto.

Tak seperti yang Bening duga, studio foto yang dia datangi ternyata lebih indah daripada bayangannya. Bangunannya terdiri dari dua lantai dengan arsitektur rumah modern bernuansa kayu. Bahkan terdapat taman yang cukup luas di belakang yang kini dijadikan lokasi pemotretan. Taman tersebut sudah disulap menjadi area pernikahan dengan karpet, altar, dan tempat duduk tamu yang didekorasi dengan nuansa asri dan natural.

Bening dibawa masuk hingga dia tiba di sebuah kamar rias. Di sana sudah ada Anika, Rushia, dan wanita lain yang akan membantunya dalam pemakaian gaun, rias wajah, dan pemotretan.

Tergenggam dalam Nyaris | ✓Where stories live. Discover now