19

331 28 5
                                    

Pagi yang sangat cerah ini berbanding terbalik dengan keadaan dikamar inap bungsu Va Onkar yang sudah dihebohkan dengan rengekan Lui yang tidak ada hentinya meminta pulang dan sekolah padahal kondisinya saja belum baik

"aaahh ayolah mamaa.. Lui udah sembuh! Lui gak mau disini" rengekan kembali terdengar

"tidak!" jawaban singkat dan jelas dari Katarina membuat Lui semakin uring-uringan

"aaaahhhh mamaaa!!!"

"diamlah Lui, apakah tenggorokanmu tidak sakit daritadi berteriak terus?" Katarina menatap jengah sang anak

"TIDAK!! LUI MAU PULANG! SEKARANG!" tidak mempedulikan ucapan Katarina Lui justru berteriak kencang

Brak!!

Pintu kamar inap Lui terbuka dengan kencang menampilkan Gilbert dengan ekspresi yang tidak baik untuk Lui

"Luizen Va Onkar" nada rendah penuh penekanan yang terlontar dari mulut Gilbert membuat Lui meremang

"mati gue" batin Lui semakin panik

"teruslah berteriak Lui dan papa pastikan abangmu membedah tenggorokanmu detik itu juga" lanjutnya

"Lui maaf papa.. tapi Lui mau pulang! Lui udah gak betah disini" keluhnya lagi

Gilbert mendekat kebrankar dimana Lui tengah berbaring memandang anaknya itu secara lekat melihat setiap luka yang ada diwajah dan badan sang anak dan dengan yakin dia mencengkram lebam Lui kuat

"ARGH! PAPA LEPAS SAKIT!! Hiks.." teriaknya kesakitan tapi Gilbert tidak melepaskannya tangannya yang satu menekan luka pada wajah Lui secara kasar

"Argh!! Papa udah! Hiks sakitt papa.. mama tolong" teriaknya kesakitan tangannya mencoba melepaskan tangan Gilbert

Katarina? Dirinya hanya menatap datar tanpa ada niatan membantu sama sekali bahkan iba pun tidak

"ini yang katamu sudah sembuh? Mau papa buat dirimu mendekam satu bulan lagi disini?"

"hiks.. eng-nggak papa hiks.. lep-pasin sakith hiks.." tangi Lui keluar sungguh tangan dan wajahnya terasa sakit dan perih saat ini

Cklek!

Pintu kamar kembali terbuka menampilkan John dengan kantong yang berisi buah-buahn untuk sang adik

"a-abang hiks.." panggil Lui meminta pertolongan

"kenapa pa?" Tanya John

"berteriak dan berkata bahwa dirinya sudah sembuh" John yang paham hanya menganggukan kepalanya dan beranjak menaruh buah-buahan dimeja tempat Katarina duduk

"ma abang mau apelnya, tolong potongkan" ucapnya lembut pada Katarina

"papa hiks udah.. perih.. hiks" Lui sudah tidak tahan akhirnya Gilbert melepaskan cengkramannya dan tercetaklah jelas jari-jari Gilbert pada badan Lui

"hiks.. sakit... huuu pa-pa jah-hat hiks huu.." Lui kembali menangis dia memutar badannya memunggungi sang papa

Gilbert membelai lembut badan Lui membalikkan badannya perlahan Lui mengalihkan pandangannya mengindar untuk menatap mata Gilbert

"baby..." panggil Gilbert lembut

Isakan masih sangat terdengar dari Lui hinga napas Lui mulai memberat dan disadari oleh Gilbert

"hey tarik napas dengan perlahan okey" ucapnya sembari mengusap dada sang anak

"hiks.. sakit hiks.. arghh!" serunya semakin meraskan sakit pada dadanya dengan pasukan oksigen yang sangat sulit untuk dia mabil

"Lui!!" panik Gilbert segera dia menekan tombol memanggil dokter

Teriakan Gilbert mengagetkan Katarina dan John mereka berlari mendekat melihat apa yang terjadi

"apa yang kau lakukan Gilbert" Katarina membuka suaranya

Wajah Lui sudah memerah dengan air mata yang terus keluar dadanya terasa seperti ditindih batu besar sangat sesak

"ma-mah sakith hiks.."

"kemana para dokter sialan ini!!" umpat John yang melihat adiknya semakin kacau

Brak!!

Lagi-lagi pintu itu terbuka dengan kasar 3 dokter masuk secara bergantian dengan keringat dingin memenuhi dahi mereka

"cepat sialan!!" sentak John saat melihat ketiga dokter hanya terdiam

Segera mereka memeriksa Lui dan segera memasangkan alat bantu napas, kemudian menyuntikan obat untuk meredakan nyeri yang terjadi kini Lui sudah berangsur-angsur bernapas dengan normal

"sekali lagi kalian telat aku pastikan kaki kalian menghilang dari tempatnya" sekarang Katarina yang angkat suara

"ma-maafkan kamu nyonya" tunduknya takut

"pergi kalian!"

Ketiga dokter itu segera meninggalkan ruangan dan Katarina yang masih setia menggenggam erat tangan Lui terasa dicengkram kuat oleh Lui

"kenapa sayang? Ada yang sakit lagi?" tanyanya sedikit panik

Namun gelengan yang Lui berikan, dia kembali menangis yang membuat semuanya terserang panik

"sayang..."

"mama takutt.. hiks" ucap Lui lirih

"takut apa sayang? Tenang mama ada disini, Lui taku apa hm??" ucapnya lembut tangannya tidak henti-hentinya mengusap dahi Lui

"papa hiks.." mendengar hal itu John dengan sigap menyeret papanya keluar tidak lupa tatapan tajam Katarina pada Gilbert seakan siap melubangi badan Gilbert

"sudah, papa sudah pergi tidak perlu takut okeyy jagoan mama" Katarina memberikan senyuman teduhnya pada Lui

"adik abang mau apa? Biar abang belikan" ucap John setelah berhasil mengusir sang papa

"abang mau peluk" ucap Lui pelan yang langsung disambut hangat oleh John

"sini adik gemesnya abang" John membawa Lui kedalam dekapannya Lui langsung merapatkan badannya pada badan John mencari kehangatan didalam sana

"manisnya anak-anak mama" Katarina senang menatap kedua anaknya akur seperti ini

Namun kebahagian dan ketenangan didalam kamar Lui berbanding terbalik dengan keadaan diluar kamar itu tepatnya kondisi Gilbert setelah diusir oleh anaknya sendiri

"Shit!! Bisa-bisanya anak itu mengusirku?? Lihat nanti dirumah John" kesalnya tidak terima dia akan membalas dendam dengan anak keduanya itu

Ditengah acaraberpelukannya dengan sang adik tiba-tiba John merinding, dia bergidik bingungapa yang terjadi firasatnya terasa buruk

.

.

.

Hai-hai semuanyaaa akhirnya cerita Lui kembali upload setelah sekian lama hihii 

Apakah masih ada yang menantikan cerita ini?? semoga ada yaa

Selamat membaca semoga bisa menemani hari-hari kalian

Terimakasih sudah mau baca, vote, follow dan juga comment😊💕

Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now