18

387 28 4
                                    

Sekarang ini Gilbert sudah berada diruangan pribadi milik Dirga yang ada dimension Va Onkar. Dirinya tengah berkeringan dingin melihat Dirga yang berdiri tegap didepannya dengan sebuah pisau lipat kesayangannya

"d-dadd.. aku bisa jelaskan.. kau tahu Ade- Arkhhhh!!!" belum sempat dirinya menjelaskan pisau itu sudah mendarat didada telanjang Gilbert

"aku tidak peduli alasanmu, kau sudah membuat cucuku terluka!"

"shhh aarghhh!!" teriaknya lagi ketika lagi-lagi pisau kecil dan tajam itu menggores dadanya memanjang menciptakan gambar yang sangat cantik

"lihatlah, bukankah daddy sangat berbakat dalam menggambar?" tanyanya pada sang anak serta menyodorkan cermin didepannya untuk sang anak bisa melihat hasil karyanya

Gilbert melihat lambing Va Onkar tercetak jelas didadanya dengan cairan merah kental yang mengalir disetiap garisnya

Lambang yang akan diberikan jika salah satu anggota melanggar aturan atau membuat kesalahan yang tentunya hanya dilakukan oleh Dirga seorang.

"dad sudah ah" pintanya

Dirga hanya melihat malas sang putra, sungguh sudah sangat lama dirinya tidak menjahili sang anak

"kau tidak boleh menemui cucuku 1 minggu penuh, jika kau melanggar hukumanmu akan jauh lebih berat daripada ini"

"DAD! Apa-apaan aku ti.."

"Kai! Bawa Gilbert kekamarnya dan kunci dia, jangan biarkan dia menemui cucuku selama seminggu"

"tidak! aku tidak mau!"

"baik Tuan Besar" patuh Kai

"Menjauh dariku Kai! Aku tuanmu!"

"maaf tuan"

Kai langsung membawa badan lemas Gilbert menuju kamarnya menyisakan Dirga yang tertawa puas

.

.

Hari ini Lui sudah lebih baik, sudah tidak sesakit yang sebelumnya. Luka-lukanya juga sudah mulai mongering

"Selamat Pagi cucu kesayangan kakek!!" sapa Dirga pada Lui yang tengah menyantap sarapan paginya bersama Katarina

"pagi kakek Lui yang paling tampaaann" sahutnya dengan nada jenaka membuat semua orang tertawa

"bagaimana keadaanmu boy?" Tanya Dirga sembari mengusak rambut Lui lembut

"Luwi buwaik Khek" jawabnya dengan mulut penuh dengan makanan

"telan dulu sayang" Katarina berucap dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Lui

Setelah meminum air putih Lui merasa kenyang, perutnya seperti akan meledak tapi mulutnya terasa ingin mengunyah sesuatu

"udah mama, Lui kenyang" tolaknya ketika mendapat suapan kembali dari Katarina

"baiklah" Katarina menaruh piring itu ke nakas kemudian mengusap ujung bibir Lui yang sedikit basah

"mama mau jelly?" mintanya

"tidak" tolak Katarina tegas

"ahh mama.."

Sungguh tidak suka Lui dengan sikap tegas sang mama, dirinya ingin memakan makanan manis dan kenyal itu

Mata Lui bergulir kepada sang kakek yang tengah duduk disebrang sana kemudian tersenyum cerah

"kakek..." panggilnya lembut

"kenapa? Hm?" Dirga beranjak dan mendekat pada sang cucu, Katarina sudah tau bagaimana ini akan berakhir

Lui mencondongkan badannya lebih dekat dengan Dirga kemudian membisikan sesuatu yang membuat Dirga menahan tawanya

Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now