2

919 44 0
                                    

"sudah puas bermainnya baby?" ucap Devon rendah dengan ekspresi yang sulit diartikan oleh Lui.

"anjg mati gw" ucap Lui dalam hati kecilnya

_____________________________________

diruang keluarga Va Onkar kembali dengan suasana mencekam terutama bagi Lui yang kini tengah duduk ditengah-tengah antara Devon dan John.

dalam hati Lui tengah merapalkan sumpah serapah kepada kedua abangnya ini karena menggagalkan aksi kaburnya padahal sedikit lagi dia akan memiliki teman baru, bukannya mendapat teman Lui malah mendapatkan tatapan yang tidak mengenakkan dari papanya disebrang sana.

"kali ini apa Lui?" tanya Gilbert dengan tetap menatap tajam putra bungsunya itu

Lui yang mendapat pertanyaan itu langsung menegang dia takut, Lui menoleh menatap mamanya mencoba meminta pertolongan tapi nihil mamanya malah menatap balik dirinya dingin. Tidak ada pilihan lain Lui tidak bisa menghindar kali ini pasti mamanya kecewa dengan dirinya, rasa bersalah menyelimuti dirinya

mendapati tidak ada jawaban dari putranya Gilbert kembali membuka suara

"kabur dalam keadaan sakit ditengah malam, apa kau kehilangan akalmu Lui? Gilbert mencoba setenang mungkin mengontrol emosinya

"pergi ke kamarmu, ganti baju dan biarkan Devon memeriksa keadaanmu dan kalau papa tau keadaanmu memburuk dari sebelumnya, kau tidak boleh keluar kamar sebelum papa ijinkan, tidak ada hp, tidak ada laptop, makananmu akan diantar ke kamarmu dan kau akan 24 jam dijaga oleh Kai" mata Lui membola mendengar penuturan sang papa, belum sempat memprotes Lui sudah diangkat oleh Devon menuju kamarnya.

"tidak ada penolakan baby, abang tidak sabar untuk memeriksa baby abang yang nakal ini" lirihnya tepat ditelinga sang adik

dengan mata sayunya Lui pasrah dan meletakkan kepalanya diceruk leher sang abang karena jujur saja dia juga sudah kelelahan akibat ulahnya sendiri, sudah dibilang bukan bahwa imun anak itu sedikit lemah.

"eunghh sshh.." ringisan terdengar dari bibir kecil Lui karena merasakan kebas dan ngilu pada tangannya, mata Lui sudah berkaca-kaca siap menumpahkan air matanya.

"utututu kasihaann.. salah sendiri nakal" author

Lui melirik kearah tangan kirinya dan mendapati sebuah infus yang sudah bertengger apik disana, ini yang paling dibenci oleh Lui sedari dulu tidak jauh-jauh dari yang namanya infus, jarum suntik dan alat kesehatan lainnya. Bagi Lui mereka adalah musuh bebuyutan yang harus diperangi dan dibumihanguskan, tidakkah mereka tahu kalau ini sangat menyakitkan.

Lui mendudukan diri dan bersandar dikepala ranjang miliknya sambil meringis dan memegangi kepalanya, dia merasakan pusing ketika bangun tadi dan tidak lama pintu kamarnya terbuka menampakkan sang pelaku yang telah berani memasang benda laknat ditangannya itu, siapa lagi kalau bukan abangnya Devon.

Devon mendekat pada adiknya dengan membawa senjata andalannya yang membuat sang adik ketar ketir Lui takut dia tidak suka perasaan ini, setiap Lui sakit dia akan rewel dan sangat sensitif.

"pusing hm?" tanya Devon lembut mengambil tangan Lui dari kepalanya dan mengelus lembut rambut Lui berharap pusingnya akan berkurang

Lui menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban "a-abaangg le-lepass, tangan Lui sakiitt" pinta Lui dengan air mata yang sudah siap terjun bebas

Devon tidak kuat dengan wajah menggemaskan sang adik, bagaimana tidak mata bulat yang dipenuhi air mata, kedua pipinya merah akibat suhu tubuh yang kembali naik, hidungnya juga ikut memerah akibat menahan tangis dan jangan lupakan bibir mungil itu mencebik lucu siap mengeluarkan rengekan kecilnya

ingin sekali Devon menelan pipi itu bulat-bulat, tapi karena paham kondisi adiknya sedang sakit ia urungkan niatnya tadi

"tidak! itu hukuman untukmu" tegas Devon

"Huaaa abang jahattt!! hiks Lui marah sama abang.. LUI MAU BANG JO!! MAU BANG JOO!!" teriakan Lui memenuhi mansion Va Onkar, membuat semua orang panik dan berlari menuju kamar Lui

"kenapa boy?" tanya Gilbert pada anaknya

"rewel, demamnya kembali tinggi" jelas Devon pada Gilbert

John melangkahkan kakinya menuju sang adik dan dengan hati-hati menggendong Lui ala koala dan disambut baik oleh sang empu yang langsung mencari kehangatan didada bidang sang abang dengan isakan kecil yang masih terdengar.

John mengelus punggung adiknya pelan sambil memberikan kecupan pada pucuk kepala Lui berharap anak itu kembali tenang dan dapat John rasakan suhu tubuh adiknya yang tidak bisa dibilang hangat itu karena setelah kembali di cek suhu tubuh Lui naik menjadi 38.9 derajat.

dengan telaten Katarina memasangkan plester penurun panas pada Lui yang telah tertidur, ya setelah digendong oleh John selang beberapa menit kemudian Lui sudah tertidur.

Katarina menatap lembut sang anak kemudian mengecup pipi hangat Lui

"cepat sembuh bayinya mama.." ucap Katarina setelahnya beranjak keluar dari kamar Lui diikuti oleh suami dan anak-anaknya yang lain.

"pastikan Lui tidak keluar dari kamarnya dan laporkan jika Lui sudah bangun nanti" jelas Gilbert pada Kai yang berjaga didepan pintu sang anak.

"baik tuan" jawab Kai patuh

Semua anggota Va Onkar kembali ke meja makan karena memang sebelum teriakan Lui mereka sedang sarapan. Setelah selesai mereka berkumpul diruang keluarga, ya ini adalah hari sabtu sehingga semuanya libur ditambah sang bungsu sedang sakit sehingga mereka memutuskan untuk tetap berada dirumah.

namun tidak berselang lama ketenangan keluarga itu dikejutkan dengan teriakan seseorang dari pintu masuk mansion Va Onkar.

"LUIII!! ANAK GANTENG DATAAANGG!!" teriaknya lantang tanpa mempedulikan tatapan tajam semua orang padanya

"kevin.." suara rendah dan penuh penakanan dari Devon menyadarkan kevin atas tindakan bodohnya barusan


*hihi ada yang penasaran siapa kevin dan nasib kevin selanjutnya?? sabar yaa..


Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now