17

388 23 2
                                    

Pagi menyapa dientah berantah, saat ini terdapat seorang pemuda yang mulai membuka kelopak matanya karna terusik dengan cahaya matahri yang menembus gorden mengenai matanya

"arghh!!" pekiknya kuat ketika sakit mendera badannya ketika mencoba mendudukan diri

"sakithh hiks" tangisnya mengudara

Rasa perih dan panas memenuhi punggungnya, tapi tetap dia paksakan untuk mendudukan diri dan berhasil

Pemuda itu menatap lurus pada gorden kakinya dia bawa melangkah untuk semakin mendekat dan membuka gorden didepannya dan betapa terkejutnya ketika pemandangan yang disuguhkan hanyalah jajaran pohon pinus tinggi memenuhi lahan didepan sana entah berapa luasnya

Itu tandanya dia berada ditengah-tengah hutan, akan sangat sulit baginya melarikan diri dan sialnya lagi dia tidak tahu ini ada dikota apa atau bahkan apakah dia masih berada dinegara asalnya??

Cklek!

Pintu kamar itu terbuka menampilkan atensi dari orang yang sangat dia benci saat ini dengan satu maid dibelakangnya membawa senampan makanan

"sedang apa kau berdiri disitu Lui?" Tanya orang itu kepada pemuda yang tidak lain adalah Lui

Lui tidak menjawab hanya melayangkan tatapan tajam permusuhan, sedangkan orang diberikan tatapan itu hanya menatapnya datar

"turunkan pandanganmu padaku!" perintahnya

"siapa dirimu berani mengaturku?" ucap Lui remeh

Adelard menghela napas menahan emosi untuk tidak menyakitinya lagi karena dia tidak ingin anak ini mati cepat sebelum musuhnya menyaksikan kematian anaknya sendiri

"taruh disana" perintahnya pada maid dan kemudian maid itu keluar

"makan! Aku tidak ingin kau mati lebih cepat" ucap Adelard menatap dingin Lui

"Cuih! Lebih baik aku mati lebih cepat daripada aku disini berlama-lama berbagi oksigen dengan tua bangka sepertimu" ucap Lui berani

Adelard yang mendengarnya tersenyum miring kepada Lui membuatnya dilanda panik dan bingung

"baiklah, terserahmu saja" putusnya kemudian keluar

"kau harus menyiapkan tenagamu untuk permainanku selanjutnya" lanjutnya sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan Lui

Lui menatap tidak minat pada makanan yang diberikan oleh orang itu lagian dia juga tidak sedang napsu makan

Bagaimana dia bisa napsu makan ditengah kondisi antara hidup dan mati, bagaimana kalau keluarganya tidak berhasil menemukannya, apakah dia benar-benar akan mati

Lui memilih untuk melanjutkan lamunannya sembari melihat pemandangan hijau didepan sana dan memikirkan bagaimana caranya dia kabur

Lui tidak tahu kamarnya ada dilantai berapa karna pintu baklon kamar itu terkunci

.

.

"bagaimana apakah ada perkembangan?" Tanya Gilbert pada keluarganya yang kini tengah berkumpul

Suasana dimension Avalon tidak baik-baik saja sejak bungsu kesayangannya menghilang, raut wajah datar dan dingin yang selalu mereka tampilkan, kesalahan sedikit saja nyawa taruhannya dan bisa dilihat diruang bawah tanah seberapa banyak bawahan mereka yang mati mengenaskan karna kesalahan kecil yang mereka buat

"arghh!!" geram Theo ketika tidak berhasil melacak keberadaan adiknya, dirinya snagat frustasi terhadap dirinya sendiri

"kau sudah mendapatkan lokasinya Gilbert" Tanya Katarina yang baru saja turun ikut bergabung bersama mereka

Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now